Minggu, 24 Februari 2013

Kecantikan Perempuan dan Media di Indonesia



Cantik. Merupakan satu kata yang selalu diidamkan setiap perempuan. Siapa yang tidak mau tampil cantik?
Perempuan selalu menginginkan kecantikkan dengan berbagai cara dan mengikuti role model yang dapat membuat mereka selalu dapat dinilai oleh orang lain sebagai perempuan cantik.


Kriteria Cantik yang berkembang di Indonesia saat ini memang sangat dipengarhui oleh media yang selalu mengexpose bagaimana penggambaran perempuan yang cantik. Berkulit putih, berambut lurus – hitam – panjang, bertubuh langsing, adalah stereo type yang berkembang mengenai perempuan cantik.
Lantas, apakah stereo type tersebut memang lahir dari pemikiran masyarakat Indonesia? Atau dari efeksi media massa yang mengembangkannya?


Seperti yang kita ketahui bersama Indonesia secara geografis terletak pada benua Asia yang memiliki keaneka ragaman ras. Ras masyarakat Indonesia (menurut buku sejarah zaman SMP – SMA), adalah penggabungan ras Mongoloid, Austroloid, dan Melayu. Sehingga masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki ciri-ciri;
1. Warna kulit berkisar antara kuning langsat dan coklat hitam,
2. Warna rambut antara coklat dan hitam,
3. Bentuk rambut antara lurus dan keriting.

Apakah ciri-ciri tersebut sesuai dengan stereo type yang berkembang di Indonesia mengenai Penggambaran perempuan cantik?
Beberapa stereo type kecantikkan yang berhasil didominasi oleh Media adalah;
1. Kulit Putih
2. Rambut lurus – hitam – panjang


Pertama kita coba melihat pada Kulit Putih.
Berkulit putih tentu memang menarik, kita tidak bisa mengungkiri hal itu. Bagi warga keturunan Tiong-Hoa dan Mix western pasti memang kulit yang putih. Sementara untuk warga keturunan Indonesia akan memiliki kulit kuning langsat, atau sawo matang, atau cokelat kehitam-hitaman.
Coba bagaimana kita lihat berbagai iklan produk kecantikkan dan perawatan kulit yang beredar di Indonesia, semuanya menggembor-gemborkan kecantikan perempuan dengan penggambaran kulit yang putih.


Padahal kita tahu dengan identitas kita sebagai warga Indonesia yang memiliki kulit eksotis kuning langsat dan sawo matang menjadi ciri khas tersendiri bangsa Indonesia di mata Dunia.
Kita lihat pada Anggun Cipta yang go international di Perancis bahkan Eropa, dengan ciri khas dan diferensiasinya dia dapat menjadi seorang celebrity yang diperhitungkan di dunia. Kita lihat juga pada Agnez Monica sebelum dia dapat Go International, dia melakukan tanning agar mendapatkan ciri khas perempuan yang berasal Indonesia agar dia dapat terlihat berbeda dan memiliki ciri khas tersendiri.




Rambut Lurus – Hitam – Panjang.

Memang beberapa perempuan di Indonesia memiliki rambut lurus – hitam – panjang, namun sebagian besar perempuan Indonesia memiliki ciri-ciri fisik dengan rambut ikal, bergelombang, dan keriting.
Berkat media yang selama ini menggembar-gemborkan perempuan cantik dan menarik adalah perempuan yang memiliki rambut Lurus, banyak perempuan yang berambut ikal, bergelombang, dan keriting, berlomba-lomba mendapatkan agar rambutnya lurus.
Padahal beberapa ciri-ciri fisik kita sebagai original Perempuan Indonesia, sebaiknya perempuan-perempuan itu menjaga identitas kita dengan ciri-ciri yang berbeda dengan bangsa lain.

Tampil cantik tentu tidak harus merubah penampilan rambut yang tidak lurus dan memaksanya menjadi lurus dengan segala bentuk perawatan=perawatan salon yang dapat membuat rambut menjadi rusak.
Cukup tampil menarik dan sesuai akan menjadikan kita dapat terlihat cantik dan tidak terjebak pada stereo type yang dibuat media sehingga merubah identitas dan ciri-ciri kita yang berbeda.


Jadilah diri sendiri, mulai lah menjadi cantik tanpa harus merubah ciri-ciri khas dan identitas yang sudah diberikan oleh anugerah Tuhan. Sebaiknya hindari pemaksaan agar terlihat cantik sesuai stereo type yang dikembangkan media.

Rabu, 20 Februari 2013

Yang Gay Itu Pacar Saya, bukan Saya



“Yang gay itu dia kak, bukan aku!” sela Dion saat dia ketawan sedang bercumbu dengan pacarnya. Yang memergokinya adalah Melissa, sepupu dekatnya.
“Bohong! Kalau memang hanya saya yang gay, kenapa dia mau bercumbu dengan saya dan menikmatinya?” sanggah Reza tidak kalah paniknya seperti Dion.
Melissa hanya terdiam dan melongoh di depan kedua pemuda tampan itu. Dia tidak mampu mengatakan apa-apa lagi. Dia shock masih shock melihat sepupu tampannya itu berciuman dengan sesama pria tampan juga. Untung saja mereka masih menggunakan pakaian, kata Melissa dalam hati.
Mungkin kalau Melissa mundur sepuluh menit kemudian baru membuka kamar Dion, dia akan melihat adegan yang lebih panas dan pastinya lebih memuakkan untuknya.
Melissa memegang kepalanya yang masih dalam keadaan panik, “Oke, gue udah melihat kalian. Gue gak akan bilang sama siapa-siapa. Terserah elo atau dia yang gay! Buat gue kalian gay.” Ucap Melissa yang masih kebingungan.
Dion dengan cekatan mendekati sepupunya itu, dan membantunya duduk di bibir tempat tidurnya. “Please, lo jangan bilang sama siapa-siapa ya. Gue masih suka sama perempuan juga koq.”
Reza saat itu terdiam dan masih duduk di pinggiran tempat tidur dan agak menjauhkan diri dari Melissa dan Dion. Dia merasa panik, dia juga takut kalau semua ini akan terbongkar kepada orang lain.
“Oke, gue anggap gue gak ngeliat apa-apa. Gue anggap kalian enggak ngapa-ngapain tadi.” Jawab Melissa setelah mendengar bujukkan dari Dion dan Reza agar dia tidak memberitahukan hal ini kepada orang lain. “Tapi gue pengen tahu kenapa bisa kalian ciuman kaya tadi.”
Dion dan Reza mengambil nafas dan mengatur nafas mereka. Mereka serasa tidak punya tenaga untuk menjelaskan semuanya. Mereka tidak sanggup untuk menceritakan darimana kejadian itu berasal.
“Jadi ini semua dimulai saat,” Dion mencoba mengatakannya dengan terbata-bata dan mencoba mengatur nafasnya, “kita berdua basian dari “kampus” dan kita nonton film bokep. Kita kebawa suasana karena nafsu masing-masing.”
“Iya, kita berdua cowok normal tadinya,” Reza menambahkan dan berusaha meyakinkan Melissa. Dia memainkan kontak mata dengan Dion agar tidak salah ucap, “kita masih punya cewek koq.”
Melissa melongoh dan semakin shock mendengar penjelasan dua lelaki tampan itu. “Tapi masa gak ada yang gay diantara kalian?” dia masih belum dapat percaya dengan jawaban itu. “Kalian jadian? Pacaran gitu?”
Mereka berdua mengangguk pelan.
“What the hell!” Melissa semakin terkejut dan menutup mulutnya. “Kalo kalian gak ada yang gay, ngapain kalian jadian? Trus cewek-cewek kalian Cuma jadi tameng aja?”
Reza dan Dion saling bertatapan, mereka bingung sendiri harus menjawab apa pertanya Melissa yang bertubi-tubi itu.
“Kita jadian supaya satu sama lain tidak akan berhubungan sex dengan laki-laki lain Mell,” jawab Reza.
Dion menghela nafas sejenak, “kita masih setia sama pasangan cewek kita masing-masing. Dan kita gak mungkin akan terus begini.”
“Lalu siapa diantara kalian yang gay?”
“DIA,” jawab Reza dan Dion bersamaan sambil saling menunjuk satu sama lain.


Bagiku DIa Pahlawahku



Nama saya Aryo, 21 tahun, saat ini saya tengah menempuh pendidikan tinggi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Saya tinggal bersama Ibu, Ibu yang telah merawat saya dari kecil sampai saya sebesar sekarang ini.
Ibu yang selalu menyayangi saya sepenuh hati. Walaupun saya bukan anak yang terlahir dari rahimnya. Walaupun saya hanya anak yang telah ditemukannya di tempat sampah. Entah karena keterpaksaan atau rasa iba sebagai manusia biasa yang melihat seorang bayi mungil dalam tempat itu.

Ibu saat usianya masih 17 tahun menemukan saya dalam sebuah tempat sampah dekat tempat dia bekerja mencari nafkah dan memenuhi kehidupannya; salah satu daerah lokalisasi di daerah Jakarta Barat. Ya Ibu, bekerja sebagai perempuan pekerja seks komersial.
Perempuan yang dianggap murahan, sampah, dan tidak memiliki harga diri adalah kata-kata yang disematkan kepada semua perempuan yang bekerja seperti Ibu. Tapi aku tidak akan pernah mengatakan pada Ibu, karena bagiku dia adalah pahlawanku.
Tanpa dia saya tak mungkin dapat hidup setelah dibuang oleh Ibu kandungku (yang disinyalir seorang PSK juga, dan entah siapa dia), tanpa Ibu saya tak mungkin dapat tumbuh dan berkembang menikmati setiap anugerah yang Tuhan berikan. Tanpa ibu saya tidak mungkin dapat bersekolah seperti anak-anak lainnya, bahkan sampai dapat duduk dibangku kuliah.


Orang lain selalu mencibir keberadaan saya sebagai anak Ibu. Mereka selalu mengatakan pada saya bahwa saya adalah anak pungut yang dibuang oleh pelacur lain dan menjadi beban untuk hidup Ibu.
“Ibu mengambil anak bayi itu karena Ibu tak tega mendengar tangisan dan melihat bayi tanpa dosa berada di tempat sampah.” Ibu menjelaskan kepadaku mengenai siapa saya, “Ibu tidak peduli dari rahim siapa itu. Ibu juga tidak habis pikir mengapa ada orang yang tega membuang anak kandungnya sendiri.”
Ibu menjelaskan identitas siapa saya sebenarnya dari semenjak kecil, agar aku kuat dan tidak shock saat orang lain mencibir dan mengatakan hal itu pada saya. Saya tidak terlalu sakit karena tahu yang sebenarnya dari awal dan saya dapat mengerti akan hal itu.
Saya tidak mempedulikan orang tua kandung saya siapa, yang saya tahu orang tua saya adalah Ibu. Hanya Ibu yang saya cintai.


Saya saat ini bercita-cita akan menjadi orang yang sukses dan kaya raya. Saya ingin melepaskan Ibu dari pekerjaan yang selama ini dia tekuni. Pekerjaan yang selama ini dia paksakan. Pekerjaan yang hina namun dapat menyekolahkan saya sampai sekarang.
Ibu yang hanya menempuh pendidikan sampai dengan sekolah menengah pertama tidak mampu untuk bersaing dengan orang-orang yang berpendidikan lebih tinggi darinya. Dia terpaksa menjadi seorang pelacur karena keadaan.
“Untung saja Tuhan memberikan Ibu wajah cantik dan tubuh yang menarik, jadi Ibu bisa nyari duit dengan cara ini.” Canda ibu pada saya saat saya menanyakan mengapa ibu menjadi seorang PSK. Matanya begitu lirih, walaupun ia tersenyum, dia tidak dapat menyembunyikan sorot mata penyesalan yang tampak nyata itu.
“Bagi Ibu kamu anugerah Tuhan. Ibu tidak dapat hamil setelah rahim ibu diangkat beberapa tahun setelah menemukan kamu.” Ibu menatap saya lirih yang duduk dibawah kakinya. “Kamu memang bukan terlahir dari rahim kotor ibu, tapi kamu lahir dari hati Ibu.”
Ibu mengusap air mata saya. Saya tidak mampu menahan air mata saat itu. Pengorbanan yang Ibu berikan untuk saya tidak akan saya mampu membalas dengan apapun.
“Dan ya,” ibu mulai tersenyum, “setelah rahim Ibu diangkat, ibu bertemu dengan Om Yasir yang menjadikan Ibu sebagai istri simpanannya. Jadi kita bisa hidup mapan dan kamu dapat sekolah.” Ibu mulai mencoba menghibur diri dengan guraunnya, walaupun saya tahu dari nadanya yang parau itu dia juga terpaksan menjalani ini semua.
Kenyataan pahit yang harus kita lalui bersama. Saya tidak pernah marah pada Ibu akan pekerjaannya itu. Saya tidak mau menyakiti dan menambah beban pikiran Ibu. Cibiran dan hinaan kerap kami terima bersama.
“Dasar Anak Pelacur!” kata-kata itu pernah saya dapatkan dari banyak orang, dari teman saya, teman ibu, ataupun orang-orang yang membenci kami.


Saya memang sempat kecewa akan semua takdir yang Tuhan berikan kepada saya. Saya tahan dan saya telan semuanya. Saya tidak ingin melihat air mata Ibu mengalir lagi karena ulah saya.
Saya tidak peduli lagi dengan apa yang orang katakan mengenai keberadaan kami dan siapa saya sebenarnya. Saya hanya mengenal Ibu, saya tidak mau tahu yang lain. Saya hanya ingin membahagiakan Ibu yang merelakan uangnya untuk menghidupi saya, Ibu yang selalu mengorbankan apa saja demi kebaikkan saya.
Saya berjanji pada Tuhan akan membahagiakan Ibu. Saya berjanji Pada Tuhan untuk dapat membuat Ibu lepas dari status sosialnya. Saya berjanji akan membalas semua jasa-jasa yang telah Ibu berikan, walaupun saya tahu kalau apa yang akan saya berikan tidak akan cukup untuk membalas setiap tetes keringat, air mata, dan pengorbanan yang telah Ibu berikan.

Tips Berpenampilan Menarik dan Sesuai

Hey semuanya, kali ini saya akan coba meng-share sedikit nih tips agar bisa tampil menarik dan sesuai dengan etika internasional yang berlaku;
1. Pemilihan Make-up
Bagi perempuan make-up memiliki peran sangat penting guna meningkatkan kecantikkan yang mereka miliki.
a. Pilih foundation dengan nomer 1 tone dibawah nomer tone kulit kamu.
b. Pilih warna powder dengan nomer 1 tone diatas kulit kamu.
Pilihan ini menghindari dampak wajah kamu yang terlihat keputihan atau berlebihan ketika kamu menggunakan make-up.
c. Cocokan warna lipstik, blush-on, eye-shadow, dan shading, sesuai dengan kondisi warna kulit kamu, dan sesuaikan juga dengan kondisi keadaan tempat dan waktu kalian akan pergi.
d. Hindari tata rias wajah berlebihan atau menor pada acara siang hari, baik indor ataupun outdor. Make-up minimalis adalah yang paling direkomendasikan.
e. Sesuaikan pola bermake-up kamu dengan kondisi bentuk wajah kamu.

2. Busana dan Aksesories untuk Perempuan
a. Sesuaikan pakaian kamu dengan kondisi ruang dan waktu kemana kamu akan pergi. Hindari pakaian yang terlalu terbuka dan mencolok ketika siang hari. Ini akan membuat kamu tidak nyaman dengan pandangan orang lain, dan terik matahari.
Gunakan pakaian yang sopan, berbahan tidak terlalu tebal, sehingga kamu nyaman menggunakannya.
b. Apabila mau menggunakan pakaian bertumpuk, perhatikan supaya tidak lebih dari 3 jenis pakaian yang melekat di tubuh kamu (sudah termasuk pakaian dalam).
c. Kalau kamu (perempuan) menggunakan rock mini (intinya diatas betis kamu), kamu wajib menggunakan stocking. Walaupun kaki kamu mungkin bagus, tapi ketika kamu berada dalam lingkungan professional kamu wajib menggunakan stocking.
d. Hindari penggunaan stocking kalau memang rok kamu sudah dibawah lutut.
Apabila menggunakan stocking, sebaiknya kamu menggunakan sepatu yang pada bagian depannya tertutu. Jangan gunakan yang bagian depannya terbuka, ini akan merusak penampilan kamu.
e. Kalau atasan kamu sudah memiliki corak seperti batik, sebaiknya menggunakan rok/celana berwarna netral. Ini gunanya menghindari kamu dari terlihat heboh. Apalagi pada siang hari, hitam sangat direkomendasikan.
f. Bagi kamu yang bertubuh besar, sebaiknya kamu menghindari corak diagonal. Ini akan membuat kita semakin terlihat besar. Pilihlah corak vertikal, karna akan memperilihatkan tubuh kita seolah-olah lebih kecil.
Horizonal juga tidak masalah, asalalkan garis-garis itu tidak besar volumenya.
g. Pemilihan aksesories juga sebaiknya diperhatikan. Jangan sampai kalung, gelang, dan cincin membuat penampilan kamu “kebek”.
Apabila salah satu tangan sudah menggunakan jam tangan, sebaiknya jangan ditambahkan gelang lagi.
h. Penggunaan warna netral pada tas dan sepatu memang sudah banyak diketahui agar dapat serasi dengan warna apapun.
Tapi apabila mau menggunakan warna-warna mencolok, ada baiknya bila sepatu dan tas memiliki corak warna yang sama atau hampir sama.
i. Perhatikan kuku kamu apabila menggunakan kuteks. Jangan sampai ada salah satu kutek pada kuku kamu yang bopak.
Apabila ada yang bopak, kamu punya 2 pilihan; mau menghapus semua kutek yang ada di kuku kamu; atau kamu mau melapiskan kembali agar kuku kamu sama semua.

3. Pemilihan Busana dan Aksesories untuk Pria
a. Hindari menggunakan kemeja/baju/kaus yang terlalu kebesaran atau terlalu ketat. Ini akan mempengaruhi sulitnya gerak-gerik kamu. Apalagi dalam acara formal.
Panjang kemeja tersebut juga diperhatikan kalau mau dikeluarkan. Panjangnya 1 – 2cm dibawah pangkal atas celana kamu.
Hindari pakaian-pakaian yang membuat kamu terlihat “cingkrang”.
b. Penggunaan pakaian berlapis, maksimal 3 lapis (termasuk dalaman). Agar kamu dapat tetap bergerak bebas dan tidak terlihat menumpuk.


c. Bila mau menggunakan dasi, pastikan ukurannya disesuaikan dengan kondisi tubuh kamu. Panjangnya juga harus sampai pada pangkal atas celana kamu (atau sepinggang kamu).
d. Panjang celana juga harus diperhatikan, sebaiknya menggunakan celana yang panjangnya semata kaki kamu setelah menggunakan sepatu. Ini menghindari celana yang kamu gunakan “gantung”.
Jadi sebaiknya pilihlah/buatlah celana yang panjangnya melebihi kaki kamu ketika kamu tidak menggunakan sepatu. Kurang lebih 2 – 4 cm.
e. Bagi kamu yang diharuskan menggunakan bedak/foundation pilih warna yang pas dengan warna tone kulit kamu.
Gunakan lip balm tidak berwarna (netral).

Mungkin beberapa tips diatas dapat sedikit membantu kamu dalam berpenampilan. Karena penampilan kamu menjadi tolak ukur first impression dari orang lain mengenai kepribadian kamu.

Friends WIth Benefits (My Version)

Dunia Kerja kantoran merupakan hal yang diidam-idamkan oleh banyak orang yang menjadi Fresh Graduate. Sama seperti Amanda, perempuan muda, cantik dengan wajah khas Indonesia dan kulit kuning langsatnya, yang baru saja lulus Strata satu Fakultas Ilmu Komunikasi, dengan jurusan Public Relations dari salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta.

Amanda begitu senang ketika dia mendapatkan gelar “S.Ikom” dibelakang nama belakangnya setelah resmi di wisuda. Perjuangannya selama lima tahun kuliah akhirnya terbayarkan. Suka dan duka sangat ia rasakan.
Ia bertambah senang karena pada hari itu dia juga memiliki kekasih, Ferdy, lelaki yang selama dua tahun ini mengisi hari-harinya dan percintaannya. Mereka akan bertunangan setelah Amanda lulus dari kuliahnya.

Berjuang dan bersaing dengan fresh graduate lainnya untuk mendapatkan pekerjaan guna membangun karier tengah dihadapi oleh Amanda. Amanda menyadari hal itu, oleh sebab itu selama kuliah dulu dia memperbanyak seminar dan pengalaman kerja dengan magang di berbagai PR Consultant Agency guna menambah nilai jual yang ada dalam dirinya dan meyakinkan perusahaan bahwa dia adalah Public Relations muda yang berkualitas dengan kelebihan kapabilitas dan kredibilitas dari yang lainnya.

Akhirnya Amanda diterima di salah satu Perusahaan Agency PR Consultant multinasional dan bergengsi yang membuka cabang di Jakarta. Dia diterima sebagai Junior Consultant, yang dimana tugasnya adalah membantu PR Consultant dan Senior PR Consultant.
Amanda nyaman dengan rekan-rekan kerja satu teamnya itu. Dia berkerja dalam team work yang dipimpin oleh Senior Consultant yang bernama Marvie. Marvie adalah pria keturunan Inggris, tampan? Jelas saja, berwajah indo dan tubuh yang atletis, ditambah lagi dengan cara berpikir yang cerdas dan wawasan luas yang menambah daya tarik pria yang sudah berumah tangga dan menjadi ayah dua orang putra tersebut.

Amanda selalu bertanya pada Marvie apabila ada hal-hal yang dia kurang mengerti. Menurut Amanda, kalau tidak tahu lebih baik bertanya daripada harus pura-pura mengerti dan sok tahu. Apalagi dia menyadari pekerjaannya ini rentan akan perubahan-perubahan detail dari perencanaan strategi oleh klien.
Marvie memang kelebihan pada kepribadiannya, dia selalu menjawab dengan penjelasan yang singkat, padat, dan jelas, dan dengan nada yang sopan. Sehingga orang-orang yang bertanya padanya, termasuk Amanda akan mengerti dan dihargai sebagai bawahan. Marvie juga menjelaskannya dengan gaya bicara yang bukan mengajari, tapi sharing dan berdiskusi, jadi suasana team kerja yang dibangun Marvie sangat hangat dan dekat.



Amanda benar-benar mengagumi sosok Marvie yang sangat wise dan memiliki attitude yang benar-benar menjadi panutan sebagai atasan. Dia semakin betah dengan lingkungan tempatnya bekerja walaupun tekanan-tekanan dari kliennya sangat besar.
Hubungannya dengan Ferdy juga semakin hari semakin datar-datar saja. Mereka kian sibuk dengan kesibukkan masing-masing. Ferdy yang bekerjamenjadi team creative di salah satu agency iklan juga tidak kalah sibuk dengan pekerjaan Amanda. Weekend saja belum tentu mereka bisa bertemu.

Amanda lebih sering melalui waktunya dengan Marvie. Lembur sampai tengah malam, weekend pun kadang mereka korbankan untuk bertemu dan meeting menyusun berbagai strategi PR untuk klien. Amanda tak dapat munafik dia menyukai Marvie, sosok laki-laki tampan ini membuat hari-harinya semakin berwarna dan melupakan kesepian hatinya karena pacarnya yang juga hampir tidak punya waktu bersama dengannya.

Amanda sadar diri. Tidak mungkin dia menjadi kekasih atasannya itu, karena Marvie sudah memiliki istri dan dua orang anak. Perasaannya kini mulai bercabang, antara Marvie dan Ferdy. Dia tahu ia telah salah menyimpan perasaan pada lelaki yang telah beristri tersebut, namun apa daya. Cinta tak mengenal dengan siapa ia akan berlabuh.

Pada suatu hari Amanda harus lembur karena pekerjaannya dikejar deadline. Dia hanya tinggal berdua dengan Marvie dikantor yang terletak di salah satu gedung pencakar langit di wilayah SCBD itu. Mereka sangat hectic dari pagi hari sampai malam, dari mulai menyiapkan proposal yang akan digunakan untuk pitching, press release untuk client, undangan untuk media, dan weekly report yang harus dikumpulkan untuk diberikan kepada klien keesokkan harinya.
Pukul 23.00,
Akhirnya selesai juga pekerjaan mereka. Amanda sudah sangat lelah, namun dia tidak tampak lesu karena ada Marvie yang menemaninya menyelesaikan pekerjaan ini. Amanda duduk di meja kerjanya yang bersebelahan dengan Marvie sambil melipat tangannya dan menyenderkan kepalanya ke tangannya sendiri.
Marvie yang melihat anak buahnya yang kelelahan itu sangat tidak enak hati. Walaupun dia lelah dan mengantuk dia tetap menunjukkan kepribadian yang loyal, dia membuatkan cappucino hangat dan memberikannya kepada Amanda.
“Ini diminum dulu. Hari ini memang hari yang melelahkan,” kata Marvie sambil memberikan cangkir berwarna merah kepada Amanda sekembalinya dari Pantri.
“Wah, Pak,” Amanda sangat tidak enak hati pada boss-nya itu, “maaf pak saya jadi gak enak. Terimakasih banyak.” Kata Amanda terbangun dari lipatan tangannya.
“Udah kamu santai aja, saya tahu kamu capek dan lelah,” Marvie membelai rambut anak buahnya itu yang masih duduk dan terkejut. Dia tersenyum manis pada Amanda.
Tentu saja saat itu perasaan Amanda saat itu campur aduk. Antara senang, bahagia, sekaligus tidak enak hati kepada boss yang selama ini dikaguminya. Amanda semakin nyaman dengan suasana saat itu, apalagi ketika dia menerima belaian rambut dari Marvie yang tampan itu.

Marvie duduk dibangku sebelah Amanda guna mencairkan suasana yang sempat kaku tersebut. Mereka larut dalam perbincangan, dari mulai strategi perencanaan PR, klien-klien, pekerjaan mereka, sampai gosip-gosip yang sedang inn dikantor maupun gosip para celebrity.
Amanda tentu saja semakin nyaman dengan suasana saat itu. Dia semakin mengagumi sosok team leader-nya itu. Marvie selain tampan, juga memiliki wawasan luas, pengetahuannya juga tidak hanya dalam hal-hal baku, namun juga pada hal-hal yang sifatnya non-formal.
Tatapan mata Marvie yang hangat dan senyum Marvie yang manis tidak dapat diungkiri semakin membuat Amanda klepek-klepek dan terbawa suasana saat itu.

Entah siapa yang memulai, bibir mereka kini berpagutan. Amanda yang sendari tadi terbawa perasaan pun larut dalam ciuman itu. Mereka berdua sama-sama lupa daratan, mereka lupa kalau masing-masing sudah memiliki pasangan.
Ciuman mereka semakin panas, apalagi kini tanpa disadarinya, baju mereka berdua kini telah lepas dari tubuh masing-masing. Mereka larut dalam sebuah kegiatan yang seharusnya tidak mereka lakukan. Aknirnya semuanya terjadi. Mereka melakukan hubungan sex.

Setelah usai mereka melakukan kegiatan itu dan mencapai kepuasan masing-masing, Amanda dan Marvie terdiam. Raut wajah sesal terlihat pada wajah keduanya.
“Maafin saya,” ucap Marvie lirih memecah keheningan saat itu, “saya gak sengaja melakukannya Amanda. Saya larut dalam suasana.” Dia menghampiri Amanda dan memegang bahu anak buahnya itu.
Amanda menoleh pada Marvie, “Tidak apa-apa pak. Saya juga terbawa suasana. Saya juga menikmatinya.” Jawab Amanda dengan mata sendunya yang mulai berkaca-kaca. Perasaannya saat itu benar-benar campur aduk, antara sedih karena dia tidak dapat setia pada Ferdy dan juga bahagia karena dia menikmati sebuah hubungan sex bersama orang yang selama ini dikaguminya itu.

Memang ada penyesalan diantara perasaan keduanya. Menyesal karena telah mengkhianati pasangan masing-masing dengan menyelingkuhi rekan kerja kantornya. Menyesal karena telah terbawa suasana saat itu. Dan perasaan menyesal karena menyalahgunakan ruangan kantor sebagai tempat bermesraan.



Setelah kejadian itu, Amanda dan Marvie tidak saling merubah sikap mereka didepan rekan-rekan kerja lainnya. mereka tetap professional bekerja dalam team work antara atasan dan bawahan.
Namun satu hal, kedekatan mereka semakin hari semakin lengket. Mereka memang semakin kompak dalam pekerjaan, tapi di satu sisi mereka semakin intim saja. Bagaikan sepasang suami-istri di Kantor. Mereka sering mencuri-curi waktu makan siang untuk dapat melakukan quickly sex. Mencuri-curi waktu akhir pekan mereka untuk dapat bertemu dan ngobrol sambil bekerja, dan berakhir dengan hubungan diranjang.

Mereka berdua tetap setia pada pasangan masing-masing. Mereka tetap menjaga komitmen dan profesionalitas kerja mereka.
Mungkin ini lah yang menggambarkan perkataan “Friends With Benefit”. Amanda dan Marvie rekan kerja yang saling memberikan dan menerima benefit lebih dari relasi yang mereka bangun selama ini. Saling tetap menjaga profesionalitas mereka, namun juga saling memberikan kepuasan dan perhatian seperti halnya “couple”, namun tetap pada status “Pertemanan”.


Cerpen Cinta FRIENDZONE

Dito Mencintai Dini dengan kesungguhan hati. Tak pernah aku dapat melupakannya walaupun aku sudah berusaha untuk melupakan rasa cinta yang tumbuh ini. Karena Dini, Dito mampu bertahan untuk menjalani semua aktivitas dengan riang. Karena Dini, Dito mampu untuk tersenyum.


Sakit, mungkin Dito harus mengakui aku telah menahan rasa sakit ini. Cinta yang tak dibalas terbalaskan rasa yang sama. Cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan.


Dito bertemu dengan Dini pada masa-masa awal dia berkuliah. Mereka satu fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Komunikasi di salah satu perguruan tinggi Jakarta. Mereka awalnya hanya berteman saja. Namun, seiring berjalannya waktu Dito harus mengakui kalau bibit-bibit cinta telah tumbuh di dalam dirinya untuk Dini.
Berulang kali Dito menyatakan perasaannya pada Dini, namun Dini tetap tak mau mengiyakan ajakan temannya itu untuk menjalani hubungan pacaran. Selama ini Dini sudah nyaman dengan status dia dan Dito sebagai teman dekat. Dia memang menyayangi Dito, tapi sayang sebagai sahabat, tidak lebih.


Awalnya setelah penolakkan yang pertama kali Dito dan Dini sempat menjauh. Dito sangat canggung apabila bertemu Dini. Dito selalu menghindari Dini, karena dia berpikir kalau Dini menyakitinya, ditambah lagi Dito yang masih malu bila harus bertegur sapa dengan Dini, apalagi harus menghabiskan waktu bersama.


Sikap Dini yang humble dan pengertian akhirnya membuat dia dan Dito bisa kembali dekat sebagai sahabat. Dini menegur Dito dan menyampaikan apa yang dia rasakan selama Dito menghindarinya. Dia merasa kesepian, merasa tak enak hati, dan dia mengatakan pada Dito, “Dit, gue udah nyaman banget sama lo sebagai teman. Gue tetap menghargai perasaan lo. Tapi gue juga gak bisa memaksakan perasaan gue. Gue menganggap elo sebagai sahabat terdekat gue. Terus terang, selama elo menghindari gue, gue ngerasa gak enak hati. Memang gue menolak lo sebagai pacar, tapi gue gak mau elo jauhin gue dan merusak persahabatan kita.”


Mungkin memang benar Dini menyayangi Dito. Tapi sayang Dini kepada Dito berada pada zona pertemanan. Dia tidak ingin Dito menjadi kekasihnya. Sikap Dito yang memang sebelas-duabelas dengannya menjadi sebuah pemikiran untuk Dini tetap berada pada zona pertemanan.
“Kalau gue memaksakan kita jadian, akan berantakkan hubungan kita. Kita gak akan ada yang mau ngalah. Sebaiknya kita memang menjadi sahabat.” Kata Dito kepada Dini disaat mereka larut dalam perdebatan yang mengarah pada pertengkaran kecil.
“Ya memang, dan itulah yang menyebabkan gue gak mau terima elo Dit!” sambung Dini dengan nada Tinggi.


Mungkin memang hubungan persahabatan menjadi salah satu alternatif antara dua insan yang dimabuk cinta namun tak dapat menyatukannya dalam ikatan percintaan dengan berbagai alasan. Nyaman sebagai sahabat, perbedaan keyakinan, dan perbedaan sudut pandang dalam berpikir, membuat dua insan muda tersebut telah larut dalam zona pertemanan, dan tidak akan menjadikan mereka sebagai sepasang kekasih.

PR Di tengah Masyarakat yang Penuh Perbedaan

Dalam era globalisasi, interaksi antara manusia berlangsung semakin cepat, dinamis, dan menembus batas perbedaan. Perkembangan teknologi komunikasi, kemajuan transportasi berikut tingkat pendidikan dan ekonomi, menjadi pendorong utama semakin lancarnya interaksi antara manusia. Alhasil, kita bisa bertemu, bergaul dengan siapa saja tanpa mempersoalkan asal usulnya. Ragam karakter orang pun akan kita hadapi.



Berbagai perbedaan, baik sosial budaya maupun psikologis tersebut turut mempengaruhi perilaku dalam berkomunikasi. Bagi ‘orang PR’ memahami berbagai perbedaan itu merupakan hal penting dan mutlak. Tapi, persoalannya, apa dan bagaimana seorang praktisi Public relations berperan?



Perbedaan individu akan mempengaruhi cara kita berkomunikasi, baik menyangkut pilihan bahasa yang digunakan, pun gaya komunikasi yang dilakoni. Mau tidak mau kita harus mampu menggunakan bahasa yang bisa dipahami oleh orang yang beraneka ragam. Dewasa ini, menguasai bahasa Indonesia, apalagi bahasa daerah sebagai alat komunikasi, menjadi tidak cukup. Kita harus menguasai bahasa lain, yang biasa digunakan di tingkat global. Bahasa Inggris merupakan alat komunikasi yang minimal harus dikuasai. Syukur-syukur kita pun menguasai pula bahasa asing lainnya.



Perbedaan sosial budaya pun mempengaruhi gaya komunikasi antara setiap individu. Kita pada akhirnya menghadapi orang-orang yang menganut gaya highcontext communication dengan yang low context communication. Secara teori, lowcontext communication, merupakan gaya komunikasi yang biasa dilakukan oleh orang yang suka berbicara blak-blakan,atau langsung pada inti persoalan. Sebaliknya, highcontext communication merupakan gaya komunikasi yang dilakukan oleh orang-orang yang sangat memperhitungkan perasaan pihak lain, sehingga dalam menyampaikan sesuatu kerap tidak langsung ke inti persoalan, alias bertele-tele.



Tentu, tidak ada upaya lain yang harus dilakukan selain memahami, bahwa perbedaan itu merupakan suatu keniscayaan, merupakan realita yang memang tidak bisa dihindarkan karena merupakan konsekuensi dari interaksi antara individu dalam masyarakat.



Sesungguhnya, setiap proses interaksi, apalagi dalam masyarakat yang penuh perbedaan, berujung pada dua pilihan, pertama, bila kita mengelola perbedaan itu secara baik, maka kita akan mendapatkan manfaat yang besar terutama dalam kaitan dengan relasi sosial kita. Atau kemungkinan kedua, perbedaan itu menjadi pemicu konflik yang merusak dinamika dan semangat kerja dalam organisasi/perusahaan. Kemungkinan kedua akan terjadi karena kita tidak memahami dan mengelola perbedaan itu secara baik.



Oleh karena itu salah satu kunci utama untuk bisa menjalin interaksi dalam masyarakat yang berbeda adalah dengan selalu memahami dan menghargai berbagai perbedaan yang kita hadapi. Menunjukkan rasa hormat, toleransi terhadap pihak lain yang berbeda dengan kita, merupakan langkah yang tepat, agar bisa sukses dalam berinteraksi. Kiranya inilah yang menjadi masukan penting bagi praktisi PR dalam tugasnya sebagai fungsi manajemen.



Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR,APR

Ketua Umum Perhumas

Selasa, 19 Februari 2013

Milf Hunter Tengah Jadi Trend

Berdasarkan survey non formal yang gue lakukan beberapa minggu ini terhadap perilaku dan kegemaran teman-teman berjenis kelamin lelaki, gue menemukan hasil dan kesimpulan kalau mereka sepertinya sekarang tertarik pada Milf.


Okay, buat temen-temen yang belom gue coba jelasin secara singkat. Milf itu adalah sosok wanita yang sudah dewasa atau lebih matang secara usia ataupun pengalaman. Umumnya perempuang yang masuk kategori Milf adalah perempuan yang sudah (atau pernah) berumah tangga, memiliki anak ataupun belum, yang masih berstatus suami orang atau menjanda, dan tentunya perempuan-perempuan tersebut tetap memiliki dan menjaga kecantikkan dan merawat tubuh langsing atau tubuh moleknya.
Di Indonesia anak-anak muda menyebutkan istilah “Milf” lebih dikenal dengan sebutan “Tante-Tante”.


Mungkin trend ini memang sudah ada di Indonesia dari dulu, namun trend ini menjadi benar-benar nge-trend ketika berakhirnya hubungan antara Raffi Ahmad dan Yuni Shara. Seperti yang kita ketahui selama kurang lebih empat tahun Raffi Ahmad menjalin hubungan asmara dengan Yuni Shara yang merupakan seorang janda dengan dua orang anak yang tetap menjaga penampilannya agar tetap menarik, baik tubuh maupun wajah serta cara berpenampilannya.


Gossip yang saat ini muncul adalah Raffi Ahmad (yang saat ini terjerat kasus Narkoba di BNN) memiliki hubungan istimewa dengan celebrity perempuan yang dianggap sebagai “Milf”, yaitu Wanda Hamidah.
Memang berdasarkan pengalaman hidup dan kematangan secara usia dan karier, Wanda Hamidah tidak jauh berbeda dengan Yuni Shara. Sama-sama Janda yang memilik anak, berusia matang, namun tetap menjaga kecantikkan wajah dan kemolekkan tubuh serta penampilannya.

Mungkin perubahan Raffi Ahmad yang tadinya memiliki hubungan dengan gadis-gadis belia (sebelum menjalin hubungan dengan Yuni), dan sekarang pernah berpacaran dengan “Milf” dan kembali digossipkan dekat dengan Milf lainnya, membuat awareness, perception, dan behavioral beberapa remaja lelaki (atau lebih enak disebut “Brondong”) di Indonesia berubah.
Brondong-brondong di Indonesia saat ini juga seperti terkena dampaknya. Mereka yang masih single atau sudah memiliki kekasih senang melirik “Milf”. Bahkan bukan hanya melirik, mereka juga berfantasi aneh-aneh dengan “Milf” yang mereka anggap cantik dan menggairahkan.


“Milf itu lebih menarik. Body-nya aduhai, tetep cantik walaupun udah tua juga,” ungkap seorang teman yang saat ini tertarik dengan wanita yang lebih tua tersebut.


Memang harus kita akui, sosok perempuan yang lebih dewasa dan matang secara usia dan pengalaman, tapi tetap menjaga kecantikkan wajah dan kemolekkan tubuh melalui berbagai perawatan, memang lebih menarik dan lebih memiliki daya sex appeal yang lebih dahsyat dibandingkan perempuan belia.
Tubuh yang sekal atau “seksi montok”, dan penampilan yang menarik dan terlihat dewasa membuat “Milf” ini lebih memang memiliki nilai plus dimata lelaki baik muda maupun lelaki yang berusia matang.


Saat ini ada beberapa Celebrity yang dianggap “Milf” yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para lelaki, diantaranya ada: Diana Pungki, Anggun Cipta Sasmi, Diah Permatasari, Rossa, Maia Estianty, Titi Dj, Bella Saphira, Ayu Azhari, dan beberapa celebrity lainnya yang walaupun semakin bertambah usia tetap menjaga kecantikkan baik wajah, tubuh, dan penampilannya.

Apakah trend Milf Hunter ini akan menjadi trend yang akan terus berkembang di kalangan appear group para lelaki ataupun individual? Atau kah hanya akan menjeadi trend sementara saja? Let the Time answer anything :)

Senin, 18 Februari 2013

Apakah Kita Tahu dan Menghargai

Indonesia negeri yang kaya. Sepatutnya kita mengetahui dan menghargai statement itu sebagai generasi penerus bangsa.

Ditengah berbagai masalah yang dihadapi negara ini. korupsi, nepotisme, kolusi, kemiskinan, konflik antar suku dan agama, dan berbagai masalah yang mendera negeri yang memberikan kita berbagai kenikmatan duniawi.

Tapi apakah kita mengetahui kelebihan-kelebihan Indonesia di mata dunia. Kali ini gue coba untuk share beberapa kelebihan Indonesia yang gue ketahui:
1. Pengexpor Bulu Mata Palsu terbesar di Dunia
Mungkin diantara kita akan berpikir pada negara Cina apabila berbicara mengenai ekspor-mengekspor make-up. Tapi tidak semua alat rias kecantikkan di dominasi oleh Cina. Bulu mata Palsu menjadi primadona alat rias kecantikkan untuk ekspor dari Indonesia.
Pusat produksi Bulu mata palsu di Indonesia terletak di Purbalingga, Jawa Tengah. Disana bulu mata palsu dibuat dalam konsep “home industry”. Hampir di setiap rumah memiliki usaha yang sama, yaitu pabrik bulu mata palsu.
Bulu mata palsu yang di produksi tersebut juga memiliki kualitas-kualitas yang berbeda-beda. Kualitas A, biasanya bulu mata kualitas ini yang akan di ekspor keluar berbagai negara di dunia.
Bulu mata kualitas A tersebut konon katanya setelah di expor akan ditempel dan diakui sebagai milik brand kosmetik ternama dunia. Dari hasil export bulu mata tersebut menurut Detik.com beberapa hari lalu, Indonesia dapat maraup keuntungan sampai 1 Triliun/tahun.

2. Kain Tenun Khas Nusatenggara primadona Brand Rumah Mode Dunia
Kain tenun khas Indonesia memang memiliki keindahan dan keunikkan tersendiri. Ini adalah bukti bahwa Indonesia merupakan negeri yang kaya akan budaya dan hasil kerajinan.
Berbagai brand rumah mode dunia pun melirik kain khas Indonesia ini, beberapa diantaranya adalah Gucci, Versace, dan Dior. Mereka tertarik menggunakan bahan baku dari Indonesia untuk gaun untuk wanita dan kemeja untuk laki-laki. Alasan pemilihan bahan baku khas Indonesia dipilih karena kualitasnya yang bagus dan harganya yang dapat dibilang lebih murah daripada bahan-bahan dari Eropa.
Sampai sekarang pun Gucci tetap membutuhkan Ekspor kain tenun Nusatenggara untuk bebebagai gaun malam mereka.

3. Kulit Domba kualitas nomer 3 terbaik di Dunia
Garut, merupakan Kapubaten di Jawa Barat yang saat ini tengah menjadi kontroversi kasus politik. Namun, dibalik kontroversi tersebut, Garut memiliki kekayaan sumber daya khas yang sangat dapat membantu perekonomian di Indonesia.
Kulit domba yang biasa digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan tas, jacket, dan beberapa aksesoris lainnya, dihasilkan oleh Garut.
Domba-domba yang diternakkan di Garut memiliki ke-khas-an dengan kualitas kulit domba yang dapat dibilang memiliki kualitas terbaik di Indonesia, dan terbaik nomer tiga di dunia.
Beberapa Brand Rumah mode Dunia yang ternama dari Eropa sampai sekarang masih menggunakan bahan baku kulit domba dari Garut, terutama untuk bahan baku tas dan jacket yang berharga puluhan juta rupiah tersebut.

Nah bagaimana kita sekarang dalam menyikapi berbagai kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia?

Apakah Kita Tahu dan Menghargai

Indonesia negeri yang kaya. Sepatutnya kita mengetahui dan menghargai statement itu sebagai generasi penerus bangsa.

Ditengah berbagai masalah yang dihadapi negara ini. korupsi, nepotisme, kolusi, kemiskinan, konflik antar suku dan agama, dan berbagai masalah yang mendera negeri yang memberikan kita berbagai kenikmatan duniawi.

Tapi apakah kita mengetahui kelebihan-kelebihan Indonesia di mata dunia. Kali ini gue coba untuk share beberapa kelebihan Indonesia yang gue ketahui:
1. Pengexpor Bulu Mata Palsu terbesar di Dunia
Mungkin diantara kita akan berpikir pada negara Cina apabila berbicara mengenai ekspor-mengekspor make-up. Tapi tidak semua alat rias kecantikkan di dominasi oleh Cina. Bulu mata Palsu menjadi primadona alat rias kecantikkan untuk ekspor dari Indonesia.
Pusat produksi Bulu mata palsu di Indonesia terletak di Purbalingga, Jawa Tengah. Disana bulu mata palsu dibuat dalam konsep “home industry”. Hampir di setiap rumah memiliki usaha yang sama, yaitu pabrik bulu mata palsu.
Bulu mata palsu yang di produksi tersebut juga memiliki kualitas-kualitas yang berbeda-beda. Kualitas A, biasanya bulu mata kualitas ini yang akan di ekspor keluar berbagai negara di dunia.
Bulu mata kualitas A tersebut konon katanya setelah di expor akan ditempel dan diakui sebagai milik brand kosmetik ternama dunia. Dari hasil export bulu mata tersebut menurut Detik.com beberapa hari lalu, Indonesia dapat maraup keuntungan sampai 1 Triliun/tahun.

2. Kain Tenun Khas Nusatenggara primadona Brand Rumah Mode Dunia
Kain tenun khas Indonesia memang memiliki keindahan dan keunikkan tersendiri. Ini adalah bukti bahwa Indonesia merupakan negeri yang kaya akan budaya dan hasil kerajinan.
Berbagai brand rumah mode dunia pun melirik kain khas Indonesia ini, beberapa diantaranya adalah Gucci, Versace, dan Dior. Mereka tertarik menggunakan bahan baku dari Indonesia untuk gaun untuk wanita dan kemeja untuk laki-laki. Alasan pemilihan bahan baku khas Indonesia dipilih karena kualitasnya yang bagus dan harganya yang dapat dibilang lebih murah daripada bahan-bahan dari Eropa.
Sampai sekarang pun Gucci tetap membutuhkan Ekspor kain tenun Nusatenggara untuk bebebagai gaun malam mereka.

3. Kulit Domba kualitas nomer 3 terbaik di Dunia
Garut, merupakan Kapubaten di Jawa Barat yang saat ini tengah menjadi kontroversi kasus politik. Namun, dibalik kontroversi tersebut, Garut memiliki kekayaan sumber daya khas yang sangat dapat membantu perekonomian di Indonesia.
Kulit domba yang biasa digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan tas, jacket, dan beberapa aksesoris lainnya, dihasilkan oleh Garut.
Domba-domba yang diternakkan di Garut memiliki ke-khas-an dengan kualitas kulit domba yang dapat dibilang memiliki kualitas terbaik di Indonesia, dan terbaik nomer tiga di dunia.
Beberapa Brand Rumah mode Dunia yang ternama dari Eropa sampai sekarang masih menggunakan bahan baku kulit domba dari Garut, terutama untuk bahan baku tas dan jacket yang berharga puluhan juta rupiah tersebut.

Nah bagaimana kita sekarang dalam menyikapi berbagai kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia?

Jumat, 15 Februari 2013

Cerita Kehidupan - DIa Bukan Istriku!

diilhami dari kisah nyata.


Syamsul, limapuluh tahun, duda tanpa anak. Rizal hidup berpindah-pindah rumah kost setelah perceraiannya dengan Lilyana, istrinya terdahulu yang dinikahinya selama seputuh tahun, dan tanpa satu orang anak pun. Bahkan Lilyana tidak pernah hamil selama perjalanan pernikahan mereka.

Setelah perceraian tersebut Syamsul tidak memiliki pekerjaan tetap. Himpitan ekonomi membuatnya kesulitan untuk memenuhi kehidupannya sendiri. Untuk makan, untuk bayar uang kost, dan untuk kebutuhan sehari-hari yang memang kian meningkat jumlah nominalnya.
Ditambah lagi dengan Syamsul yang kembali pada kebiasaan kehidupannya pada saat muda dulu. Mengenal kembali narkoba; dari mulai ekstasi, sabu-sabu, dan ganja, kembali menikmati clubbing, dan hura-hura bersama kawan-kawan lamanya yang memang berkecukupan dan dapat dibilang kaya raya secara ekonomi.
Sampai akhirnya untuk memenuhi kebutuhan dan kecanduannya akan narkoba, Syamsul memutuskan untuk menjadi bandar ekstasi, sabu-sabu, dan jenis narkoba lainnya. ini semua dilakukannya dengan alasan”keadaan yang memaksa”.

Tidak dapat diungkiri, laki-laki mana yang dapat bertahan hidup sendiri. Apalagi untuk seorang yang berstatus Duda. Kebutuhan biologis, hasrat dan nafsu yang tidak dapat dibendung lagi dialami oleh Rizal. Menyewa perempuan bayaran untuk sekedar memuaskan nafsu duniawinya pun harus dilakukan. Atau paling tidak dia mencari perempuan yang memang mau melakukan hubungan dengan landasan “suka sama suka” dan “saling butuh”.

*****************************

Pada suatu hari Syamsul diundang untuk menghadiri reuni SMP-nya terdahulu. Dia dapat bertemu dengan kawan-kawan lamanya yang memang sudah lama tidak pernah dia temukan. Dia begitu menikmati reuni tersebut, seperti normalnya setiap orang pada saat mereka reuni, bertemu kawan lama dan larut dalam cerita nostalgia, serta saling bercerita pengalaman hidup masing-masing.


Dalam reuni tersebut Syamsul bertemu dengan kawannya saat masih remaja, Anita. Seorang janda dengan dua orang putra. Sosoknya yang mungil, humble, dan sangat asyik ketika berbicara membuat Syamsul nyaman dengan Anita.
Anita juga merasakan hal yang sama dengan Syamsul. Dia merasa nyaman saat berbicara dengan Syamsul. Tidak bisa diungkiri, Anita juga sangat menyukai sosok Syamsul yang memang walaupun sudah berkepala lima, tetap dendy dan keren. Wajah khas oriental, kulit putih bersih, dan metropolis, sungguh memang idaman setiap wanita secara tampilan fisik.


Singkat cerita, kedekatan Syamsul dan Anita kian hari semakin terasa dekat. Mereka tidak pernah putus berkomunikasi, baik melalui telepon, bbm, sms, ataupun bertemu langsung. Perasaan nyaman yang dimiliki satu sama lainpun semakin tumbuh diantara perasaan masing-masing. Bagaikan Janda –Duda yang sedang dimabuk cinta, pada puber yang kesekian kalinya.


Beberapa bulan setelah mereka kenal satu sama lain dan menjalin hubungan. Syamsul memutuskan untuk menikahi Anita. Pernikahan tersebut berlangsung tertutup dan dirahasiakan dari keluarga masing-masing pihak. Tentu saja ini keinginan Syamsul.


Walaupun sudah menikah, Syamsul dan Anita memilih untuk tinggal beda atap. Pernikahan rasahasia ini menuntut Anita harus menjalani rumah tangga barunya dengan hidup berlainan rumah. Mungkin, Anita menerima ini semua karena dia mengetahui suaminya tersebut belum cukup mapan untuk membeli rumah sendiri. Dan alasan lainnya adalah, tentu dia harus menerima keinginan Syamsul untuk dapat merahasiakan pernikahan mereka.

Dengan kebiasaan Syamsul yang ketagihan narkoba terutama sabu-sabu dan ekstasi yang menimbulkan efek emosi meningkat dan sensitif setelah pemakaiannya. Syamsul menjadi seorang pemarah dan Anita yang selalu dijadikan bantalan kekesalannya. Pertengkaran dibalut dengan kekerasan fisik dan mental harus diterima oleh Anita.


Status pernikahan mereka yang dirahasiakan membuat Anita pernah tidak diakui oleh Syamsul. Ditambah lagi dengan keadaan setelah pernikahan kedua kalinya tersebut dia kehilangan sosok Syamsul saat sebelum pernikahan berlangsung. Padahal dia sudah mengabdikan dirinya sebagai seorang istri. Walaupun tidak tinggal satu atap, Anita setiap hari membuatkan sarapan, makan siang, dan makan malam untuk Syamsul dan mengantarkannya ke kost-an laki-laki itu.


Ucapan-ucapan kasar, kekerasan fisik dan mental yang diterimanya, ditambah lagi dengan tidak diakui sebagai istri membuat hati dan perasaan perempuan ini tidak tahan. Dia menemui salah satu kakak Syamsul dan menceritakan semuanya. Dari awal bertemu Syamsul, pernikahannya yang dirahasiakan, dan semua perlakuan kasar yang kerap kali diterima olehnya.

Kakak Syamsul yang tidak terima dan merasa kasihan dengan Syamsul langsung menegur laki-laki itu, dan memberitahukan masalah tersebut kepada kakak-kakak kandung lainnya. Mereka semua amat menyesalkan perilaku Syamsul yang seenaknya kepada Anita.

Sampai suatu saat kakak pertama dari Syamsul yang memang sudah tua renta menanyakan hal tersebut kepada Syamsul, “Sul, benar atau enggak sih? Sudah akui saja,” tegurnya secara halus sambil memegang bahu Syamsul.
“Enggak! Buat apa ikut campur urusan Syamsul! Semua yang kita lakukan adalah privacy dari kita! KITA TIDAK PERNAH MENIKAH! DIA BUKAN ISTRI SYAMSUL!” jawab Syamsul dengan bentakkan yang keras dan emosi yang tinggi.
Pertengkaran antar saudara pun berlangsung saat itu. Akhirnya kakak perempuan Syamsul yang memisahkan pertengkaran tersebut. Apalagi Syamsul yang membentak-bentak kakak sulungnya dengan penuh emosi.



Setelah kejadian itu Syamsul langsung menyuruh Anita untuk menghampirinya. Setelah Anita datang, Syamsul langsung memarahi dan membentak-bentak istrinya itu. Sampai akhirnya dia mengambil piring, gelas, dan apapun yang didekatnya lalu dibanting sampai pecah.
Apa yang dapat dilakukan Anita? Hanya menangis dan tegar dengan keputusan hidupnya tersebut. Membersihkan bekas pecahan-pecahan piring dan gelas dengan tetesan air mata yang tak kunjung habis dan rasa sakit atas semua yang dia terima.


Cinta, ya cinta. Mungkin itu alasan Anita dapat menerima semua ini. Ditambah lagi dengan perasaan yang tidak mau gagal untuk kedua kalinya dalam berumah tangga.

***********************

Malam itu Syamsul mengadakan pesta narkoba dikamar kost-annya. Dia menggelar pesta tersebut dengan dua orang perempuan yang memang sudah berlangganan membeli sabu-sabu, ekstasi, H-5, dan lain sebagainya.
Semalaman suntuk mereka larut dalam kenikmatan syaitan tersebut. Fly, enjoy, dan ditambah dengan musik-musik yang semakin membuat mereka semakin merasakan kenikmatan duniawi sesaat itu.


Tok! Tok! Tok!
Tepat pukul 05.00 pagi ada yang mengetuk pintu kamar kost Syamsul dengan keras.


Syamsul dan dua orang perempuan itu langsung tersentak. Syamsul dengan emosi tinggi langsung bangun dari duduknya dan membukakan pintu, dia mengira kalau itu Anita. Dia sudah ingin memaki istri yang tidak pernah dianggapnya itu.
“HAH?!” alangkah kagetnya Syamsul. Bukannya Anita yang ada didepan mukanya saat itu. Melainkan tiga orang sosok laki-laki dengan seragam polisi. Polisi-polisi itu langsung menyergapnya.
Salah seorang dari mereka mendekap tangan Syamsul, dua orang lainnya langsung menggeledah kamar yang tidak begitu besar itu.
Syamsul dan dua perempuan itu tentu saja panik dan shock. Apalagi mereka baru saja selesai berpesta dan belum sempat membereskan perlengkapan sabu-sabu mereka. Bong, korek, dan sisa sabu yang belum dibakar terhampar dimana-mana.

Barang bukti sabu-sabu sepuluh ji, tiga strip H-5, dan beberapa butir ekstasi membuat Syamsul tidak dapat mengelak lagi. Dia dipukuli habis-habisan saat itu, dari mulai dikamar kost-annya, saat di mobil yang membawanya, dan sampai-sampai di kantor Bareskrim pun Syamsul dipukuli oleh polisi-polisi.
Semua barang Syamsul di kamar kost-annya habis tidak bersisa, dari mulai uang tunai, parfume ber-merk, sepatu, dan baju branded semuanya habis disita. Yang tersisa hanya pakaian seadanya dan benda-benda yang tidak bernilai plus secara ekonomi.


Anita yang mengetahui hal itu tidak tinggal diam. Walaupun Syamsul amat kasar kepadanya dan tidak pernah mengakuinya sebagai istri, Syamsul tetap suami yang dicintainya. Dia meminta pertolongan pada kakak Syamsul.
Bahkan Anita sampai mengeluarkan uang yang tidak sedikit jumlahnya untuk mengurangi barang bukti yang ditemukan polisi pada surat penangkapan. Yang tadinya sepuluh ji, menjadi empat setengah ji. Dari yang tadinya ada tiga strip H-5, menjadi tidak ada.
Dan selama Syamsul ditahan, Anita hampir tidak pernah melewatkan harinya untuk menjenguk suaminya tersebut. Dia rela bolak-balik ke penjara khusus pengguna dan pengedar narkoba itu hanya sekedar untuk menjenguk, menghibur, dan membelikan semua kebutuhan-kebutuhan Syamsul.


Walaupun tidak pernah mendapatkan pengakuan dari Suaminya, Anita tetap memiliki beban moral untuk mengabdi pada Syamsul yang sudah menikahinya. Dia tetap menjalankan tanda baktinya sebagai seorang Istri apapun kondisi yang dialami oleh suaminya. Dia mengerti bagaimana beban perasaan Syamsul yang memang sedang terpuruk.

Apakah Syamsul tetap menutup mata dan tidak mengakuinya sebagai seorang istri? Anita sungguh tidak peduli. Dia tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Surga Allah yang diincarnya saat ini.
Ia hanya dapat berharap, semoga kelak Syamsul dapat menyadari semua kesalahan dan kekeliruannya selama ini. Dan ia pun berharap semoga suaminya dapat mengakuinya sebagai seorang istri pada keluarga besar Syamsul.


Mungkin ini cobaan dan karma yang harus diterima Syamsul yang memang sudah melakukan banyak kesalahan. Dari mulai terjerembak dalam hingar bingar Narkoba, Menikahi seorang Wanita tanpa mengakuinya sebagai istri, membentak dan membuat konflik dengan keluarga besarnya sendiri.

Kamis, 14 Februari 2013

14 February Penuh Makna CInta

Gue Alza, terlahir sebagai laki-laki, dan tepat pada tanggal 14 Februay 1990 gue lahir. Dan yang notabene hari kelahiran gue diperingati sebagai Valentine’s Day, hari kasih sayang sedunia deh yeee.

Mungkin orang lain merayakannya dengan senang, apalagi kalo udah punya pasangan. Tapi bagi yang belum pun juga merayakannya karena hari ini yang identik banget sama yang namanya show off your love dan coklat + bunga mawar dimana-mana.

Sementara gue? Sedih, senang, bahagia, terharu, dan sejuta rasa. Tiap tahun, tiap tanggal 14 February gue akan bertambah tua, kehilangan satu umur lagi dalam hidup gue. Well, tapi walaupun begitu gue happy, terharu, dan sangat menyanyangi teman-teman gue.

Tiap tahun pada tanggal ini bener-bener bermakna dan berkesan buat gue. Keluarga, teman, sahabat, dan semua orang yang gue kenal mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan doa-doa yang sangat mengharukan buat gue. Belom lagi ada beberapa yang ngasih kado-kado yang so pastinya gue suka dan gue pakai.


Well, gue mau cerita beberapa tanggal 14 February yang sangat berkesan buat gue;
14 February 2007
Yeeaayyy, its my sweet 17th (gue cowok kali bokk)! Dihari itu gue bener-bener merasa senang banget. Karena semua teman-teman dekat gue di Sekolah ngerjain gue dan cukup fatal.
Pertama gue dikerjain sama temen-temen XI Soc 2 menggiring gue ke taman belakang sekolah dan gue diceburin ke tuh kolam. Mana kolamnya cetek, jadi sakitnya kebayang abis. Dan ada guru juga yang ngerjain gue, sok-sokan mau nolongin, taunya gue malah didorong lagi ke tuh kolam.
Dilanjutin sama temen-temen geng “Madesu Suck” dan temen-temen “Akoem”. Gue digeret-geret di jalanan depan sekolah trus diangkat rame-rame, digotong, dan dilemparin ke got depan sekolah yang emang jorok, bau, dan kotornya parah banget. Iyalah, tuh got tempat pembuangan sampah abis motong anjing untuk restoran Manado.
Sempet ada konflik disitu antara temen-temen “Madesu Suck” yang enggak terima gue diperlakukan begitu sama anak-anak “Akoem”. Tapi yaa, untung aja Cuma gak berkelanjutan.


14 February 2008
Lagi-lagi dan lagi sama kaya setahun sebelumnya. Diulang tahun gue yang ke 18 ini gue dikerjain lagi di sekolah. Tapi bedanya pake sedikit drama dan agak-agak aneh.
Jadi gini, anak-anak Madesu itu ngerjain gue dengan fitnah ke gue kalo gue ngadu yang enggak-enggak ke cowoknya Tasya (salah satu member Madesu dulu). Si Tasya acting marah-marah ke gue. Trus, cowoknya datang pas pulang sekolah dan ngelabrak gue di depan sekolah.
Bentak-bentakkan pun terjadi laa yaa. Bener-bener kaya drama waktu itu. Berantem depan sekolah, dituduh adu domba apa segala macem. Sampe akhirnya, ada salah satu temen gue yang mecahin telor dikepala gue, dan diikutin sama telor dan lain-lain.
Ujung-ujungnya sama kaya tahun sebelumnya, gue diceburin lagi ke dalam got. Nah, abis gue diceburin itu, Angel (member Madesu) ngajak gue ke tempat cuci mobil di sebelah sekolah.
Dan di tempat cuci mobil itu lah gue untuk pertama kalinya membersihkan diri dengan cara di steam. Jadi itu keran yang buat nyuci mobil, yang bener-bener kenceng banget semburannya disemprotin ke tubuh molek gue. Sakit banget banget, tapi tuh kotoran cepet rontoknya.
Belom lagi gue pas hari itu juga dikerjain sama temen-temen deket gue di kelas. Seharian pas ultah gue dicuekkin, malah sehari sebelumnya gue kena omel sama sekelas. Gue yakin gue dikerjain, tapi akting mereka begitu meyakinkan.
“jangan mentang-mentang lo ulang tahun trus lo kepedean yee kita kerjain!” ucap salah satu temen sekelas gue waktu itu.
Tanggal 15 February gue stress karena memang temen-temen kelas gue gak ada yang mau ngucapin selamat ulang tahun ke gue. Pas, gue lagi makan siang dikamar, tiba-tiba temen-temen sekelas gue datang.
Mereka datang bawa kue lengkap dengan lilinnya, ada Atycunn, Ojii, Apunk, Keezia, Cibom, Label, dan Evy. Mereka tiba-tiba masuk kamar gue sambil nyanyi, “Happy birthday to you, happy birthday to you!”
Asli gue langsung nangis saat itu, mereka semua meluk gue satu per satu. Betapa terharunya gue saat itu.


14 February 2011
Woohhooowww, diumur yang dianggap sebagai “Cowok Udah Dewasa”, di ulang tahun gue ke-21 itu lah gue merayakan kembali sama sahabat-sahabat gue. Angel, Maya, Tyas, Alex, dan Ega.
Gue dijemput sama Angel dan Maya di 711 Senayan dan kita cuss ke rumah alex. Diperjalanan jemput Tyas untuk barengan ke rumah Alex, si Maya ngeluarin “amunisi Inneke Koesherawati”, gue takis dan Angel kita cekokin.
Di rumah alex gue dikasih kejutan kue ulang tahun dengan lilin dan berbagai kado. Angel memberikan Sepatu Kets Converse Ungu yang emang gue pengenin banget. Maya kasih gue Dompet Oakley.
Alex juga menyiapkan red wine plus vodka. Kita senang-senang waktu itu. Kita berenang di kolam renang rumah Alex, dan tetap yaa gue nangis saat itu. Terharu parah, karena temen-temen yang menyayangi gue.


14 February 2012
Di Ulang tahun ini gue buka Kamar di Park Hotel Jakarta. Gue ditemenin Angel dan Tyas yang memang gue minta untuk check-in barengan, jadi gue gak sendirian.
Gak lepas dari kata “dikerjain”. Gue dikerjain sama Angel, Tyas, Maya, Alex,Maya, Chacha, Alex, dan teman lainnya disana. Gue dibikin mabok sama mereka semua, dan akhirnya gue tidur nangis kaya anak bayi, tangan kanan meluk tangan Angel, dan tangan kiri gue meluk Tyas. Mereka berdua nginep dan nemenin gue sampai besoknya.
Tanggal 16 February gue dapat Surprise dari Atycun dan Cibom. Mereka kasih gue cupcakes sosok kita bertiga sebagai hiasan diatasnya. Gue bener-bener terharu parah. Sampai akhirnya, tuh gue udah 1 tahun berada di freezer kulkas gue. Karena gue gak mau kue itu rusak. Itu kue jadi kenang-kenangan terindah buat gue.


14 February 2013
Tadi malam. Gue bener-bener merasa terharu banget. Gue diajak ke Bremmer, Kemang, dari siang sama Angel.
Gue sampai di Bremmer udah ada Tyas, Ditha, dan Fadil. Mereka bertiga udah nangkring duluan disana. Kita ngobrol-ngobrol sambil nunggu jam 12 malam. Dan gue herannya, udah jam 12 malam lebih koq gak ada yang ngucapin yaa. Angel sama Alex pun belum datang.
Kurang lebih jam setengah 1, Angel datang dan mengejutkan gue. Dia datang sambil membawa kue dengan lilin-lilin diatasnya. Dia datang bersama Alex, Maya, dan buccii gak penting.
Jadilah tuh yaa selain menerima ucapan dari mereka gue juga diteriakkin “Happy Birthday” dari semua pengunjung Bremmer semalam.
Gue gak henti-hentinya meluk dan cium Maya, Angel, Tyas berganti-gantian. Mereka bener-bener sahabat gue. Apalagi Maya, ngasih kado berupa Parfume Marks & Spencer yang emang gue suka banget wanginya.


Setiap tanggal 14 February juga gue selalu mendapatkan pesan bbm, sms, mention twitter, wall facebook, dan lain-lain. Enggak Cuma ucapan Happy Birthday aja, tapi juga banyak doa didalam setiap pesan-pesan tersebut.
Sahabat, teman, saudara, keluarga, bahkan dosen mengucapkan selamat kepada gue diiringi doa dan harapan-harapan mereka. Betapa terharunya gue membaca semua doa-doa itu. Dan gue berharap banget Allah SWT akan menjabah doa-doa mereka yang begitu mulia dan membalas setiap doa-doa mereka dengan kebaikkan yang lebih.

Minggu, 10 Februari 2013

Beta Cinta Indonesia Negeri Beta

Indonesia.
Tempat aku lahir, makan, dan buang air. Di negara tercinta ini sedih dan senang telah kita laluin. Di negara ini kita menuntut ilmu dari Taman Kanak-kanak, sampai sekarang di Perguruan Tinggi.

Kita mendapatkan orang tua yang sangat berjasa di Tanah Air Indonesia. Kita menemukan teman-teman baik di Indonesia. Kita dapat merasakan udara untuk bernafas Indonesia. Kita mendapatkan cobaan yang membuat kita terpuruk dan menjadi orang yang lebih kuat di Indonesia. Kita merasakan kebahagiaan dan momen-momen berkesan juga di Indonesia.

Namun, apakah yang sudah kita berikan untuk Negri yang sudah memberikan banyak hal untuk kita?
Menjelek-jelekkan kebobrokan di Negeri Indonesia melalui Social Media?! Mengeluh dan memberikan cemoohan mengenai kasus-kasus yang terjadi di Negeri ini?! Atau memberikan kata-kata pedas dengan menghina setiap kekuranga fasilitas yang kita dapatkan melalui Negeri ini?!

Lalu adakah solusinya? Lalu adakah terbesit di Pikiran kita semua mengenai bagaimana cara memperbaiki Negeri ini?!
Saya tidak munafik saya pernah melakukan itu semua. Saya tidak dapat berbohong untuk tidak mengeluh dan memberikan kata-kata pedas mengenai semua kekurangan bangsa Indonesia.
Kasus korupsi, pembunuhan, kurang peka akan budaya sendiri sehingga dicuri negara tetangga, rasisme, konflik dan pertikaian antar suku, dan masalah-masalah lainnya yang kita hadapi.

Jujur saja saya cukup terpukul dengan Quote Bung Karno, “Jangan Tanyakan Apa yang Sudah Diberikan Negeri Ini untuk Kalian. Tapi Bertanyalah Apa yang Sudah Kalian Berikan Kepada Negeri Ini!”

Apakah kita selalu ingat akan sejarah bangsa ini? Dulu, pada Zaman pra-penjajah, Indonesia adalah negara yang besar. Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan bukti Indonesia adalah negara yang cukup menguasai Asia Tenggara.
Pada Zaman penjajahan, apakah kita pernah merenung mengenai bagaimana para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan bangsa, baik dalam perang, pendidikan, dan mengkomunikasikan kemerdekaan; apakah kita pernah teringat nama Soekarno, Hatta, Tjut Njak Dien, Pattimura, Pangeran Hasanudin, Pangeran Diponogoro, Agus Salim, R.A Kartini, Pangeran Antasari, dan pahlawan-pahlawan lainnya yang tidak tercantum pada buku sejarah?!
Apa kita pernah membayangkan bagaimana kerasanya perjuangan mereka?

Saya serasa ditampar ketika merenungi apa yang dimaksud Bung Karno pada Quote Beliau diatas. Saya merenung, apa yang saya lakukan saat ini dapatkah dapat memajukan dan memperbaiki negeri ini? Saya berpikir, bagaimana cara saya berkontribusi bagaimana cara saya membalas budi untuk Indonesia?

Sekarang saya bercita-cita untuk dapat berkontribusi dalam memajukan kehidupan di Indonesia. Saya ketika lulus kuliah nanti harus cepat kerja, harus dapat meraih semua rencana dan cita-cita saya menjadi seseorang yang sukses dan mensejahterakan keluarga saya kelak.
Ketika saya kelak sudah dapat mensejahterakan diri sendiri dan keluarga saya, saya ingin melalukan hal kecil untuk bangsa ini. Saya berniat dapat menjadi pengajar untuk anak-anak di daerah pedalaman dan terpencil di Indonesia. Saya ingin mereka mendapatkan apa yang sudah saya dapatkan selama tinggal di Jakarta.

Melalui tulisan ini saya bermaksud mengajak pembaca untuk dapat memikirkan bagaimana berkontribusi dalam memperbaiki dan membalas budi kepada Negeri ini. Negeri tempat lahir, negeri tempat kita meraih pendidikan dan prestasi, negeri tempat kita makan, dan negeri tempat kita buang kotoran. Semua kita lakukan di negeri ini.
Walaupun kalian membenci sistem dan keadaan di Indonesia, tapi kita harus SADARI bahwa negeri ini telah memberikan banyak jasa kepada kita. Ayo, lakukan hal-hal kecil tapi dapat berdampak besar untuk Negeri kita Indonesia Tercinta.
Ada baiknya, kita tidak mengkritisi saja, tapi kita dapat juga memberikan sebuah pemikiran demi kemajuan negeri ini dari sekarang, dan juga kita harus lakukan suatu saat nanti.

Ayo Majukan Negeri Kita, Negeri Indonesia.

Dengarkan Simak dan Telaah

Mungkin karena faktor usia setiap orang yang lebih tua enggan untuk mendengar perkataan orang-orang yang lebih tua. Mereka selalu menganggap mereka lebih memiliki pengetahuan dan memiliki pengalaman yang lebih banyak. Padahal, belum tentu?
Mungkn lo juga pernah ngalamin ya tills, misalnya nih elo yang mau kasih saran atau masukkan ke orang tua lo. Pasti mereka respond mereka menolak dan menutup telinga, dan kemungkinan lainnya elo akan mendapatkan dampratan dari orang tua lo.
Lalu ada contoh lainnya, saat kita sekolah, pasti seorang guru enggan menerima kritikan dari orang tua. Kita sebagai murid selalu terbiasa di doktrin dengan kita yang harus mendengar dan mengikuti apa yang dikatakannya. Baik dan buruk, apapun selama kata Guru kita baik akan menjadi baik, walaupun kenyataannya buruk.

Gue jujur sempat dan sering kali di posisi seperti ini, selalu mendengar tanpa harus menuntut untuk didengar. Rasa segan, keajegan, takut, dan merasa tidak sopan mungkin udah tertanam di mindset kita sebagai orang yang lebih muda.
Contoh lainnya yang mungkin simpel dan sering kita rasain ketika bertemen; gue berteman dengan banyak orang, berteman dekat pun gue dengan enggak sedikit teman. Mereka selalu pengen gue dengerin curhatnya, sarannya, cerita-ceritanya, keluhannya, perasaannya. Tapi ketika saat gue mencoba untuk curhat dan menyampaikan perasaan gue, beuh! Gue dicuekkin.
Mungkin gue yang apes, tapi apa mungkin karena gue muka bantalan curhat ya? Enggak tahu deh. Tapi ini yang gue beberapa kali alamin.

Banyak orang juga yang suka mengomentari, mengkritisi, dan memberikan saran karena mereka selalu merasa lebih hebat dan lebih berpengalaman dalam suatu hal. Mereka cenderung tidak mau mendengarkan effort atau respond balik untuk menanggapi setiap komentar-komentarnya.

Mereka selalu mau untuk didengar tanpa harus mendengar balik. Apapun yang terjadi mereka mau kita menjadi seperti apa yang mereka mau. Mereka tidak membiarkan kita untuk mencoba “out of the box”.
Mereka seolah-olah berpikir, “Saya yang telah mendidik kamu, kamu harus mengikuti apa kata saya! Saya tahu kamu. Saya tahu sampai dimana kemampuan kamu.”

Sementara mereka tidak mau mendengarkan bantahan, jawaban, atau penjelasan yang kita ajukan.
Mungkin elo sudah menjadi orang tua atau akan menjadi orang tua atau sudah menjadi senior yang sudah expert, gue memberikan saran kepada kalian untuk coba deh bila saat nanti kalian dalam kondisi seperti ini, coba lah untuk mendengar dan menyimak setiap jawaban atau respond dari orang lain.

Karena balik lagi, kita ini kan manusia, tidak ada manusia yang sempurna. Hargai orang lain jika kalian ingin dihargai. Dengarkan orang lain jika kalian ingin didengar. Dan cobalah untuk melihat segalanya lebih dekat, menyimak lebih dalam, dan cobalah menelaah suatu hal dengan sudut pandang lain.

Kami Juga Memiliki Arti

Kaum Gay selalu merasa didiskriminasi oleh masyarakat luas karena perbedaan orientasi sexual kami yang menyimpang. Kami selalu menjadi bahan olok-olokkan, dan selalu menjadi bahan gunjingan.

Memang beberapa diantara kami ada yang memutuskan untuk menjadi Pengamen Waria lampu merah dan juga mangkal di Taman Lawang. Tapi bukan berarti bahwa semua kaum minoritas seperti kami dapat disamakan dan diremehkan satu sama lain.
Memang, yang kami alami dan kami perbuat saat ini tidak sesuai dengan norma asusila dan norma agama di Indonesia. Apalagi bisa dikaitkan dengan kisah Nabi Luth, yang dimana umatnya merupakan “Kaum Sodom” yang dikutuk Allah SWT, karena gemar melakukan hubungan sex sesama jenis.

Kami tahu kami salah, kami juga mau Normal seperti masyarakat atau orang lain. Kami bingung dimanakah sumber kesalahan atas penyimpangan ini. Siapa yang patut kami salahkan? Diri kami sendiri?
“Kalau Boleh Memilih, Saya juga maunya dilahirkan sebagai seorang yang normal. Bukannya seperti ini.” Jawab seorang Designer Muda Indonesia saat diwawancarai oleh pewarta Infotaiment.

Kita juga tidak dapat menutup mata kalau Indonesia juga memiliki kebudayaan sex perilaku menyimpang penyuka sex sesama jenis. Diantaranya ada di Ponorogo, daerah Sulawesi Selatan,dan daerah-daerah lainnya (Kalau Tidak Percaya Anda dapat melakukan investigasi dan penelitian sendiri).

Verbal Violance, sudah biasa kami terima dan jujur terpaksa. Kami selalu diolok-olok oleh orang-orang yang memiliki mulut super cerdas pada saat (kami yang Muslim) berniat melaksanakan kewajiban Sholat, “Lo Sholat Jum’at juga? Emangnya cewek Sholat Jum’at? Mana Mukenanya?”

Jujur kami merasa marah. Kami sangat tidak setuju kegiatan peribadahan kami berhubungan dengan Tuhan (Habum Minallah) yang kami lakukan disamakan dengan orientasi sexual kami yang menyimpang.

Kalian boleh menghina akan perilaku sexual kami yang menyimpang (walaupun kami tahu itu bukan kami yang menghendaki demikian). Namun, jangan lah sampai kalian menghina kami ketika kami melakukan kegiatan peribadahan kami dengan Tuhan Kami. Kami tetap butuh Tuhan. Dan dalam setiap Kitab Suci Agama manapun tidak ada yang menuliskan bahwa Kaum Gay Seperti kami tidak berhak untuk beribadah dan berdoa.

Dalam kegiatan social, kaum Gay juga juga ikut berkontribusi dalam memajukan Negara Indonesia tercinta ini. Dapat kita lihat adanya kepedulian dari Kaum Transgender yang menyumbangkan Uang Donasi Pembangunan Gedung KPK beberapa bulan lalu. Ini adalah bentuk Apresiasi nyata dari kaum yang selama ini dianggap sebagai sampah di masyarakat.

Menurut penelitian dan Jurnal Psikologi AS, kaum Gay memiliki IQ diatas rata-rata dan kecerdasan yang berbeda dengan orang-orang normal. Talenta dan bakat yang dimiliki oleh Kaum Gay pun dapat dikatakan banyak, apalagi dalam dunia kesenian.
Terbukti dengan banyaknya seniman dari kaum gay. Fashion Designer lokal maupun International kebanyakan juga berasal dari kaum Gay. Dan jangan sedih, Band Rock Morissey adalah Band salah satu band yang beranggotakan kaum Gay.

Kami juga tahu diri untuk tidak meng-expose kegiatan intim kami didepan umum. Mungkin beberapa diantara kami melakukan hal itu. Namun, hanya sedikit sekali diantara kami yang melakukannya. Kami masih menghormati norma asusila dan norma batasan sosial yang berlaku di Indonesia.
Kami hanya berharap masyarakat umum menghargai kami dan menghormati kami, layaknya kami menghargai anda semua. Stop Verbal Violance atau Kekerasan Verbal kepada kami. Hanya itu harapan kami.
Terimakasih.

“Tolong jangan menghina kami. Hargai Kami. Terima Kami. Kami juga masih belajar menerima kondiri dan keadaan kami dengan ikhlas. Ini bukan salah kami, kami tidak menghendaki ini semua.”

Sabtu, 09 Februari 2013

Gong Xi Fat Cai Alm KH Abdurrahman Wahid

Tahun baru Cina atau biasa kita kenal dengan Imlek merupakan hari dimana kaum etnis Tiong Hoa merayakan pergantian tahun Cina. Di Indonesia sendiri sejak kurang lebih 10 tahun ini diperingati sebagai hari libur Nasional.

Bila kita menilik kembali ke belakang atau tepatnya pada zaman orde baru, kaum etnis Tiong Hoa tidak dapat memiliki kemerdekaan untuk merayakan imlek. Pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto, jangankan untuk merayakan Imlek secara besar-besaran, apapun yang berbau Cina tidak diperbolehkan.

Rasisme anti Cina sudah dirasakan warga keturunan Cina bertahun-tahun. Entah apa penyebab Presiden Soeharto melarang kaum keturunan Tiong Hoa melestarikan kebudayaan leluhur mereka di Indonesia. Mungkin agar tercipta Nasionalisme sebagai Bangsa Indonesia (ini mungkin).

KH. Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Negara Kesatuan Republik Indonesia lah yang membuat keputusan bahwa Kaum Etnis Tiong Hoa diperbolehkan merayakan Imlek. Sejak pemerintahan Gusdur, keturunan Tiong Hoa yang tinggal dan menetap di Indonesia dapat memiliki persamaan hak untuk merayakan Tahun Baru seperti Umat Muslim.

Aneka ragam kebudayaan Cina pun semakin dikenal di Indonesia. Ada barongsai, berbagai lagu Mandarin, pakaian khas Mandarin, kuliner Cina, bahkan Bahasa Mandarin pun kian marak dipelajari oleh masyarakat Indonesia secara luas, bukah hanya kaum keturunan Tiong Hoa saja yang memperlajarinya.

Bila kita melihat lagi dari segi Sejarah, kita tidak dapat mengungkiri bahwa Bangsa Indonesia merupakan ras campuran antara berbagai ras, dan salah satunya adalah Cina. Banyak sekali kebudayaan-kebudayaan di Indonesia yang memang lahir dari adaptasi dari Budaya Cina tradisional. Contohnya kebudayaan Betawi, Betawi merupakan asimilasi antara kebudayaan Timur Tengah, Cina, dan Portugis.

Mungkin ini yang menjadi salah satu faktor Gusdur memerdekakan warga kaum keturunan Tiong Hoa untuk dapat melestarikan dan menjaga Kebudayaan leluhur. Dan mungkin juga dengan mereka tetap merayakan Hari Tahun Baru Cina, Indonesia akan semakin dikenal sebagai Negara dengan aneka ragam budaya.

Keputusan Gusdur bukannya tanpa kontra. Banyak orang yang menganggap keputusan Gusdur tersebut tidak masuk akal. Orang-orang itu menganggap Imlek bukan merupakan Tahun Baru Cina, tapi Tahun Baru kaum Kong Hu Cu. Kong Hu Cu dianggap sebagai agama (apakah benar itu agama?). Sehingga banyak orang yang tidak setuju, karena Kong Hu Cu tidak diakui di Indonesia sebagai Agama.

Sampai akhirnya banyak tokoh keturunan Cina dan beberapa celebrity Ibukota menyatakan bahwa ini merupakan kebudayaan leluhur Cina. Dan Kong Hu Cu bukanlah agama. Mereka menyatakan bahwa Tahun Baru Imlek boleh dan sah-sah saja dirayakan oleh agama apapun, baik Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Budha, dan agama lainnya. “Imlek merupakan salah satu kebudayaan leluhur Cina. Bukan kebudayaan yang lahir karena Kong Hu Cu.” (saya masih ingat salah seorang celebrity yang saya lupa namanya itu mengatakan hal itu. Saya setuju!”

Sehingga ada baiknya para kaum Etnis Keturunan Tiong Hoa, terutama anak muda tidak melupakan jasa Presiden ke-4 Negara Indonesia, Alm. KH. Abdurrahman Wahid (Gudur) atas jasanya membebaskan hak asasi setiap rakyat untuk melestarikan kebudayaan di Indonesia.

