Berawal dari keputusan yang aku ambil untuk menentang Mama untuk
mengambil kuliah jurusan ekonomi akutansi, dan mengambil fakultas ilmu
komunikasi dengan major Public Relations atau Hubungan Masyarakat. Keputusanku awalnya
ditentang, sampai aku harus menunda kuliah selama satu tahun karena Mama tetap
tidak setuju mengenai pilihanku untuk menimba ilmu komunikasi. Yaa mungkin
karena pikiran Mama yang masih kolot dan dipengaruhi oleh banyak orang, “Mau
jadi apa kamu ambil komunikasi?”
Aku tetap bersikukuh untuk mengambil fakultas ilmu komunikasi, dan
akhirnya Mama menyutujui pilihanku. Mama mungkin melihat aku yang uring-uringan
dan sempat stress, dan mungkin Mama juga mempertimbangkan dari segi pekerjaan
ku selama tidak kuliah yaitu menjadi seorang pembawa acara untuk beberapa
event.
Aku memilih Universitas Prof. Dr. Moestopo (BERAGAMA) sebagai
tempatku menimba ilmu komunikasi. Rasa ingin tahu mengetahui ilmu komunikasi
sangat lah besar, yaa itu terbukti dari rajinnya aku masuk kuliah. Untuk beberapa
mata kuliah yang memang “komunikasi banget” aku cukup menonjol. Beberapa orang
pun seperti teman-teman cukup banyak yang mengatakan, “Za, elo PR banget. Cocok
lah jadi PR.”
Seperti orang awam lainnya, awalnya aku berfikir kalau menjadi
seorang PR hanya perlu bermodal bisa ngomong depan orang banyak (kebetulan aku
sudah terbiasa, karena memang aku adalah seorang MC yang sedang membangun karir
dan kapabilitas), tapi ternyata gak semudah itu menjadi seorang PR)
Awal aku mengetahui konteks kerja PR melalui dosen ku yang bernama
Bu Ajeng yang saat itu menyuruh mahasiswa kelasnya mengerjakan tugas kelompok. Kami
boleh memilih antara membuat strategi komunikasi, film dokumenter, atau
seminar. Aku awalnya memilih strategi komunikasi, tapi teman-teman kelompokku
tak mau, mereka memilih untuk membuat film dokumenter.
Singkat cerita, deadline pengumpulan dan eksekusi tugas tersebut
makin dekat. Kelompok kami belum sama sekali membuat tugas tersebut. Dan akhirnya
teman-teman kelompokku memutuskan untuk membayar orang untuk mengerjakan tugas.
AKU TIDAK SETUJU dengan keputusan itu, karena menurutku membuat tugas tersebut
merupakan salah satu mencari pengalaman dan latihan untuk menambah kemampuan
diri.
Aku akhirnya memutuskan untuk keluar dari kelompok tersebut dan
banting stir membuat tugas strategi komunikasi sendiri. Saat itu H-3 sebelum
eksekusi, aku berdiskusi dengan Ibu Dosen dan akhirnya setuju. Aku yang saat
itu bingung meminta contoh strategi komunikasi pada temanku yang bernama Tata
untuk mau membantu ku dan mengajarkan ku bagaimana membuat strategi komunikasi.
Tata adalah temanku yang sudah berprestasi memenangkan juara dua lomba strategi
komunikasi di Universitas Muhammadyah Malang.
Aku memilih tema untuk strategi komunikasi pertama aku mengenai
peningkatan kenyamanan angkutan Trans Jakarta, aku lupa judulnya apa. Strategi komunikasi
yang aku buat cukup mendapatkan efford
yang baik, walaupun masih banyak kekurangan. Tapi setidaknya aku berani
mengambil keputusan dan mempertahankan prinsip ku.
Mulai dari situ lah aku mantap untuk memutuskan bahwa aku akan
memperdalam ilmu komunikasi dan praktikal seorang public relations. Aku tidak
mau berhenti belajar, walaupun aku malas membaca buku, tapi aku tetap mencari tahu
dari orang lain. Karena aku adalah tipikal orang yang suka membaca, aku lebih
suka mendengarkan orang lain yang sudah membaca buku untuk menerangkan summary dari buku yang dibaca, atau
mendengarkan pengalaman orang lain yang mau berbagi ilmunya.
Singkat cerita pada semester lima lalu (awal tahun 2012) aku
ditawarkan untuk mengikuti kompetisi strategi komunikasi action plan di Pekan Komunikasi Universitas Indonesia (PEKOM UI)
oleh Ibu Ajeng. Untuk mengikuti lomba tersebut aku bergabung dalam kelompok
teman-teman sekampus, yaitu Mianda, Affni, dan Ryan.
Mianda dan Affni pernah mengikuti lomba sejenis sebelumnya dan
mereka memiliki latar belakang organisasi kampus. Sementara aku dan Ryan adalah
orang-orang yang masih kosong megenai strategi PR. Ryan adalah seorang
entertainer, merupakan salah satu anggota boyband yang cukup hits dikalangan
ABG.
Mengikuti PEKOM UI 2012 itu sungguh mengguggah ku
mengenai Public Relations. Aku serasa menemukan passion baru selain dunia
hiburan (cita-citaku dan mata pencaharianku). Ini merubah cara berpikirku, cara
berperilaku, dan mengubah sudut pandangku mengenai banyak hal. Banyak sekali
ilmu pengetahuan mengenai PR yang enggak aku dapatkan dibangku kuliah.
Aku sungguh mencintai pekerjaan PR dan sangat
tertarik. Sampai saat ini saja aku masih berpikir untuk mengembangkan karir di
dua bidang, yaitu tetap membangun karir entertain ku dan juga membangun karir
ku sebagai PR yang qualified.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar