Minggu, 21 Februari 2016

His Married, But His Gay! How Can...

“Gila! Dia kan udah Kawin! Koq bisa sih dia sama cowok?!”
Statement itu mungkin udah biasa kita dengar untuk menanggapi sebuah cerita atau kasus yang ada di sekitar kita. Memang sejak dari tahun 2015, lalu sepertinya di sepanjang tahun 2016, dan seterusnya issue dan topik mengenai Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender (LGBT) akan tetap hangat jadi perbincangan.
Memang fenomena sosial LGBT ini seperti fenomena bola salju yang semakin lama akan semakin besar. Apalagi sudah beberapa tahun ini banyak Negara-negara di dunia mendukung dan mengesahkan Pernikahan Sesama Jenis. Di awal tahun 2016 saja LGBT, khususnya menjadi topik obrolan hangat.
Tentunya kita mengetahui beberapa pemberitaan mengenai LGBT yang cukup mendapat perhatian publik. Dari beredarnya video Pernikahan Gay di Bali; Krisis yang dihadapi Line Corp; Pelaporan presenter IB oleh dua aktor pendatang baru; dan yang paling mencengangkan adalah pelaporan seorang remaja berinisial DS yang menjadi korban pelecehan seksual sesame jenis oleh Penyanyi Dangdut Kontroversial SJ. Seolah semua pemberitaan ini akan terus berkembang dan akan melahirkan subjek-subjek baru yang siap menjadi santapan publik.
Kebanyakan orang dari berbagai golongan masyarakat seolah terpaku dengan berita mengenai Presenter IB yang sudah menikah dan memiliki dua orang anak, dan tentunya pedangdut SJ yang sudah pernah menikah. Kedua publik figur ini sangat mendapatkan perhatian dari masyarakat awam yang menganggap mereka adalah Pria Normal dan Perkasa tapi dilaporkan ke pihak berwajib karena melakukan pelecehan seksual sesame laki-laki.
Pemberitaan tersebut menimbulkan banyak pertanyaan seperti di awal tulisan ini. Dan ada juga beberapa pertanyaan lain, seperti:
“Sudah menikah, sudah punya anak, tapi koq gay?”
“Kan dia gay, koq bisa punya anak? Emangnya bisa ya?”
Wajar aja pertanyaan-pertanyaan itu muncul dari banyak orang. Karena mereka berfikir kalau gay gak akan bisa menghamili perempuan, ya kecuali kalo salah satu diantara mereka mandul atau sel telur dan sel sperma mereka tidak cocok, ya sampai kapan pun juga gak :bakalan hamil.
Mungkin disini gue akan membahas kalau gay juga bisa menghamili perempuan, ada contohnya Clay AIken (Penyanyi yang terkenal dari Ajang American Idol) yang memang gay dan memiliki keturunan biologis dari seorang perempuan (atau istilah kasarnya numpang benih dalam rahim).
Gue pernah baca sebuah artikel jurnal penelitian yang dilakukan oleh salah satu perguruan tinggi terkenal di Amerika Serikat, dimana dalam jurnal tersebut menuliksan kalau, “Sperma yang dihasilkan kaum gay jauh lebih subur dibandingkan pria heteroseksual.” Penelitian itu seolah terbukti melalui berita mengenai seorang pria gay menyumbangkan spermanya untuk 50 perempuan, yang dilansir melalui link: http://health.liputan6.com/read/2261522/pria-gay-ini-donorkan-sperma-ke-50-orang-wanita?photo=912661
“Tapi gimana caranya? Emang dia nafsu sama vagina?”
Untuk menjawab pertanyaan ini terkadang dari kita suka memutar mata dan berpikir betapa agak bodohnya mereka. Karena untuk terjadinya sebuah kehamilan kan seperti yang kita tahu bertemunya sel sperma yang subur dan sel telur yang subur yang kemudian terbentuknya embrio lalu berkemang menjadi janin.
Proses seorang suami gay dapat menghamili istrinya tentu dengan melakukan hubungan seks dan keduanya dalam keadaan sehat/subur. Masalah mengenai membangun nafsu birahi dari suami gay itu memiliki berbagai cara yang bisa dikatakan unik dan pastinya berbeda dengan suami heteroseksual.
Beberapa pria gay yang menikah dan yang akan melakukan hubungan seks dengan pasangannya tentu punya cara sendiri untuk menaikkan libidonya. Beberapa tahun lalu sempat ada artikel mengenai Seorang Pria yang sudah menikah yang ditangkap aparat berwajib karena membuka bisnis panti pijat plus-plus khusus gay, ketika diwawancara dia mengatakan, “Ya kalo saya ngeseks sama istri saya, saya selalu membayangkan kalau dia adalah cowok. Atau saya nonton bokep homoseks dulu sebelum make istri saya…”
Ada juga pasangan suami istri yang masing-masing adalah seorang gay dan lesbian. Gue pernah ngerumpi dengan beberapa kawan yang memiliki kenalan yang seperti itu. Cara membangkitkan libido masing-masing adalah sekamar ada empat orang; pasangan gay dan pasangan lesbian, mereka masing-masing melakukan hubungan seks homoseksual dan ketika sudah ‘naik’ barulah kedua pasangan penis suami gay itu melakukan penetrasi di dalam lobang vagina istrinya.
Memang terbaca aneh, tulisan gue satu ini. Tapi semoga tulisan gue ini dapat membuka wawasan dan sedikit menjawab pertanyaan-pertanyaan kalian mengenai seorang Gay tapi menikah, tapi punya anak biologis.
Dan tentunya kasus ini berbeda dengan pasangan suami – istri yang prianya adalah Bisexual. Karena seorang yang mengalami Bisexual memiliki hasrat seksual ke lawan jenis dan juga sesame jenisnya. Berbeda dengan gay, yang hanya punya hasrat seksual ke sesame jenis saja.

Sabtu, 20 Februari 2016

KESIBUKAN dan KE-WOLES-AN

Usia bertambah seiring berjalannya waktu. Hal-hal yang dipelajari pun akan semakin banyak menyesuaikan dengan meningkatnya status pendidikan, semakin meluasnya jaringan dan pergaulan social, dan pengalaman-pengalaman bekerja untuk seseorang/institusi. Hingga seseorang bisa tumbuh, berkembang, dan semakin luas wawasannya.
Ada yang terus berjalan dan mengembangkan dirinya untuk mencapai cita-cita dan mendapatkan pencapaian yang diambisikan. Keadaan juga dapat menuntut seseorang yang harus mengembangkan pekerjaan dan karier; dari yang tadinya mendapatkan semua kebutuhan dan keinginan melalui support dari orang tua, hingga keadaan harus menuntutnya untuk berjuang sendiri dan memiliki ‘tanggungan’ walaupun belum menikah.
Dalam segala aspek untuk mencapai ambisi, pasti akan ada hal-hal yang harus dikorbankan atau bahasa halusnya dikesampingkan. Hal ini karena alasan, “Masih bisa nanti”, atau “Ya, udahlah nanti aja kalau gue enggak sibuk,” atau berbagai alasan-alasan yang dianggap memang bisa dijadikan alasan. Diantaranya:
• Hubungan Pertemanan
Kita tentunya selama hidup memiliki banyak social grouping, dari mulai teman SD, teman SMP, teman SMA, teman Main, teman Kuliah, teman kantor, bahkan banyak link pergaulan sosial dari berbagai lingkungan yang ada selama kita menjalani hidup kan.
Ketika kita di satu masa, kita memiliki teman dekat tersendiri, dan itu akan berubah seiring berjalannya waktu. Misalnya, ketika kita SMP kita pasti memiliki teman dekat, dan ketika masuk SMA dan kita pisah dengan teman SMP, kita akan memiliki kualitas dan kuantitas waktu yang akan berkurang dengannya, dan memiliki banyak waktu dengan teman-teman di SMA. Begitu lah seiring berjalannya, akan ada yang sedikit terlupakan dan ada yang baru yang lebih intends.
Akan ada kecemburuan pastinya, akan ada perasaan kecewa tentunya, dan akan ada sebuah kalimat yang terlontar, “Yaudah, elo enjoy aja sama teman baru elu! Sombong!”
Makanya enggak heran, banyaknya meme dengan tulisan-tulisan yang sedikit menyindir mengenai hal Itu diantaranya;
“STRANGERS can become BESTFRIEND just easy! As BESTFRIEND can become STRANGERS!”

“Suasananya udah beda. Udah enggak sedekat dulu. Udah engga seasyik dulu. Udah enggak seakrab dulu. Dan gue, kangen sama yang dulu-dulu…”

Beberapa tulisan meme diatas beredar di Path dan Instagram. Berarti banyak orang yang mengalaminya. Kesibukan mencapai sebuah tujuan masing-masing sehingga kita mengesampingkan appear group yang telah lama ada, dan kita tanpa sengaja sedikit Ke-woles-an menanggapinya. Seolah berkata, “Yaudah Maaf gue lagi sibuk, next time kalo sempat kita ketemuan deh ya,”
Akan ada kecemburuan yang tanpa sadar ketika kita melihat teman kita sedang bersenang-senang dengan teman barunya. Dan ada perubahan sikap yang tanpa sadar terjadi. Dan ujung-ujungnya muncul sebuah statement, “See you on top guys!”

• Status Relationship
“Sibuk kerja terus! Kapan nikahnya?”
“Mana nih pacarnya? Gak pernah bawa pacar deh!”
Okay, mungkin untuk beberapa eksekutif muda yang sibuk mengejar ambisinya atau dipaksa untuk sibuk karena pekerjaan akan mendapatkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu dari orang-orang sekitar.
Sibuk kerja, terlalu konsen dengan tuntutan pekerjaan, dan banyak kegiatan dengan lingkungan sosial mau enggak mau menuntut kita untuk fokus dan mengesampingkan urusan ini.
Kita akan memiliki kalimat difensif, “Jodoh gak akan kemana! Nanti kalo udah waktunya juga bakal ketemu dengan orang yang pas dengan kita.”
Bahkan terkadang kita muluk untuk mendapatkan pasangan yang bisa selalu memahami kesibukan kita, menerima kita apa adanya, atau seseorang yang sesuai strata sosial dan strata pendidikannya dengan kita. Padahal, kita terlalu naïf untuk menolak mendapatkan tipe pasangan seperti itu sulit. Okay, terpatnya TERLALU SULIT!
Dan lagi-lagi KESIBUKAN membuat kita jadi KE-WOLES-an.

• Keluarga
Sebuah kelompok sosial yang suka tidak suka terbentuk dari kita lahir. Ada yang mengatakan ‘Keluarga adalah tempat bersandar,” ada juga yang mengatakan, “Hanya keluarga yang dapat menerima kita dalam kondisi apapun dan bagaimanapun…”
Apa benar seperti itu?
Okay, buat kita yang naïf memang hal itu yang kita harapkan. Tapi bagaimana kenyataannya? Apakah keluarga dapat menerima kita apa adanya? Apa keluarga dapat menerima begitu saja kita dengan kesibukan-kesibukan kita yang tanpa sadar kita kesampingkan?
Bohong kalau kita tidak pernah mengalami protes dari keluarga. Misalnya, kita mendapatkan jadwal pekerjaan disaat adanya acara keluarga besar. Cibiran-cibiran halus pasti kita dapatkan kan.
Dan lagi-lagi KESIBUKAN membuat kita jadi KE-WOLES-AN

Rabu, 07 Mei 2014

Mslide Project Profile

MSlide Project is a new event organizer that will execute party for the urban youth in Jakarta city. Started in February 2014 in the capital city of Indonesia, MSlide Project united people with different characters, talents, and experiences as one team that has an incredible and unique value in the industry of event organizing in Indonesia, especially the capital city, Jakarta.

Mslide Project has their own term for the Party people which is “Sliders”. This term is dedicated for the people who wants to get the ultimate party experience with a different atmosphere in the heart capital city.

This atmosphere can be felt in teaser pre-event Mslide Project yang that is believed to have contributed towards the SlideFest Drifting Car Festival 2014, 8th March 2014 located in JI Expo Kemayoran, Jakarta. where in this project, Msilde collaborated Banana Auto & Hawk’N’Poke to realize for the first time in Indonesia an Automotive and drifting car festival which is collaborated with a conceptual rave party which is similar to that in the film Fast and Furious Tokyo Drift. In Addition, SlideFest 2014 also received a warm welcome from the public and the media as well.

New York Slide to South that will take place on the 12th of April 2014, in 365 Eco Bar will be the first official event from Mslide Project. In this premiere event, we selected the concept and theme based on the New York Party scene which is moved to Jakarta Selatan. In this event, we will try to provide a different atmosphere for our party people. We would like to try and enduce the feeling in which our party people has been exported directly into a real party that is happening in New York


For our next event, Mslide Project will provide a different party experience which will surely not be mainstream and different to what is normally presented in Jakarta. our next event is is London Slide on Ice Party, Tokyo Laser Slide to Spring, and there are still many more events that we have planned with various concepts that will surely not disappoint. We would like to conctantly surprise our party people with events which are out of this world.

The people that are involved in Msilde project itself includes people who posses capability, experience and expertise in their own field respectably; Akbar Rais, Dimas Wibisono, Alicia Wardhana, Dylla Agesia, Jerry Likumahwa, Amanda Gianina, Ankatama, Godaii, Frans Romu, Alvarez Moses, ALza Kiky Perdana, Daniel Supit, Magi Pasha, Matthew MCconnel, Amelia Oktiana, Jessica Octoris, Allysha Prasetya, Bima Satria, Andristy Kusumaningrum, Citra “Ciko”, Oia Rukoya, dan Putrinda Rembulan.

The vision and mission of Msile are listed below:
Vision:
To become a Barometer and Trendsetter dalam in the field of Event Orginizing and Event Planning in Indonesia.

Mision:
• Creating party events with a fresh, euphoric and different environment
• Building a good working relation with various Media (Media Relations) in Indonesia
• Building a good working relation with various communities (Community Relations) in Indonesia
• Building a good working personal relation with all the stakeholder and Party people in Indonesia, specifically in DKI Jakarta.

For a detailed information, you can contact
And Instagram @mslideproject

Rabu, 12 Maret 2014

SlideFest 2014

Apa sih yang ada di pikiran kalian mengenai acara festival otomotif? Pastinya kita berpikiran hanya akan ada mobil-mobil keren dari berbagai brand-brand otomotif terkenal yang dipamerkan, balap mobil dengan berbagai tekhnik mengemudikan mobil, dan tentunya SPG-SPG cantik yang berdiri disebelah mobil-mobil itu. Tapi apa pernah kita pernah membayangkan sebuah acara otomotif bernuansa pesta seperti di film Fast & Farious bisa diadakan di Indonesia dan cukup berhasil?


Tepat pada tanggal 8 Maret 2014, lalu di Jakarta ada sebuah event bertajuk SlideFest 2014, Drifting Festival & Community Cars Meet. Acara yang diselenggarakan oleh Hawk ‘N’ Poke, Banana Auto, dan bekerja sama dengan Mslide Project ini diadakan di JI Expo Kemayoran dan diikuti oleh puluhan komunitas mobil dari Jakarta hingga luar Jakarta.




Acara SlideFest 2014 ini berbeda dengan event-event otomotif lainnya, karena untuk pertama kalinya di Indonesia diadakan Acara Otomotif Drifting Festival yang digabungkan dengan konsep Rave Party. Sehingga baik penyelenggara, pengunjung, dan tenant-tenant dalam event tersebut merasakan sebuah Atmosphere berbeda dalam sebuah event otomotif.
Bila kita mengingat kembali cuplikan beberapa adegan pada film Fast & Farious; Tokyo Drift, maka seperti itulah atmosphere yang pengunjung dapat rasakan dalam SlideFest 2014. Bukan hanya ada aksi drifting dari banyak Drifter handal Indonesia, Exclusive Car Show, namun juga ada perform dari sejumlah DJ handal ibukota, beberapa diantaranya adalah DJ Hilmi Hills, DJ Whisnu Santika, dan DJ Dmust Akira.


Selain itu, yang tidak kalah mencuri perhatian pecinta otomotif dan masyarakat adalah dalam acara tersebut juga dimeriahkan oleh para aktor dan aktris pemain film Street Society yang tengah booming di Indonesia, dan dinilai sebagai film Fast & Farious versi Indonesia. Marcel Chandrawinata, Edward Akbar, Chelsea Islan, Yogie Tan, dan Daniel Topan, adalah beberapa aktor dan aktris dari Film Street Society yang hadir dalam rangkaian acara tersebut. Selain menjelaskan mengenai film mereka kepada para pengunjung, para pemain dari Street Society juga turut memarkan aksi mereka dalam berkendara di area drifting JI Expo Kemayoran.

Perpaduan antara acara otomotif Drifting Festival dan konsep Rave Party pertama kalinya itu dalam SlideFest cukup dikatakan berhasil, banyak dari pengunjung yang merasa puas dengan adanya event tersebut. Berbagai pujian dalam update twitter pengunjung dapat membuktikan kalau acara ini mendapat antusias dari kalangan pecinta otomotif dan masyarakat umum. Dan banyak dari mereka yang berharap agar acara ini menjadi acara tahunan yang rutin diadakan, mengingat setiap tahunnya jumlah pecinta otomotif, khususnya Drift semakin bertambah.

Senin, 02 Desember 2013

"Endure Your Self"

Berbulan-bulan gue menunggu datangnya job MC tapi gak kunjung datang. Tapi ternyata Tuhan memang memberikan kejutan yang benar-benar menyenangkan hati gue. Disaat gue kelar menyelesaikan skripsi dan ngumpulin skripsi yang berbulan-bulan juga bikin gue galau dengan revisi yang gak kunjung henti, Tuhan membukakan jalan lagi.
Berkat teman gue si Agung Motivamor (MC dan finalis 12 besar Stand-up Comedy Kompas TV) yang menyarankan gue untuk ibadah rajin dan sholat tahajjud, akhirnya enggak sampai dua minggu gue mendapatkan kabar gembira. Melalui teman gue Ryan Fachri (Anggota Duo AMPM yang lagi hitz dikalangan ABG) yang merekomendasikan gue ke temennya untuk menjadi MC di Roadshow Pertamina Enduro “Endure Your Self” di SMA/sederajat di DKI Jakarta.
Senang, ya tentu. Apalagi saat itu gue gue bener-bener udah kehabisan uang yang gue gunakan untuk bayar uang kuliah dan membayar printilan-printilan skripsi (print, entertain informan, jilid, ongkos kesana kemari, dan printilan lainnya). Gue bersyukur banget mendapatkan kesempatan itu. Secara brand yang gue pegang ini adalah salah satu brand terbesar di Indonesia.
Saat technical meeting gue udah deg-degan aja, karena Rizka (temennya Ryan) mewanti-wanti gue, “Inget ya gue minta tampil sebagus mungkin, soalnya client kita ini agak ribet mengenai MC. Kalo mereka gak suka, kemungkinan besar akan di cut langsung. Dan gue harus ganti lagi. Jadi tolong yang bagus supaya kalian dipake terus selama event berlangsung.”
Perasaan gue campur aduk kala itu, gue ngeri banget kalo gue bakal di cut. Mau sebagus apapun intinya kalo client gak suka, yaa gue di cut. Deg-degan, parno, dan ketakutan berlebih gue alamin sebelum menjelang event. Doa gue gak kunjung berhenti baik setelah ibadah ataupun lagi santai. Gue gak mau sampe kredibilitas gue turun dan di cut gitu aja sama Pertamina sebelum event kelar.
Roadshow hari pertama dimulai di SMAN 2 Jakarta, 25 November 2013 lalu. Orang EO bilang ini adalah Trial Day untuk semua crew yang bertugas. Gue datang kepagian aja donk, jam 7 pagi gue udah sampe di sekolah yang letaknya di daerah Kota itu. Sekolah yang asyik banget, letaknya diantara Paragon dan Crown, sebrangnya pas banget sama Stadium dan Illigals (taulah ya maksud gue), gimana gak enak coba.
Event hari pertama itu berjalan lancer, fun, dan bener-bener berkesan banget. Semua murid SMAN 2 Jakarta menerima baik kehadiran gue dan rekan-rekan yang bertugas di acara roadshow itu. Euphoria mereka memberikan energy tambahan buat gue yang harus berpanas-panasan dan teriak-teriak saat itu. Apalagi di event itu pas banget sama Hari PGRI, jadinya guru-guru yang perform goyang Caesar ditengah lapangan, ini yang paling bikin gue seneng. Ditambah lagi pas gue bacain pemenang undian, murid-murid disana kaya kasih feedback positive banget. Bikin gue semakin semangat menjalankan pekerjaan.
Pokoknya SMAN 2 juara banget deh asli.


Hari kedua event roadshow mampir ke SMAN 57 Jakarta. Cukup mengasyikkan disana, walaupun sempat tertunda untuk segment basketball battle 3 0n 3, tapi acara berlangsung oke banget. Walaupun euphoria yang ada tidak sesemangat di SMA sebelumnya, tapi asyik banget.
Hari selanjutnya di SMAN 48 jakarta, dan hari berikutnya di SMKN 57 Jakarta. Acara yang berlangsung di dua sekolah dalam dua hari ini lumayan rame juga. Walaupun panas menyerang, gue tetep semangat membawakan acara roadshow yang memang ada dua segment itu, segment pertama seminar mengenai Pertamina, dan segment selanjutnya di lapangan basket.
Hari terakhir untuk event Roadshow activation Pertamina Enduro “Endure Your Self” tiba di SMKN 44 Jakarta. Sekolah yang letaknya antara Kemayoran dan Cempaka Putih ini asyik banget! Gue dan team crew yang bertugas senang banget akan euphoria yang murid-murid dan guru-guru berikan kepada kami. Apresiasi mereka juga tinggi dalam menyambut event yang mempromosikan produk oli buatan dalam negeri ini.


Hari terakhir event ini gue sempet mengalami problem yang cukup parah dalam penampilan gue. Suara gue sempet hilang paginya dan mengharuskan gue puasa ngomong. Gue sampe harus minum obat batuk, makan permen pelega tenggorokan, dan gak berhenti dzikir dan berdoa supaya suara gue ada lagi.
Dan Alhamdulillah Puji Tuhan, udah kaya semesta mendukung. Selama berjalannya acara di SMKN 44 Jakarta suara gue keluar, walaupun serak-serak becek dan agak seksi kaya Ayu Tingting, tapi suara gue yang habis tadi pagi itu tetep enak didengar. Energy, semangat, dan apresiasi murid dan guru itu benar-benar membantu semangat gue untuk bisa memberikan penampilan yang terbaik.
Sikap dan perilaku yang hangat dalam menerima kehadiran gue dan rekan-rekan crew lainnya benar-benar membuat semua anggota team yang terlibat menjadi bergairah dalam event hari terakhir itu. Hampir semua dari kami, apalagi gue seperti merasa artis terkenal dalam sehari (padahal sih yee gue masih meniti ke arah sana).
Banyak dari mereka yang minta foto bersama gue dan teman-teman lainnya, menanyakan akun twitter gue (selain itu gue paksa mereka follow twitter gue hahahaha), dan mereka bener-bener exited parah mengikuti setiap kegiatan dan segmen kami adakan di sekolah itu.


Event lima hari ke lima sekolah berjalan dengan lancer dan meninggalkan kesan positif buat gue. Kerjasama team yang kompak di team gue, ada Angga, Arwanta, Ray, Brando, Karien, Putri, Mas Roy, Mba Sheila, Irvan, Ade, Ombreng, dan lain-lain asik banget. Terimakasih atas kerjasama selama lima hari barengan keliling sekolah.



Terimakasih gue juga buat semua murid dan guru dari SMAN 2 Jakarta, SMAN 57 Jakarta, SMAN 48 Jakarta, SMKN 57 Jakarta, dan SMKN 44 Jakarta yang sudah memberikan apresiasi dan euphoria selama event berjalan.
Terimakasih juga untuk Ryan Fachri yang sudah merekomendasikan gue sebagai MC kepada pihak event organizer, jadi gue bisa perform dalam event roadshow Pertamina kali ini.
Dan tentunya gue tidak lupa mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang sudah membukakan pintu peluang dan pekerjaan untuk kali ini. Thanks Lord, you’re the one only my Amazing God!”


Alhamdulillah.

Minggu, 29 September 2013

Power of Social Media

Social Media saat ini bukan hanya digunakan sebagai alat sharing individu. Seiring perkembangan teknologi informasi dan media interaksi banyak perusahaan dan produk yang memang sudah menggunakan ini sebagai tools sebuah produk, misalnya untuk brand promotion, brand activision, & brand campaign, atau mungkin lebih dikenal dengan nama “Buzzing Campaign”.

Mungkin diantara kita yang menggunakan twitter dan mem-follow beberapa artis – artis ternama Indonesia sering membicarakan mengenai suatu produk tertentu dalam tweet-nya. Walaupun brand atau product tersebut memang memiliki official account twitter sendiri, mereka tetap membutuhkan orang atau account twitter tertentu yang memiliki Power Influencer atau “Kekuatan Mempengaruhi”terhadap audience-nya (atau lebih dikenal dengan follower). Orang – orang atau account – account yang digunakan untuk melakukan buzzing campaign tersebut lebih dikenal dengan “Buzzer”.

Buzzer – buzzer tersebut dibagi menjadi tiga kategori, ada; Celebirity (Artis, people knowing); Celeb twit (public account yang memiliki influential bagi follower-nya; Common People (orang biasa yang memang memiliki jumlah follower tidak sebanyak celebrity atau celeb twit, namun memiliki pengaruh bagi followernya.
Penggunaan jasa “Buzzer” tersebut bukannya free atau hanya sekedar partnership. Namun, mereka dibayar dengan harga yang disesuaikan dengan jumlah follower mereka. Beberapa Buzzer dari Celebrity diantanya: @agnezmo; @radityadika; @marshanda; @raisa6690; dan lain-lain.
Sedangkan untuk celebtwitt yang sering menjadi langganan menjadi buzzer sebuah brand diantanya; @TwitFakta, @MentionKe, @infotekno, @pepatah; @twetramalan; dan lain-lain.


Namun, sebelum mengadakan buzzing campaign melalui twitter, ada hal – hal yang harus diperhatikan oleh Brand atau Agency, diantanya:
1) (What) Apa content yang akan disampaikan melalui Twitter sebagai media brand activation.
2) (Who) Siapa yang menjadi Buzzer. Dalam hal ini harus disesuaikan antara produk dengan follower dari akun – akun yang akan dipilih. Apakah sesuai dengan target consumer dari produk tersebut atau tidak. Misalnya untuk produk olahraga, buzzer yg akan dipilih adalah; Darius Sinathriya. Valentino SImanjuntak; dan lain- lain.
3) (When) Dalam melakukan buzzing campaign harus memperhatikan waktu yang tepat untuk campaign. Traffic teramai Twitter Timeline Indonesia adalah antara pukul 16.00 – 21.00 pada weekday, dan pada weekend pada pukul 14.00 – 21.00.
4) (How) Bagaimana kalimat yang di create untuk campaign yang harus disesuaikan dengan brief content diawal. Bahasa penyampaian umumnya yang dapat mempengaruhi adalah kalimat yang “Soft Direct”, BUKAN yang “Hard Direct”.
Bahkan ada beberapa brand yang menggunakan scenario untuk membuat customer-nya penasaran dan mencari tahu sendiri mengenai sebuah produk. Misalnya yang pernah dilakukan oleh Blackberry Z10; beberapa buzzer digunakan oleh Blackberry untuk mengkomper antara Z10 dan I-phone 5. Scenario tersebut menjelek-jelekan produk blackberry dan mengangkat mengenai kelebihan dan fitur I-phone 5. Namun sebenarnya hal itu digunakan untuk memancing para audience untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fitur dari Z10. Dan alhasil awareness public terbentuk, dan campaign tersebut efektif sesuai dengan ekspektasi Blackberry. Ini dapat terlihat dari efford Public ketika Z10 baru di launching.
5) (Where) Mengenai Lokasi dari Buzzer juga harus menjadi perhatian bagi Brand atau produk. Misalnya untuk buzzing campaign Mengenai Event (Brand Activasion). Misalnya brand akan mengadakan event di Bandung, otomatis penggunaan buzzer juga sebaiknya dipilih dengan domisili di Bandung atau yang memberikan informasi mengenai Kota Bandung, misalnya; @infobdg; @BandungRetweet; dan lain – lain.

Beberapa hal diatas adalah beberapa detail yang sebaiknya diperhatikan oleh advertiser, boutique communications, ataupun yang ingin melakukan buzzing campaign agar Social Media activation yang akan dilakukan berjalan dengan efektif dan sesuai dengan ekspektasi.


Salah satu kelebihan lain dengan penggunaan Social Media sebagai Branding Tools sebuah produk adalah dapat menjadi media bridging untuk mendapatkan banyak informasi langsung dari customer. Misalnya ada keluhan dari customer, dapat dijadikan bahan evaluasi produk tersebut.
Selain itu, Social Media juga dapat menjadi media komunikasi dan interaksi antara produk dengan loyal customer-nya.

Selasa, 25 Juni 2013

Pura - Pura Tidak Ada Apa - Apa

Gue mencoba menahan segala bentuk emosi dan kemarahan gue. Gue gak mau menunjukkan kekecewaan gue dan kemarahan gue dengan komunikasi verbal. Gue gak mau merusak hubungan yang selama ini sudah berjalan baik.
Gue memendam kekecewaan gue sendiri tanpa bisa sharing dengan siapapun. Kadang gue merasa muak sendiri dengan stakeholder lingkungan sosial gue yang selalu memandang gue sebelah mata dan meremehkan kemampuan yang gue miliki.
Terkadang juga gue harus menahan kemarahan gue supaya gak berantem dan akhirnya terjadi permusuhan. Gue gak mau punya musuh, gue gak mau mewarnai hidup gue dengan banyak musuh dan orang – orang yang membenci gue.
Mungkin gue juga salah menumpahkan kekesalan gue melalui social media twitter. Gue nge-tweet mengenai perasaan dan prasangka gue. Itu semua gue lakukan karena memang gue merasa tidak ada satupun orang yang bisa gue ajak sharing mengenai masalah gue. Dan gue yakin juga kalau gue curhat sama orang mereka palingan juga Cuma bisa bilang “Sabar”, atau “Udah lah jangan mikir negatif gitu”.
Yaa, mereka Cuma bisa mendengarkan, iya kalau mereka dengerin. Kalau mereka Cuma belagak dengerin karena gak enak sama gue gimana? Trus kalo mereka bisa dengerin, apa mereka bisa ngerti perasaan yang gue rasakan?! Bisa jadi itu bakal jadi nyinyiran mereka.
So Far kalo ada masalah gue Cuma bisa menahan itu dalam hati saja. Sedikit orang yang mengetahui masalah – masalah yang gue hadapin, sekali pun temen – temen deket gue sendiri. Sampe sekarang gue gak pernah yakin temen – temen deket gue ngertiin perasaan atau keadaan gue.
Jadi selama ini setiap gue kumpul sama temen – temen gue atau lagi sharing sama mereka gue belagak gak ada masalah apapun. Gue selalu menggunakan topeng senyum dan terlihat gak ada apa – apa.
Kalo misalnya gue kecewa sekali pun sama teman – teman gue, gue berusaha memendam itu. Gue gak bisa ngomong ke mereka. Gue takut malah yang ada salah paham dan akhirnya berantem. Kalo udah berantem malah nyiptain musuh baru.
Beda sama teman – teman gue, kalo gue punya salah sama mereka dan mengecewakan mereka, mereka ngomong langsung ke gue. Dan yang pasti gue bakal minta maaf. Tapi kalo sebaliknya, mending gue pendem aja sendiri.
Kadang gue pengen menjauh dari semua orang yang deket sama gue. Gue terlalu capek menahan kekecewaan gue. Tiap gue ngomong kadang gak didengar, gak dianggap. Tapi kalo gue salah langsung deh pada nyerocos.

Minggu, 23 Juni 2013

Perempuan Kamuflase

Tangisan pecah dari seorang gadis yang tak sanggup menahan air mata dan teriakkannya yang menggelegar ruangan hampa yang hanya diterangi cahaya lampu dari luar ruangan.
Lelaki bertubuh tegap yang tepat didepannya berusaha memegang tangan perempuan itu, namun ditepis oleh perempuan itu, “Kamu gak perlu pegang-pegang aku lagi! Aku jijik sama kamu! Kamu anggap aku ini apa?”
“Aku bisa jelasin semuanya, aku sayang kamu Lana,” lelaki itu terus berusaha meyakinkan perempuan di depannya walaupun tangannya ditepis oleh perempuan itu.
“Astaghfirullah, kamu masih bisa bilang kamu sayang aku? Setelah apa yang udah aku lihat tadi?! Gila kamu!”
Plak!!!
Perempuan itu menampar keras lelaki dihadapannya. Lalu dia menunjuk wajah lelaki itu dengan tatapan tajam dan berusaha mengeluarkan cacian, makian, dan kata-kata kasar lainnya, namun dia tak sanggup lagi berkata-kata.
Perempuan muda itu langsung berlari meninggalkan ruangan tersebut, isak tangis dan air mata tak dapat ia tahan lagi.

***

Setelah kejadian itu Lana merasa hancur, hatinya tidak mungkin lagi menerima Reno apapun alasannya. Dia sudah terlanjur merasa disakiti. Bathinnya berkecamuk, namun ia tidak mampu menumpahkan amarahnya pada Reno.
Jangankan untuk bertemu Reno dan menumpahkan amarahnya. Untuk membayangkan wajah Reno saja ia sudah muak. Ia tidak ingin bertemu lagi dengan kekasih yang sudah dipacarinya selama hampir satu tahun itu.
Tak ada lagi alasan untuk bertemu Reno. Baginya Reno tidak lebih dari sampah yang harus dibuang, bahkan kalau perlu dibakar. Perempuan mana yang sanggup menerima dan berlapang dada setelah ditipu masalah yang benar – benar besar dan tidak akan disangka –sangka.

Lana mengenal Reno di salah satu kursus public speaking yang ia ikuti. Awalnya dia merasa biasa saja dengan sosok tampan Reno yang memang tidak dapat diungkiri. Karena menurut Lana wajah dan ketampanan bukan alasan satu – satunya untuk membuatnya tertarik dengan pria.
Berawal dari pertemuan pertama dan berkenalan, lalu saling keep in touch satu sama lain, membuat dua orang tersebut akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan yang lebih dari sekedar teman biasa.
Awalnya Lana cukup ragu akan jalinan asmaranya tersebut. Hal ini dikarenakan profesi mereka yang hampir sama, yaitu sama – sama berkerja dibidang entertainment. Seperti yang diketahui oleh banyak orang, pria pekerja dunia entertainment selalu mendapat cap playboy dari masyarakat, bahkan tidak sedikit yang menganggap pria pekerja seni kebanyakkan juga memiliki penyimpangan orientasi sexual.
Lana berusaha menepis keraguan – keraguan itu dan berusaha tidak mendengarkan orang lain. Lana berusaha mempercayai Reno apapun yang terjadi. Aktivitas yang mereka lakukan selama pacaran pun hampir sama dengan pasangan lainnya, makan, nonton, saling mengantarkan apabila salah satu diantara mereka tengah sibuk dengan job MC ataupun host.
Reno selalu memanjakan Lana dengan segala hal. Membelikan boneka, memberi bunga, hadiah – hadiah lainnya, hal itu lah yang semakin membuat Lana yakin kalau Reno menyayanginya. Belum lagi Reno adalah pasangan yang selalu memberikan perhatian, Lana semakin yakin.
Keraguan yang awalnya muncul pun lama – kelamaan pudar. Lana merasa Reno adalah pria yang tepat, dan dia sudah mulai jatuh cinta pada pria itu. Ditambah lagi Reno selalu pengertian dengan berbagai aktivitas Lana, dari mulai syuting, kuliah, pergi bersama teman – temannya, Reno sama sekali tidak membatasi. Yang penting bagi Reno adalah Lana masih menyempatkan waktunya untuk bertemu walaupun hanya seminggu sekali.

***

Bak petir di siang bolong, Lana merasa dirinya bagaikan tersambar petir. Niat untuk memberikan kejutan kepada Reno berantakan sudah. Bukannya Reno yang merasa terkejut, tapi dirinya lah yang merasa terkejut dan shock.
Bagaimana tidak, saat Lana pergi ke kost-an Reno dengan membawa bungkusan kado yang berisi jam tangan yang selama ini Reno inginkan namun belum sempat dibeli. Lana membelikan jam tersebut sebagai hadiah memperingati delapan bulan mereka jadian.
Lana sempat kaget karena tumben sekali pintu kost’an Reno tidak dikunci. Tumben ini anak gak ngunci pintu. Pasti dia lupa deh. Lana sedikit ragu membuka pintu itu, pelan – pelan ia buka dan masuk ke dalam kamar Reno.
Ketika dia masuk, dia melihat kamar mandi kosong, pasti Reno masih tidur deh, pikirnya dalam hati. Dia tersentak mendengar suara aneh, terdengar seperti orang yang sedang ciuman. Hah? Apa mungkin Reno selingkuh? Anjrid, gue gepin langsung!
Dia berjalan mengendap – ngendap melewati lorong kecil kamar itu. Dan alangkah terkejutnya dia. Dia melihat Reno, kekasihnya itu tengah bercumbu dengan seseorang. Yang lebih membuatnya terkejut adalah orang yang bercumbu dengan Reno adalah seorang laki – laki.
BRAKK!!!
Benda yang dibawanya terjatuh dari tangannya. Hal ini membuat kaget dua orang laki – laki yang sedang memadu nafsu binatang itu.

***

Sudah berhari – hari Lana terlarut dalam emosi yang tidak menentu. Dia selalu melamun saat tidak mengerjakan apa – apa. Lana benar – benar merasa depresi. Dia tidak menyangka kalau kekasihnya yang dipercaya dan disayanginya akan berselingkuh. Bukan sama perempuan, terlebih dengan laki – laki.
Saat sedang berada dikampusnya dan bergegas ingin pulang, ada tangan yang menangkap tangannya dan menarik tubuhnya. Alangkah terkejutnya Lana, kalau tangan yang menariknya itu adalah tangan Reno.
“Lo mau ngapain lagi ketemu gue?” Bentak Lana didepan banyak orang. Tentu saja beberapa orang yang lewat menoleh kearahnya.
“Lana, aku mau jelasin semuanya sama kamu. Tapi gak disini sayang.” Jelas Reno memelas.
Muak, tentu saja Lana rasakan, “Gak usah pake sayang – sayangan. Lo gak inget apa gue udah jijik sama lo!”
Reno semakin keras mendekap tangan Lana, “Please, izinin aku untuk jujur sama kamu.”
Lana memutar bola matanya, wajahnya kini semakin penuh kemarahan. Sesekali dia melihat wajah Reno, “Oke, lo ikut ke mobil gue. Tapi gue gak ada waktu lama – lama! Gue udah bener – bener muak.”
Setelah itu Lana dan Reno berjalan menuju parkiran mobil kampus. Dengan langkah kaki cepat mereka berdua masuk ke dalam mobil. Lana duduk dibangku supir, dan Reno disebalahnya.
“Gue bener – bener gak nyangka! Untung aja lo gak pernah ngewek sama gue!” kata – kata kotor tersebut meluncur dari mulut Lana yang sudah tidak mampu menahan segala emosi yang dia rasakan. “Lo bajingan! Lo sampah! Anjing lo emang!”
“Lana aku minta maaf, ini semua diluar kontrol aku,” perlahan Reno menjelaskan, suaranya lirih. Dia malu dengan apa yang terjadi saat ini. Apalagi dengan kejadian saat Lana melihat dirinya saat itu.
“Gak usah sok banyak alasan deh! Cepetan apalagi? Lo mau terus sama gue? Biar gue bisa jadi perempuan kamuflase lo didepan banyak orang?”
BUK!!!
Refleks tangan Lana menonjok pipi laki – laki yang duduk disebelahnya dengan tenaga penuh amarah. Dia tidak mampu lagi menahan kemarahannya.
Reno menoleh kearah Lana dengan tatapan tajam, pipinya kini lebam. Tonjokkan keras yang dilakukan Lana membuatnya sedikit marah.
“Apa?! Ngapain lo ngeliatin gue kaya gitu?! Itu belum seberapa, harusnya lo itu nerima yang lebih dari gue!” tantang Lana penuh kebencian.
“Aku pasrah kamu mau ngapain aku, tapi aku mohon dengerin aku dulu.”
“Halaaah, emang lo pantesnya pasrah! Sampah kaya elo emang pantes gue gituin!”
Tangisan Reno pecah. Air mata mengalir di wajah tampan indo miliknya itu. “Oke Lana, aku minta maaf sama kamu. Aku gak bermaksud menipu kamu atau membohongi kamu. Aku sayang kamu, honestly aku sayang kamu. . .”
“Taik! Lo gak usah ngumbar sayang – sayangan lagi,” Lana langsung memotong omongan Reno.
“Aku biseks. Aku nafsu sama perempuan dan laki – laki. Selama ini aku gak jujur karena mana mungkin kamu bisa menerima kondisi aku yg seperti ini.”
Dengan cepat tangan Lana membuka pintu di seberangnya, dia sama sekali tidak menghiraukan perkataan Reno. “Sekarang gue keluar dari mobil gua!”
“Tapi Lana. . .”
Kaki Lana refleks menendang Reno untuk keluar dari mobilnya, “Pergi lo! Keluar!” Kaki Lana terus menendang Reno tanpa henti.
Sampai akhirnya Reno yang tidak mampu menahan tendangan Lana pun terjatuh keluar dari mobil. Lana dengan gesit menarik pintu bangku penumpangnya itu dan sedikit mengenai bagian kepala Reno. Di gasnya mobil itu dan meninggalkan Reno yang masih terlingkup di parkiran mobil.
Sesaat Lana memundurkan mobilnya kembali, dia melihat Reno sudah terbangun dari tanah. Wajah Reno yang lecet dibagian dahi dan pipi akibat perbuatannya membuat Lana sedikit puas.
“Gue harap elo jangan pernah nemuin gue lagi! Atau hal ini akan gue sebarin ke semua orang termasuk orang tua lo!” Ancam Lana, setelah membuka kaca mobilnya di depan Reno. Telunjuknya terus menunjuk laki – laki yang menjijikan itu.

Senin, 17 Juni 2013

Bukan AKu yang Salah Mah, Pah!

Keluarga mana yang menginginkan seorang generasi penerusnya adalah seorang yang cacat baik fisik, apalagi mental. Semua orangtua dan keluarga lainnya pasti menginginkan anak/cucu/keponakkan yang memiliki kesehatan lahir dan bathin, “normal” seperti yang lain.
Namun, apabila seorang anak/cucu/keponakkan terlahir dengan cacat apa mereka semua dapat dengan lapang menerima? Atau seorang anak yang lahir memiliki kekurangan yang membuatnya tidak ‘normal’ seperti anak kebanyakkan apa mereka masih bisa menganggapnya ada? Lalu kalau seorang anak yang lahir dengan adanya penyimpangan yang berbeda dengan yang lainnya apakah mereka akan tetap merasa bersyukur dengan kehadiran anggota keluarga baru?

Entah sejak kapan Naomi menyadari ada yang salah pada dirinya. Dia merasa aneh dan tidak mengerti dengan apa yang dirasakannya. Dia mencoba mengadu hingga kesana – kemari juga tak kunjung mendapatkan jawaban pasti mengenai dirinya sendiri. Di usianya yang hampir menginjak duapuluh tahun, dimana pada masa ini ia seharusnya tengah selesai dalam pencarian jati diri.
Langkahnya belum selesai. Dia merasa masih harus mencari dan harus mendapatkan jawaban dari apa yang selama ini dia pertanyakan sebelum tidurnya dan saat ia terbangun. Pikirannya terus bergejolak melawan hawa nafsu yang ia sendiri tidak pahami sampai kapan ini akan berlanjut.
Naomi bercermin dalam kamarnya yang hanya diterangi lampu tidur. Terpampang jelas bayangannya di cermin. Rambut bondol, raut wajah menawan, kemeja kotak – kotak yang longgar, celana jeans pendek. Dia terbengong melihat bayangan wajahnya sendiri. Dia merasa aneh pada dirinya sendiri saat itu.
Tak lama terlarut dalam lamunannya sendiri, Naomi melepas kemeja kotak – kotak dan celana pendek yang melekat pada tubuhnya. Bayangan kini berganti dengan sosok tubuh yang dililit dengan korset yang amat ketat menekan buah dada dan perut. Celana dalam laki – laki yang tidak seharusnya ia pakai karena dia seorang perempuan.
Naomi perlahan melepaskan korset yang ia kenakan. Tinggalah tubuh indah perempuan dengan payudara. Dia melihat dengan seksama payudara miliknya sendiri. Lalu melihat kearah bawah bagian perutnya yang masih dibungkus celana dalam.
Kenapa ini harus ada pada tubuh gue?! batinnya berkecamuk saat melihat payudaranya. Kenapa gue gak punya titit kaya yang lain?! Dia memegang bagian vaginanya dengan sedikit remasan kemarahan.
Kenapa gue harus jadi perempuan? Kenapa gue gak jadi cowok aja? Kenapa?! Kenapa? Tangisnya pecah saat itu. Butiran air mata menyibak membasahi pipi gadis manis yang seakan marah pada dirinya sendiri.
Sudah lama Naomi menyadari ada yang tidak beres dalam dirinya. Dia lebih menyukai berpenampilan seperti laki – laki. Gesture dan bahasa tubuhnya pun lebih mirip laki – laki daripada perempuan. Kegemaran akan sepak bola, basket, dan olahraga lainnya yang umumnya disukai laki – laki dia lebih suka ketimbang harus bermain bekel atau boneka bersama teman – teman perempuannya. Dia hanya menggunakan rok saat dia sekolah. Sejak payudaranya tumbuh, dia tidak mau memakai beha sebagai penyanggah, dia lebih memilih memilin payudaranya dengan korset yang kemudian dilapis dengan kutang atau miniset.
Dan begitu pun dengan orientasi seksualnya. Dia sama sekali tidak memiliki ketertarikkan dengan laki – laki. Dia akan sangat bergairah apabila melihat bagian intim perempuan lainnya. Apabila mencium bau keringat perempuan ia akan dengan mudah terangsang dan nafsu menguasainya.
Namun, walaupun begitu, Naomi belum pernah melakukan hubungan badan dengan sesama perempuan manapun. Dia begitu takut dan tidak berani kalau harus melakukan hubungan intim dengan sesama perempuan.

Setelah menangis di depan cermin, Naomi bangkit dari duduknya yang meringkuk. Dia langsung menghapus air mata yang membasahi wajahnya. Perlahan dia berjalan menuju lemari dan mengambil pakaian untuk menutupi tubuh bugilnya itu.
Mungkin ini sudah saatnya. Mungkin sekarang gue adalah waktunya gue untuk jujur dan mengatakan yang sebenarnya. Mungkin dengan begitu gue akan mendapatkan solusi, paling enggak sedikit melegakan perasaan gue.
Perlahan dengan wajah yang sendu dia melangkah keluar dari kamarnya dan menuju lantai bawah. Langkahnya berat. Perasaannya kacau balau, antara ragu dan yakin dengan keputusan yang ia buat sendiri. Dia melihat Ayahnya, Jeremy, dan ibunya, Anne tengah asyik duduk di sofa dan menonton televisi di ruang keluarga.
Perlahan tapi pasti Naomi menghampiri keduanya. Lalu dia duduk di sofa kecil disebelah sofa tempat orang tuanya duduk bersama.
“Pah, Mah, Naomi mau bicara,” Naomi berkata pelan dengan wajah menghadap kebawah. Dari suaranya sangat terdengar kalau gadis muda tengah kalut.
Jeremy tersenyum melihat anaknya yang kini telah tumbuh menjadi gadis dewasa, “Ada apa Mi? Serius amat kayaknya.”
Anneke dengan enteng dan bercanda menanggapi anaknya itu, “Palingan juga mau minta uang lagi. Iya kan Mi, gitu aja kamu pake serius amat deh.”
Mengetahui orang tuanya yang baik – baik saja itu, Naomi mengambil remote tv dan mematikan tv itu.
“Lho koq TV-nya dimatiin sayang? Ada apa sih MI?” tanya Anneke kebingungan melihat tingkah laku anaknya yang tidak biasa.
“Mah, Pah, sebenernya ada yang mau aku bicarakan. . .” Naomi mengambil nafas panjang sebelum melanjutkan kata – katanya, “tapi aku mohon Mama sama Papah jangan marah sama Naomi ya.”
Jeremi dan Anneke semakin kebingungan saat ini, “Lah, emangnya kamu ngapain sampai kamu bilang Papah sama Mamah gak boleh marah?” tanya Jeremy kepada anaknya yang menatapnya dengan tatapan lirih namun tajam.
Naomi berusaha menenangkan dirinya, dia kembali mengambil nafas panjang. Perlahan – lahan dan terbata – bata Naomi memulai kata – katanya, “Pah, Mah, sebenernya aku gak normal. . . Aku...”
Anneke memotong perkataan anaknya, “Apa maksud kamu gak normal?” tatapan tajam dan lirih pun tergambar pada wajah Anneke.
Jeremy hanya bisa memalingkan pandangannya ke arah langit – langit rumah dan berputar tak menentu. Bibirnya bergetar tidak mampu berbicara lagi.
“Mah, Pah, ini bukan salah aku. Aku gak tahu harus gimana lagi,” perlahan air mata Naomi jatuh, “Naomi harus ngaku sama Mama dan Papa.” Sesaat dia terdiam, tatapannya tidak menentu ingin melihat kearah mana. Lalu dia menunduk, “Mah, Pah, Naomi. . .” kata- katanya kembali terhenti karna isakan tangisnya, “Naomi Lesbian”

Jeremy dan Anneke amat sangat terkejut dengan pernyataan anaknya barusan. Hati orang tua mana yang tidak shock mendengar sebuah pengakuan dari anak yang selama ini mereka besarkan dan mereka kasihi dengna sepenuh hati. Bagaikan tersambar petir di siang bolong sepertinya tepat menggambarkan hati Jeremy dan Anneke saat itu.
Naomi sudah siap dengan apapun resiko yang akan diterimanya. Dia sudah siap apabila orangtuanya menyuruhnya pergi dari rumah. Dia sudah siap apabila orangtua yang selama ini membesarkannya tidak mau lagi menganggapnya sebagai anak.
Naomi langsung menghampiri orang tuanya dan sungkem di pangkuan kedua orangtuanya sambil menangis histeris. “Maafin Naomi, maafin Naomi Mah, Pah. Naomi gak bisa normal seperti anak perempuan lainnya. Naomi cacat Mah, Pah. Naomi enggak normal.” Kata – kata itu meluncur dari mulut Naomi begitu saja.
Dengan perlahan Jeremy dan Anneke menyentuh dan mengusap kepala anak yang sedang menangis di pangkuan mereka. Air mata juga tidak mampu ditahan oleh mereka.
“Naomi, sebenarnya,” Anneke perlahan berkata sambil terisak – isak, “Mama sama Papa sudah tahu kalau ada yang janggal dengan kamu.”
Naomi perlahan mengangkat kepalanya dan menatap Anneke lirih, “Maksud Mama?”
Jeremy menatap Istri dan Anaknya, “Kamu ingat ketika dulu waktu kamu kecil Mama dan Papa pernah mengajak kamu ke dokter. Trus, kamu ditanya banyak pertanyaan sama dokter itu?”
Naomi mengangguk pelan.
“Waktu itu Papa dan Mama ngajak kamu ke psikolog,” Anneke lanjut menjelaskan, “Mama dan Papa merasa ada yang janggal sama kamu saat itu. Kamu lebih suka apapun yang lebih disukai laki – laki. Kamu sama sekali enggak suka apapun yang sewajarnya disukai sama anak perempuan seumur kamu.”
Wajah kedua orangtua Naomi tersenyum lirih, sangat tergambar senyum penuh kekecewaan dan kesedihan. Naomi kembali menangis dalam pangkuan kedua orangtuanya sambil tidak berhenti mengarakan, “Maafin Naomi Pah, Mah,” isak tangis dan air mata terus mengirinya kala itu.
“Apapun yang terjadi sama Naomi, Naomi tetap anak Papa dan Mama.” Jeremy berusaha menghibur Naomi saat itu, “Papa dan Mama akan tetap sayang sama Naomi. Gimana pun kondisi kamu, kamu tetap anak Papa, gaka ada yang bisa mengubah itu. Sekali pun kamu tidak normal.”
Tangis Naomi makin meledak mendengar perkataan Papa yang disayanginya.
“Mama gak akan berubah. Mama akan tetap menyangi kamu,” Anneke mengucap kata – katanya lirih. Dia mengangkat wajah anaknya dan menghapus air mata Naomi.
Mereka bertiga berpelukkan saat itu. Suasana mengharu biru di rumah yang tidak terlalu besar. Naomi memeluk kencang kedua orangtuanya. Tangisan dan air matanya kembali meledak manakala mengetahui tanggapan orangtuanya. Antara senang, sedih, dan tidak menyangka akan tanggapan yang orangtuanya berikan.
“Mah, Pah, Naomi janji suatu saat Naomi akan berubah dan menjadi perempuan normal kaya perempuan – perempuan lainnya.” kata – kata itu meluncur tulus dari mulut Naomi kepada kedua orangtuanya yang saat itu ada dipelukannya.

Gue PR BUKAN PIAR

Hari Rabu yang cerah, dimana matahari sudah bersinar hangat menyinari Kota Jakarta yang sudah hiruk pikuk dengan berbagai kegiatan dan aktivitas setiap warganya yang selalu mencoba dan berusaha untuk menaikkan derajat status sosialnya. Persaingan selalu terjadi di kota yang tidak lagi Metropolitan, tapi sudah Megapolitan.

Pagi itu Samantha tengah sibuk mendandani penampilannya. Dari mulai membuat keriting sosis di bagian bawah rambutnya, foundation dan bedak untuk mencerahkan wajahnya. menggunakan eye liner yang membuat matanya terlihat lebih besar dan tajam, eye shadow tidak lupa dia bubuhkan demi menambah kecantikan wajahnya, tentu tidak ketinggalan lipgloss dan lipstick yang semakin membuat bibir perempuan itu merona.
Samantha memilih baju terbaik yang menurutnya akan menambah penampilan elegannya. Atasan putih dengan kerah shabrina yang menutupi pundak, dilengkapi dengan rok berwarna hitam yang panjangnya sedikit diatas lutut yang memamerkan bentuk kaki indah, panjang, dan jenjang. Penampilan elegannya semakin bertambah dengan pilihan sepatu wedges hitam yang membentuk kakinya semakin cantik. Aksoris kalung, cincin, dan gelang perak tidak ketinggalan ia gunakan. Dan sekarang dia siap untuk melakukan interview pekerjaan.

Samantha begitu semangat untuk melakukan test wawancara, apalagi ini adalah panggilan pertama untuknya setelah tiga bulan resmi menjadi Sarjana Ilmu Komunikasi dari salah satu universitas swasta di Jakarta. Secercah doa dia panjatkan pada Tuhan agar wawancara hari ini berjalan lancar dan dia dapat diterima di perusahaan yang menjadi tujuannya.
Wajah cantik perempuan Indonesia yang dimiliki Samantha semakin terlihat menarik kala dia tersenyum semangat keluar dari kamar kost-nya. Gadis yang biasa disapa Sam itu memang tinggal sendiri di Jakarta. Dia adalah seorang perantauan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

”Pagi Mbak Sam. Mau kemana pagi – pagi gini udah cantik aja?” sapa Mbak Ivon pembantu di rumah kostan tempat Sam tinggal.
“Eeh Mbak Ivon,” senyum ramah Sam menyapa Mbak Ivon, “Iya nih, mau interview kerjaan. Doain ya mbak biar lancar.”
”Insya Allah lancar ya Mbak.”
”Amin Mbak, aku duluan ya.”
Dia kemudian mengambil kunci mobilnya dan bergegas membuka mobilnya yang terparkir di halaman depan bersama mobil – mobil penghuni kost lainnya.

***

Akhirnya Samantha sampai juga di perkantoran elite di wilayah Jakarta Pusat. Sesaat sebelum turun dari mobil dia kembali mengambil cermin dan melihat kembali wajahnya. Setelah dirasa cukup dia kemudian turun dari mobil dan kembali merapihkan pakaiannya. Lalu dia berjalan menuju kantor dengan penuh percaya diri.
Senyum hangat dan ramah diumbarnya kepada semua orang yang berpapasan dengannya. Kaum laki – laki tentu sangat menikmati pemandangan itu, bagaimana tidak seorang gadis cantik dengan paras Indonesia khas memberikan senyum yang begitu mempesona.

Tidak lama kemudian dia sampai dan menjelaskan kepada bagian front office maksud dan tujuannya. Kemudian dia duduk di sofa untuk menunggu panggilan untuk test wawancara. Tidak terlalu lama menunggu Samantha akhirnya dipanggil, dan dia berjalan menuju ruangan tempat berlangsungnya test tersebut.
“Silakan duduk,” seorang laki – laki kisaran usia tigapuluh tahun mempersilakan Samantha duduk dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman, “Saya Emir.”
Samantha mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan Emir, “Saya Samantha.” Setelah itu dia duduk dengan anggun dan tetap tersenyum.