“Terima Kasih Bapak KH. Abdurrahman Wahid. Jasamu dalam memperkaya kebudayaan Bangsa Indonesia dan menyamakan hak asasi kaum Keturunan tidak akan kami lupakan. Semoga Bapak Tenang di Sisi Tuhan.”

Tawa Tangis Canda Persahabatan

“Bersahabat dekat itu tidak perlu proses rentan waktu yang lama. Saling pengertian dan saling mendukung merupakan hal yang utama. Sahabat akan mengatakan sebenar-benarnya, bukan membenar-benarkan perkataan.”

Tawa, tangis, dan canda, sepertinya hal yang memang selalu terjadi dalam kehidupan kita semua sebagai manusia. Dan, semua itu akan menjadi lebih indah apabila semua dilalui bersama sahabat-sahabat yang kita sayangi.

Gue mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta dengan ambil Fikom dan jurusan yang gue ambil adalah Public Relations. Berawal dari tawaran dari salah satu dosen untuk gue dapat bergabung menjadi team yang akan dikirimkan untuk ikut kompetisi Strategic Plan of Public Relations.

Di team itu gue bergabung sama Ryan, Mianda, dan Affni. Gue emang kenal sama mereka, tapi gak dekat. Palingan sebelum digabung jadi team gue cuma saling tegur dan balas-balasan senyum aja sama mereka, begitupun mereka ke gue.
Kita berempat punya beberapa kesamaan dalam hal kepribadian, tapi lebih banyak lagi perbedaannya. Ryan sang Artis Boyband, Finalis Abang None Jakarta Selatan, yang memang punya gaya humble dan kesibukkan yang seabrek-gubrek. Mianda, sang Ibu Komandan dengan pribadi prefectionist dan tentunya agak picki-picki. Sementara Affni, si kalem dan sosok paling lembut diantara kita berempat, tapi kalau sudah marah harap siap-siap menelan kiloan ludah.

Awalnya agak sulit menyatukan kepribadian yang dari sisi-sisi perbedaan-perbedaan tersebut. Masih menerka-nerka satu sama lain baik kepribadian, kemampuan, maupun kecerdasan, serta kemauan masing-masing. Perdebatan kecil menjadi hal wajar diantara kami. Kami saling mendekatkan diri bukan dengan membicarakan projek lomba itu, tapi dari gosip-gosip dan obrolan ringan lainnya (percaya deh ini mampu mendekatkan kalian sama orang-orang yang belum kalian kenal dekat).

Singkat cerita nih, kita udah masuk Hari Deadline pengumpulan proposal kompetisi tersebut. Kami panik, karena proposal kami belum selesai total dan baru berjalan 40%. Kami selalu mengirimkan perkembangan-perkembangan yang kami lakukan kepada mentor-mentor kami. Mianda merupakan team kami yang sangat pengertian, hampir semua di proposal tersebut dia yang membuat. Ryan sibuk dengan agenda keartisannya, Affni terlibat dalam lomba lainnya juga, gue juga sempet sibuk karena pekerjaan MC paketan (kita tahu Mianda sebenernya agak emosi, makanya jujur aja nih kita gak enak sama dia)

Mentor kami saat itu memberikan penilaian-penilaian pedas dan kritik kepada planing yang kita create. Mianda yang sangat panik dan emosi tidak mampu menahan air matanya, dan dia pun memeluk Affni (mereka berdua memang sahabat dekat). Gue? Panik iya! Gak bisa cuyy melihat cewek nangis.

“Udah deh kerjain aja dulu semampu kita. Gak usah dengerin apa kata orang-orang dulu!” seru Ryan dengan semangat dan emosinya yang sudah mulai naik.
Seruan dari Ryan yang spontan itu langsung menaikkan semangat kami. Kami pun langsung dengan semangat berkobar melanjutkan pengerjaan proposal tersebut. Oh iyah, proposal itu judulnya “Save Our Crown”.

Singkat cerita, kita masuk jadi 5besar Finalist, dan wajib mengikuti tahap selanjutnya. Di tahap berikutnya kami harus mempresentasikan project tersebut. Tapi sebelum presentasi setiap team yang lolos ke tahap berikutnya berhak mengikuti Seminar mengenai Public Relations dan focus group discussion (FGD) dengan orang-orang yang sudah ahli pada bidang industri Public Relations.

Keributan sempat terjadi diantara gue dan Mianda. Pasalnya ketika FGD tersebut, setiap team berhak melakukan diskusi forum dengan dua pembicara. Gue merasa gak puas, karena hanya satu saja yang menurut kami dapat membantu kami dalam mengembangkan proposal, sementara satu lagi adalah seorang PR yang sudah tua dan hanya menjelaskan perkembangan PR di Indonesia pada zaman orde baru (tahun 70-an tepatnya). Gue berbicara pada panitia, yang awalnya mereka memperbolehkan kami bergabung dengan praktisi lainnya, namun ketika kami sudah duduk bergabung dengan team lain dan praktisi lainnya, panitia memanggil kami kembali dan melarang kami untuk ikut bergabung.

Gue yang merasa terhina gak bisa nahan emosi, diluar ruangan gue langsung banting tas dan jalan kearah toilet. Mianda langsung nangkep tangan gue dan dia bentak-bentak gue, “Lo tuh kalo mau marah-marah jangan disini! Inget Za, kita bawa nama almamater! Kalo lo ngamuk-ngamuk kaya gini sama aja lo bikin nama jelek buat kampus itu!” saat itu gue melihat Mianda menghapus air matanya.
Gue akhirnya minta maaf sama Mianda dan Ryan. Gue menyadari tindakkan gue yang losed control tersebut bisa berdampak buruk baik bagi team kita secara personal, maupun juga untuk kampus gue.
Sepulangnya dari Kampus Negri yang menyelenggarakan kompetisi tersebut Aku dan Mianda terpaksa pulang ke Jakarta naik kereta. Jalan dari kampus tersebut ke stasiun keretanya aja nyasar lho kita. Di dalam KRL suasana sudah ramai, sehingga kita bertiga harus berdiri.

Sampe di Jakarta, kita bertiga langsung naik taksi dari Stasiun Manggarai ke Plaza Semanggi. Disitu lah tangis gue pecah, tangisan yang selama perjalanan pulang dalam kereta gue tahan. Gue nangis karena memang udah gak tega ngeliat Ryan dan Mianda (gue tahu lah backgrounding mereka gimana) harus pulang naik kereta dan berdiri, suasana kereta kacau luar biasa ramainya pula.
H-1 eksekusi presentasi proposal, kami diwajibkan untuk latihan mempresentasikan proposal tersebut di depan kelas salah satu dosen. Sebelumnya, sudah ditunjuk oleh dosen pembimbing kami, gue dan Mianda sebagai Spoke Person, Affni sebagai clikers, dan Ryan yang akan membantu kami saat kesulitan dalam menjawab pertanyaan, karena memang Ryan spontan dan jawaban-jawabannya selalu benar dan cukup membuat kami shock.

Ryan membuat Affni emosi saat itu, karena Ryan memaksa untuk menggunakan bangku yang hanya ada satu di meja dosen. Sehingga Affni harus berdiri sebagai seorang clikers. Ditambah lagi dengan Ryan yang akan izin latihan dengan Boyband-nya dan cukup membuat Affni dan Mianda tidak habis pikir. Sudah H-1 ekseksusi
Brak! Affni membanting buku dan membentak Ryan saat kami sudah keluar kelas dan duduk dipojok gedung kampus, “Gue gak suka ya dengan cara lo tadi! Gue harus berdiri dan lo duduk disitu! Gue clikers Ryan!”

Ryan tak kalah membentak Affni saat itu dengan nada yang tidak kalah tinggi dengan suara lantangnya.

Mianda yang melihat kejadian itu langsung berdiri dan membentak kita bertiga dengan tangis dan air mata diwajahnya, “Terserah lo semua!” dia langsung lari dan meninggalkan kami berrtiga.

“Tuh lo lihat kan! Mianda sampe kaya gitu! Dan lo masih bisa sekarang untuk tetep pergi latihan Ryan? Inget yan, besok itu kita udah eksekusi hari terakhir! Dan kita butuh elo Ryan” ucap Affni masih dengan nada tinggi dan membentak.

“Sekarang gini ya, gue memang ikut lomba ini. Tapi gue juga punya kewajiban lain! Gue kerja, walaupun emang uangnya gak seberapa!” balas Ryan gak kalah tinggi nadanya (Padahal suaranya kalo nyanyi nge bass lho).
Emang gue dasar cowok melankolis kali ya, gue nangis donks. Gue gak tahan melihat mereka berantem depa muka cute gue ini. Lupa gue akhirnya gimana, yang jelas Ryan tetap diizinkan latihan dengan perjanjian selesai latihan dia kembali lagi ke kampus.
Semalaman kami latihan presentasi sampai kami ngantuk. Aku dan Affni nginap dirumah Mianda, sementara Ryan nginap di rumah temannya. Ryan yang menyusul latihan tersebut datang dengan membawa makan malam.

Siang harinya kami bertengkar dan menangis, tengah malamnya kami larut dalam perbincangan yang “mengarah”. Perbincangan itu membuat kami berempat larut dan tertawa, serta bercanda. Rasa marah dan emosi sudah sudah tidak ada lagi diantara kami, yang tinggal hanya rasa lelah, senang, dan terhibur (sebenarnya sih agar saling merasa terhibur doank, biar gak nervous).
Beberapa jam kemudian, kami yang hanya baru tidur langsung bangun lagi dan bersiap-siap untuk menuju Universitas Negri tersebut. Selama diperjalanan kesana aku tidur sementara yang lainnya latihan dan menyiapkan jawaban apabila ada pertanyaan-pertanyaan sulit (maklum gue ngantuk berat cuyy).

Sambil menunggu giliran team kami yang kebetulan dapat nomer urut delapan, gue hanya bisa merokok dan bernyanyi-nyanyi sambil joget-joget di depan Mianda, Affni, dan Ryan pun ikut bernyanyi-nyanyi. Gue yang emang punya kebiasaan kaya gitu untuk menghilangkan stress dan nervous (selain berdoa tentunya) ternyata cukup berhasil membuat teman-teman team gue tersenyum dan tertawa.

Gue inget banget lagu yang gue nyanyiin, “Rasa Deg-degan dihatikuuu, saat ku tatap paras wajahku di cermin. Pipi merah, bibirku merah, mau presentasi ini,” liriknya sengaja gue ubah biar nyambung gitu.
Presentasi pun selesai, kami mendapatkan pujian dan hampir tidak ada kritik dari dewan juri. Cara gue dan Mianda menyampaikannya pun dipuji, program-program yang kami buat pun mendapatkan pujian. Kami yang tidak dapat menahan rasa haru langsung keluar dari ruangan, memeluk satu per satu team, menangis dalam pelukkan tersebut, dan sampai pada akhirnya kami merasa bangga terhadap team.
Ya, walaupun hanya dapat peringkat empat dalam kompetisi tersebut. Kami tetap merasa bangga, karena kami selalu menanamkan “Yang paling penting itu adalah Proses, BUKAN Hasilnya!”

Sampai setelah kompetisi tersebut selesai, gue, Mianda, Affni, dan Ryan menjadi saling dekat satu sama lain. Walaupun kami memiliki appear group masing-masing berbeda, tapi kami tetap keep in touch satu sama lain, dan menjadi sahabat dekat.
Kami berempat sering sekali saling curhat-curhatan dan diskusi mengenai apapun. Dari gossip sampai hal-hal pribadi. Kami juga saling mendukung apapun yang kegiatan dan kompetisi yang salah seorang diantara kami ikuti. Saling memberikan saran apabila merasa ada kekurangan diantara kami.

“Persahabatan dapat tumbuh dalam kondisi apapun. Persahabatan bukan hanya melihat persamaan, namun juga melihat perbedaan. Saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing, saling mendukung, dan saling jujur dalam menilai. Karena sahabat akan mengatakan yang sebenar-benarnya, bukan membenar-benarkan kata-kata.”