Minggu, 29 September 2013

Power of Social Media

Social Media saat ini bukan hanya digunakan sebagai alat sharing individu. Seiring perkembangan teknologi informasi dan media interaksi banyak perusahaan dan produk yang memang sudah menggunakan ini sebagai tools sebuah produk, misalnya untuk brand promotion, brand activision, & brand campaign, atau mungkin lebih dikenal dengan nama “Buzzing Campaign”.

Mungkin diantara kita yang menggunakan twitter dan mem-follow beberapa artis – artis ternama Indonesia sering membicarakan mengenai suatu produk tertentu dalam tweet-nya. Walaupun brand atau product tersebut memang memiliki official account twitter sendiri, mereka tetap membutuhkan orang atau account twitter tertentu yang memiliki Power Influencer atau “Kekuatan Mempengaruhi”terhadap audience-nya (atau lebih dikenal dengan follower). Orang – orang atau account – account yang digunakan untuk melakukan buzzing campaign tersebut lebih dikenal dengan “Buzzer”.

Buzzer – buzzer tersebut dibagi menjadi tiga kategori, ada; Celebirity (Artis, people knowing); Celeb twit (public account yang memiliki influential bagi follower-nya; Common People (orang biasa yang memang memiliki jumlah follower tidak sebanyak celebrity atau celeb twit, namun memiliki pengaruh bagi followernya.
Penggunaan jasa “Buzzer” tersebut bukannya free atau hanya sekedar partnership. Namun, mereka dibayar dengan harga yang disesuaikan dengan jumlah follower mereka. Beberapa Buzzer dari Celebrity diantanya: @agnezmo; @radityadika; @marshanda; @raisa6690; dan lain-lain.
Sedangkan untuk celebtwitt yang sering menjadi langganan menjadi buzzer sebuah brand diantanya; @TwitFakta, @MentionKe, @infotekno, @pepatah; @twetramalan; dan lain-lain.


Namun, sebelum mengadakan buzzing campaign melalui twitter, ada hal – hal yang harus diperhatikan oleh Brand atau Agency, diantanya:
1) (What) Apa content yang akan disampaikan melalui Twitter sebagai media brand activation.
2) (Who) Siapa yang menjadi Buzzer. Dalam hal ini harus disesuaikan antara produk dengan follower dari akun – akun yang akan dipilih. Apakah sesuai dengan target consumer dari produk tersebut atau tidak. Misalnya untuk produk olahraga, buzzer yg akan dipilih adalah; Darius Sinathriya. Valentino SImanjuntak; dan lain- lain.
3) (When) Dalam melakukan buzzing campaign harus memperhatikan waktu yang tepat untuk campaign. Traffic teramai Twitter Timeline Indonesia adalah antara pukul 16.00 – 21.00 pada weekday, dan pada weekend pada pukul 14.00 – 21.00.
4) (How) Bagaimana kalimat yang di create untuk campaign yang harus disesuaikan dengan brief content diawal. Bahasa penyampaian umumnya yang dapat mempengaruhi adalah kalimat yang “Soft Direct”, BUKAN yang “Hard Direct”.
Bahkan ada beberapa brand yang menggunakan scenario untuk membuat customer-nya penasaran dan mencari tahu sendiri mengenai sebuah produk. Misalnya yang pernah dilakukan oleh Blackberry Z10; beberapa buzzer digunakan oleh Blackberry untuk mengkomper antara Z10 dan I-phone 5. Scenario tersebut menjelek-jelekan produk blackberry dan mengangkat mengenai kelebihan dan fitur I-phone 5. Namun sebenarnya hal itu digunakan untuk memancing para audience untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fitur dari Z10. Dan alhasil awareness public terbentuk, dan campaign tersebut efektif sesuai dengan ekspektasi Blackberry. Ini dapat terlihat dari efford Public ketika Z10 baru di launching.
5) (Where) Mengenai Lokasi dari Buzzer juga harus menjadi perhatian bagi Brand atau produk. Misalnya untuk buzzing campaign Mengenai Event (Brand Activasion). Misalnya brand akan mengadakan event di Bandung, otomatis penggunaan buzzer juga sebaiknya dipilih dengan domisili di Bandung atau yang memberikan informasi mengenai Kota Bandung, misalnya; @infobdg; @BandungRetweet; dan lain – lain.

Beberapa hal diatas adalah beberapa detail yang sebaiknya diperhatikan oleh advertiser, boutique communications, ataupun yang ingin melakukan buzzing campaign agar Social Media activation yang akan dilakukan berjalan dengan efektif dan sesuai dengan ekspektasi.


Salah satu kelebihan lain dengan penggunaan Social Media sebagai Branding Tools sebuah produk adalah dapat menjadi media bridging untuk mendapatkan banyak informasi langsung dari customer. Misalnya ada keluhan dari customer, dapat dijadikan bahan evaluasi produk tersebut.
Selain itu, Social Media juga dapat menjadi media komunikasi dan interaksi antara produk dengan loyal customer-nya.