Emir membaca CV dari Samantha dan sesekali melihat kearah Samantha dengan tatapan ramah menggoda, “Oke, kamu lulusan PR ya. Dari yang saya baca di CV kamu sepertinya kamu cocok untuk berkerja disini.”
“Iya Pak. Terimakasih.” Senyum Samantha tidak berhenti diumbarnya.
“Gini, PR yang kita butuhkan di perusahaan ini akan tugasnya Simple,” Emir menjalaskan sambil memegang dahunya dan menatap tajam lawan bicaranya, “tapi apa kamu yakin bisa menjadi PR yang handal untuk salah satu anak perusahaan kami?”
Tidak ada keraguan dalam diri Sam untuk bertanya pada Emir, “Saya akan mencoba Pak. Memang apa tugas dari PR yang Bapak maksud?”
“Jadi gini, kamu akan ditempatkan di Desire Club. Club itu adalah salah satu anak perusahaan ini,” Emir menjelaskan dengan seksama. “Disitu tugas kamu simpel, beramah tamah pada semua tamu yang datang ke Desire Club, terutama member club. Disana kamu harus menawarkan untuk tamu – tamu untuk open bottle minuman – minuman yang kami jual. Setiap botol – botol yang dibeli tamu kamu akan mendapat komisi tambahan. Kalau memang tamunya tidak mau, kamu bisa merayu supaya mereka membuka botol. Bermanja – manja sedikit juga gak apa – apa.”

Samantha Shock mendengar penjelasan dari Pak Emir. Dia tidak menyangka Public Relations yang dimaksud Pak Emir seperti itu. Senyum hangatnya berganti mimik serius, tidak ada senyuman. Tatapan mata hangatnya berganti menjadi tatapan dingin.
“Maaf Pak. Sepertinya saya tidak cocok berkerja di perusahaan ini. Terimakasih.” Samantha bangun dari duduknya dan berlalu dari Emir dengan langkah kaki cepat keluar dari kantor itu.

***

Sambil menyetir mobil dia mengambil smartphone-nya dan menelfon salah satu temannya. Samantha berniat untuk ke rumah temannya itu. Jengkel, kesal, dan butuh teman untuk menceritakan unek – uneknya itu pada orang lain yang dia percaya.

Macetnya Jakarta pada hari itu menambah kekesalan gadis berusia duapuluh dua tahun itu. Masih terngiyang – ngiyang penjelasan Pak Emir yang menurutnya menyimpang dan bodoh. Gila aja tuh orang, bego banget sih! Bathin Sam mengamuk.

Setelah satu jam berjuang melawan macetnya Ibukota, akhirnya Samantha sampai juga di rumah kawannya. Sehabis parkir dia langsung masuk ke rumah temannya itu. Teman Sam yang memang sudah ada di halaman depan rumah menyambut kedatangannya. Mereka lalu cipika – cipiki dan masuk ke dalam rumah.

“Ada apa sih Sam sama lo? Koq tadi di telfon lo sewot amat deh?” tanya Olivia sesaat setelah dia dan Samantha duduk di meja makan sambil mengambil minuman untuk Sam.
Sebelum menjawab Samantha menjawab pertanyaan Olivia, dia minum minuman yang diambilkan sahabatnya, “Elo harus tau ya Liv, gue kan tadi interview kerjaan. Bete banget asli, kesel gue!”
“Wew, udah interview aja lo. Bukannya bersyukur lo udah dipanggil, gue aja nungguin panggilan sampe belumur gini.”
“Eeh gimana gue mau bersyukur Liv. Secara aneh banget deh. Kan itu buat PR ya, gue pikir PR disitu sama kaya PR – PR corporate kaya biasanya kan.” Samantha menjelaskan dengan menggebu –gebu dan sesekali menyibakkan rambut panjangnya, “Eeh, taunya gue mau ditempatin di anak perusahaannya yang Club gitu. Gue lah disuruh sok – sok’an ramah tamah ala – ala ke tamu – tamu. Trus jual – jualin minuman – minuman gitu.”
“Hahahahaha,” Olivia tertawa mendengar penjelasan dari sahabatnya yang lagi kesal, “Trus? Trus?”
“Gue bilang aja gini, sepertinya saya gak cocok kerja disini.” Samantha menirukan bagaimana dia menjawab Emir saat sesi wawancara tadi. “Gila aja lagian, ngapain gue capek – capek jadi sarjana kuliah PR kalo emang kerjaan gue Cuma jual – jualin botol trus ngerayu – rayu om – om supaya buka botol! Sorry deh gue mau jadi PR beneran yang oke, bukan PR yang Cuma bisanya leyeh – leyeh trus ngerayu – rayu.”
“Good, good. Lagian emang kalo di Indonesia sih aneh yah. Club – club disini nganggep PR itu cuman untuk jual – jualin botol. Trus, juga ada malah yang nawarin dirinya ke customer untuk playing sex. Amit deh gue!” Olivia menimpali kata – kata Samantha, “trus rencana lo gimana?”
“Jangan sedih, gue juga lagi nungguin panggilan kerjaan lagi nih. Semoga aja PR Firm yang gue kirimin CV bakal manggil gue deh.”

***

Sudah dua minggu Samantha tidak menerima panggilan pekerjaan setelah dia menolak pekerjaan sebelumnya. Tidak ada penyesalan dalam dirinya untuk mengambil keputusan itu. Dia amat sangat menentang segala apa yang tidak sesuai dengan prinsip yang dia anut. Apalagi selama menjadi mahasiswa dulu dia adalah orang yang sangat kritis dan mencari banyak pengetahuan mengenai profesi Public Relations yang sesuai dengan definisi dan praktik kerja profesional.
Buku – buku mengenai Public Relations seperti Affective Public Relations karya M. Cutlip dan buku – buku Strategi Public Relations karya praktisi dan ahli komunikasi tidak luput dia baca guna menambah pengetahuannya akan dunia Public Relation.
Tidak ketinggalan dia selalu mengikuti seminar – seminar baik di dalam kampusnya ataupun seminar di luar kampus untuk menambah ilmu dan wawasannya. Dengan demikian tidak heran kalau penjelasan dari Emir mengenia konteks kerja mengenai PR yang ditugaskan padanya tidak sesuai dengan apa yang dia anut. Menurutnya itu menyimpang. Itu bukan pekerjaan PR sebenarnya. Dipikirannya itu sama saja dengan sales. Percuma aja dia kuliah selama empat tahun dan mendalami ilmu Public Relation bila bekerja tidak sesuai prinsipnya.
Dia mau menjadi PR sesuai dengan apa yang dia dapatkan dari berbagai buku dan seminar – seminar yang dia ikuti. Dia mau menjadi media relations, client relations, public affair, government relations, strategic planer, atau corporate communications, atau dia juga ingin menjadi Konsultan PR yang handal.
Oleh karena itu selain mengirimkan lamaran pekerjaan ke perusahaan yang sebelumnya dia juga mengirimkan ke beberapa perusahaan Agensi PR di Jakarta. Sayangnya dari perusahaan – perusahaan PR firm itu belum memanggilnya. Tapi dia tidak putus asa, Samantha tetap menunggu dan berdoa agar dia dipanggil dan dapat bekerja di salah satu agensi PR konsultan yang dia tuju.

Dan pada akhirnya dia mendapatkan telefon dari salah satu perusahaan PR agensi untuk interview kerja. Tentu Samantha sangat senang dan gembira saat dia mendapatkan kabar. Tidak percuma dia menunggu dan sabar selama ini.

***

Singkat cerita setelah melewati beberapa test seperti wawancara dan psikotest, Samantha diterima di Agensi PR konsultan itu. Sam merasa beryukur karena agensi yang ditujunya adalah salah satu perusahaan yang cukup benefit dan terkenal di kalangan praktisi. Dia ditugaskan untuk menjadi media relations.
Menulis siaran pers perusahaan klien dan menyebarkannya ke media – media konvensional baik redaksi atau wartawan perseorangan, lalu mengirimkan undangan kepada media apabila ada acara klien seperti Media Launch, Media Annouchment, Press Conference, Media Roundtable, merupakan beberapa tugasnya saat ini.
Sam begitu enjoy dan menikmati pekerjaannya kali ini. Belum ada keluhan – keluhan berarti selama menjalani profesinya. Ya, paling kalau Sam mengeluh hanya karena jam kerjanya yang memang tidak teratur, kadang dia harus sampai jam sembilan malam di kantor. Atau dia lembur seharian untuk mendapatkan konfirmasi dari media atau klien.
Memang pada awal test wawancara, Samantha diwawancara oleh Managing Director di agensi itu. Pak Arif namanya, “Kamu yakin bisa mau bekerja di agensi? Jam kerjanya tentu tidak menentu, karena memang kita harus memenuhi kewajiban kita kepada klien sesuai dengan kontrak.”
Samantha menjawab dengan tegas, “Tentu Pak. Saya akan berusaha. Saya juga tidak mau over promisses but low contribute.”

Pada salah satu event kliennya, Samantha ditugaskan untuk menjaga meja registrasi media. Memang dari kebanyakkan wartawan yang datang pada acara tersebut kebanyakkan adalah laki – laki. Sehingga banyak wartawan yang centil dan menggodanya kala itu. Namun, dengan tetap sabar dan ramah, Samantha berusaha menyembunyikan perasaan risih saat mereka menggodanya.

Setelah registrasi media selesai, Samantha lalu masuk ke dalam tempat berlangsungnya acara. Senyum dan bersikap hangat kepada klien, media, dan teman – teman kantornya merupakan kewajiban baginya. Bagaimana pun dia harus menumbuhkan image baik di depan semua orang.
Pada saat dia ke toilet dia berpapasan dengan salah satu wartawan yang daritadi sudah melihatnya dengan tatapan aneh dan menggodanya. Namun, memang seperti tuntutan pekerjaannya dia harus bersikap ramah, karena dia tidak mau merusak nama baik tempatnya bekerja hanya karena egonya sendiri.
“Hey cantik,” sapa wartawan yang diketahui namanya Rudi dengan nada genit menggoda.
Sam hanya membalas dengan senyuman dan berlalu.
PLAK! Telapak tangan Rudi mendarat pada bokong Sam.
Sam yang tidak terima langsung membalik badannya dan berhadapan dengan pria yang tersenyum nakal itu, dan BUK!!! Tonjokkan mendarat pada wajah Rudi.

***

“Kamu gila apa!” Seorang laki – laki paruh baya membentak karyawan perempuannya sambil berdiri mondar – mandir dan menunjuk muka lawan bicaranya, “Kelakuan kamu tadi bisa merugikan perusahaan tau!”
“Tapi Pak Arief, tadi Mas Rudi yang berbuat kurang ajar ke saya pak. Dia menepok bokong saya duluan. Saya gak terima Pak.” Samantha menjelaskan mengapa dia sampai melakukan hal yang diluar kontrolnya tadi.
“Apapun alasan kamu, tapi kalau sampai Rudi memperkarakannya ke polisi bukan Cuma kamu aja yang kena dampaknya! Agensi saya ini juga pasti akan dapat reputasi buruk dari media dan klien!” Pak Arief tidak mau kalah menjelaskannya, “Samantha, seharusnya kamu tidak langsung bertindak kasar langsung begitu.”
“Saya gak takut kalau Rudi melaporkan tindakkan tadi. Saya juga akan melaporkan balik dengan tuduhan pelecehan seksual Pak.” Samantha tetap ngotot, dia tidak mau begitu saja disalahkan oleh atasannya.
“Kalau nanti tidak ada media yang mau datang ke acara – acara klien dan tidak mau menerbitkan press release yang kita kirimkan gimana? Agensi PR mana yang akan sukses kalau sudah dimusuhi media?”
Samantha yang merasa kalau dirinya tidak dibela dan pecuma kalau dia terus berargumen hanya bisa mengatakan maaf, “Oke Pak, saya minta maaf. Saya memang losed control tadi. Lain kali saya akan mengontrol emosi saya Pak.”
Arief mengambil nafas panjang, “Baiklah, semoga kamu tidak akan mengulang seperti yang kamu lakukan tadi. Ingat, reputasi perusahaan kita yang akan dipertaruhkan kalau kamu macam – macam, dan saya tidak segan – segan memecat kamu.”

***

Kejadian serupa hampir setiap acara klien dan mengundang media selalu terjadi. Samantha berusaha tetap behave menanggapinya. Dia teringat akan ancaman pemecatan dan reputasi buruk yang bukan hanya dia saja dapatkan, melainkan juga untuk kantornya.

“Ohh ini yang namanya Mbak Samantha. Cantik juga ya.” Celoteh seorang karyawan Klien perusahannya saat Samantha beramah tamah dan memperkenalkan dirinya pada semua orang yang menyapanya.
Sam hanya menanggapi dengan tersenyum dan, “Terimakasih Mas.”
“Iya ya cantik. Coba aja kancing kemejanya dibuka satu lagi. Pasti bener – bener PR banget deh.” Celoteh karyawan klien lainnya dengan mata genit sambil tatapannya melihat bagian dada Sam.
Sam menyipitkan matanya. Dia menahan emosinya. Ekspresi tidak suka ditunjukkan kepada beberapa wartawan dihadapannya. Dengan langkah kaki gontai, Sam meninggalkan mereka semua sambil meremas telapak tangannya sendiri.
Salah satu rekan kerja Sam yang bernama Seto melihat kejadian itu. Bergegas dia menghampiri Sam yang menuju arah toilet.
“Sam, lo kenapa? Ada apa Sam?” tanyanya saat setelah dia menyusul dan menarik tangan Sam sampai gadis itu berhadapan dengannya.
“Heran, tuh karyawan klien gak ada sopan – sopannya amat. Masa gue dibilang coba buka kancing satu lagi pasti PR banget deh.” Jawab Sam dengan emosi yang menggebu – gebu menahan agar tidak keluar seperti kejadian sebelumnya.
“Hahahahaha, serius lo?” Seto tertawa terbahak – bahak. “Oke gue ngerti, tapi lo jangan sampe losed control lagi ya. Inget, biar gimanapun mereka klien, jadi lo jangan sampai macam – macam. Lo harus tetep ramah sama mereka, apalagi sama boss-nya.”
“Iya gue akan tetap ramah. Tapi gue ramah bukan berarti harus memperilihatkan belahan dada gue dan leyeh – leyeh kaya Nikita Mirzani ya!”

Dan tanpa disadari Samantha, sendari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan gerak – geriknya dengan tatapan seperti macan yang siap menerkam mangsanya.

***

“Pak, itu karyawan anda yang bernama Samantha boleh juga ya.” Kata seorang laki – laki di sebrang saluran telefon.
“Hahaha, maksudnya apa Pak Munawar?”
“Masa Pak Arief gak ngerti maksud saya?!” pertanyaan balik terlontar begitu saja. “Perusahaan saya akan terus menjalin kerjasama dengan agensi Bapak. Saya tidak akan mengambil kontrak dengan agensi lainnya. Kalau perlu saya akan memberikan investasi kepada Agensi Pak Arief.”
Arief tentu saja kaget dan tidak menyangka kalau kliennya akan mengatakan bentuk kerjasama yang ditawarkan. Tergiur dan gelap mata kini dialaminya. “Oke, semua akan beres pak!”

***

Samantha terlihat bingung saat mengetahui dari rekannya kalau dia dipanggil atasannya. Dia tidak mengetahui pasti mengapa dia dipanggil. Tumben si boss manggil gue, salah apaan gue ya? Apa gue mau dikasih kerjaan lagi? Pertanyaan demi pertanyaan berkecamuk dalam bathinnya.

“Samantha, begini saya mau mempromosikan kamu untuk naik jabatan.” Kata Pak Arief saat Samantha duduk di depan meja kerjanya.
Tentu saja perempuan itu shock mendengar apa yang dikatakan atasannya itu. “Hah? Promosi pak? Tapi kan saya belum tiga bulan pak kerja disini.”
Pak Arief memutar bola matanya dan senyum aneh mengembang dari bibir tebalnya, “Gini, saya mau menawarkan sesuatu pada kamu. Klien kita, Pak Munawar CEO perusahaan IT mau kamu jadi konsultan pribadinya.” Perlahan – lahan dia menjelaskan semuanya pada Sam.
“Hah? Maksudnya Pak?”
“Iya dia meminta kamu untuk jadi Konsultannya. Dia suka sama kamu. Kalau kamu bisa deketin dia, Agensi kita akan mendapatkan investasi dan tentu saja Pak Munawar akan memperpanjang kontraknya dan akan mengambil kontrak – kontrak yang belum diambil. Tentu ini akan menguntungkan perusahaan dan karier kamu ke depan. Ya, rayu – rayu dikit lah Pak Munawar itu.”
Mata Samantha membelalak. Kaget dan tidak menyangka kalau boss-nya akan menjual dirinya pada klien perusahaan, “Maksud bapak, bapak mau jual saya?”
“Enggak, enggak. Bukan begitu Sam. Saya hanya mau membuka peluang kamu kedepannya untuk menjadi Konsultan PR yang handal.”
Sam memalingkan wajahnya dan melirik tajam pada atasannya, “Dari penjelasan bapak tadi, saya menagkap kalau bapak mau menjadikan saya sebagai gratifikasi untuk perusahaan ini kan? Maaf pak, saya gak bisa.”
“Samantha, sebaiknya kamu memikirkan dulu.” Pak Arief tetap tenang menghadapi lawan bicaranya yang sudah dirasa emosi. “Ini akan menguntungkan kamu juga, bukan hanya perusahaan saja. Kamu akan bisa jadi Konsultan PR yang mahal dan tentu diperhitungkan enggak kalah sama saya.”
“Pak, saya masih bisa deh kalau ngerjain apa kek. Tapi gak begini juga pak.” Samantha meninggikan nada suaranya.
“Tenang Sam. Kamu gak perlu emosi seperti itu.”
“Maaf yaa Pak, saya mau jadi Profesional PR, bukan PIAR! Saya gak mau jadi Piaraan!” Sam semakin meninggikan nada bicaranya. Dia tidak peduli lagi dengan siapa dia berhadapan.
“Lho koq jadi piaraan?” Pak Arief tentu tidak mau kalah, dia juga meninggikan suaranya, “Saya Cuma menawarkan hal yang pastinya akan menguntungkan buat kamu juga.”
Sam bangkit dari duduknya dan menunjuk Pak Arief, “Halahh, itu sama aja saya jadi gratifikasinya Bapak. Itu sama aja Bapak menjual saya! Ingat pak saya PR bukan PIAR!!!”
Pak Arief yang terkejut dengan perlakuan karyawan barunya yang memang cantik itu langsung berdiri, “Kamu kenapa jadi kurang ajar sama saya?!! Saya juga nawarin ini demi kebaikkan kamu! Yaudah, kalo kamu gak mau, saya pecat kamu!”
Senyum miring tergambar dari paras Sam, “Gak perlu bapak pecat! Saya RESIGN!” dan Buk!!! dia memukul meja Pak Arief sangat kencang.