Siapa yang tak mengenal Louis Vuitton, Hermes,
Gucci, Versace, dan Burberry, pasti semua orang yang hidup di kota besar dan
memiliki latar belakang pendidikan dan pergaulan sosial tinggi mengenal
nama-nama tersebut. Yaa, Brand fashion yang sudah mendunia itu benar-benar
mempengaruhi dan mengguggah minat semua orang, gak cuma kaum perempuan aja,
tapi laki-laki pun ikut terpengaruh.
Lebih dari satu abad beberapa brand fashion
tersebut lahir dan membawa pengaruh yang besar. Tas, pakaian, sepatu, sampai
pakaian dalam mereka produksi untuk memenuhi kebutuhan orang-orang kelas atas
mengenai style dan fashion yang mereka minati.
Kualitas bagus baik dari segi bahan, jahitan, dan
model yang sangat mewah, service dan pelayanan outlet yang sangat-sangat
berbeda dengan brand fashion kelas B-C-D, gak heran kalau harganya pun cukup
melambung tinggi, dan gak banyak orang mampu beli barang-barang dengan
merk-merk tersebut.
Okay, kita kerucutkan aja kali yaa ke tas. Secara kan
yaa tas merupakan salah satu produk fashion dari brand-brand terkenal tersebut
ya.
Tas, merupakan alat yang digunakan untuk menyimpan
berbagai barang didalamnya. Tapi perkembangan fungsi tas sejak tahun 1900-an
selain untuk menyimpan barang-barang, tas juga menjadi alat fashion untuk
menunjukkan prestige dan kelas
seseorang. Pemilihan bahan, model, ukuran, corak yang pastinya berkualitas dan
berkuantitas tinggi juga akan menunjukkan kelas seseorang (bahkan disinyalir
dapat menunjukkan psikologis seseorang). Gak heran kalau harga tas original
dari LV, Gucci, Versace, dan Burberry harganya selangit.
Karena barang-barang mereka yang modelnya cukup
diminati oleh banyak orang tapi gak semua orang mampu beli barang tersebut,
mungkin jadi salah satu alasan kenapa banyak produsen yang memproduksi
barang-barang palsu/imitasi persis dengan barang-barang merk-merk tersebut yang
enggak ketinggalan merk dan logonya yang juga dicantumkan dalam barang produksi
mereka.
Pernah gak sih kalian beli barang KW dari brand
Fashion ternama itu?
Indonesia gak bisa dilepasin dari salah satu
negara yang memiliki banyak produsen yang memproduksi barang-barang kualitas 1
sampai kualitas 1000 dibawah kualitas barang ASLI dari brand fashion ternama
dunia. Bahkan di Indonesia ada banyak daerah yang terkenal akan produksi tas KW
tersebut.
Kita masuk ke ITC atau pasar tradisional pasti
kita bakalan menemukan banyak banget bahkan sejublek toko yang menjual tas-tas
imitasi tersebut. Dan pembelinya pun juga gak kalah banyak.
Umumnya pembeli tersebut merupakan orang-orang
yang berasal bukan dari kelangan kelas A atau A+ (kaya banget yaa nih orang). Keinginan
untuk dapat memiliki model-model tas yang bagus sesuai dengan selera mereka,
dan keinginan untuk mendapatkan prestige (walaupun maksa) menjadi alasan
pembeli tersebut. Tapi ada juga alasan lainnya, “barang Asli mahal! Buang-buang
uang aja beli tas sampe ratusan juta.”
Untuk gue pribadi sih yaa membeli barang KW
merupakan hal yang “maksa”. Karena buat gue, kalau gue udah mampu baru gue akan
bisa beli tas branded yang asli. Jadi selama gue belum mampu beli gue akan
lebih milih untuk enggak beli barang imitasi tersebut. Better gue pake tas yang
dengan merk yang harganya sesuai dengan kemampuan gue saat ini. Gak ber-merk
pun gak masalah, yang penting kualitas & kuantitas oke.
Mengutip kata model senior, Ratih Sanggarwati, “Buat
apa kita menipu diri sendiri dengan membeli barang palsu dan kita merasa barang
imitasi tersebut sebagai barang asli.”
Kalau di beberapa negara Eropa seperti Perancis,
Spanyol, dan Italy para brand fashion tersebut sudah mengerahkan fashion police yang bertugas untuk
mengecek barang-barang yang tertera merk mereka itu asli atau enggak. Kalau asli
mereka akan mengembalikan dan berterimakasih. Tapi kalo palsu mereka akan
bergegas membuka koper atau perlengkapan yang mereka bawa untuk mengambil
gunting rumput dan berkata, “Sorry, it’s fake!” dan gunting itupun langsung
mereka gunakan untuk menggunting tas tersebut. Banyak tourist yang pernah
menjadi korban dan ujung-ujungnya berurusan dengan kantor imigrasi.
Jadi gimana nih apa kalian masih mau pake barang
KW? Gue sih cuma sharing aja megenai prinsip gue untuk enggak beli dan pakai
barang-barang branded yang imitasi. Karena itu gak akan menaikkan prestige gue
dan gue merasa gak pede aja sih.
*FYI: Outlet Louis Vuitton di Paris memperkerjakan pramuniaga yang pasif bahasa Indonesia lho. Katanya pembeli dari
Indoensia itu banyak banget. Hmm hmm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar