Sabtu, 25 Mei 2013

Bayang - Bayang Masa Lalu

Setiap orang pasti memiliki masa lalu yang berkesan dalam hidupnya. Ada yang menyenangkan dan ada juga yang membuat larut dalam kesedihan, atau berujung pada trauma tak berkesudahan.

“i try to spend my time with somebody new
But everyone still remind me of you,”
Sepotong lagu Still Remind Me yang dipopulerkan oleh penyanyi yang sudah berkarier di dunia International, Anggun Cipta Sasmi tersebut mungkin dapat menggambarkan seseorang yang sulit untuk move-on dari masa lalunya.
Mungkin memang mudah mengucapkan kata move-on, tapi bagaimana menjalankannya? Apa semudah mengucapkannya? Apa bisa dalam sekejap mata kita dapat move-on dan melupakan apa yang sudah dijalani?
Ada perkataan pepatah, “Masa lalu biarlah berlalu,” apa semudah itu melupakan masa lalu? Apa semudah itu membiarkan kenangan indah atau sedih di masa lalu berlalu dan tidak memikirkannya lagi?
Gue tersadar sedang dalam posisi itu. Mungkin gue sering berkata “move-on” sama semua temen-temen gue yang masih inget mantannya. Atau mungkin untuk temen gue yang sulit untuk memulai sesuatu yang baru dalam hidupnya.
Nasehatin orang emang gampang banget. Gampang ngomongnya, gampang menghiburnya. Tapi giliran lagi ngalamin, gue bener – bener ngerasa melupakan masa lalu dan move-on itu sulitnya gila-gilaan. Apalagi lupain mantan atau HTS-an yang emang paling meninggalkan bekas mendalam di hati.
Gue teringat kembali sama seseorang yang gue pernah cinta dan gue sayang beberapa bulan lalu sampai akhirnya kita losed contact dan gak berhubungan sama sekali (jangankan telfon atau bbm seperti biasa, apalagi hubungan badan).
Seseorang yang selama ini memberi kesan tersendiri dalam hidup gue setahun terakhir. Gue kangen mesra-mesraan sama dia, kangen gombalan-gombalannya, dan gue kangen sama setiap waktu saat kita ceng-cengan dan ledek-ledekkan becandaan.
Gue juga kangen sama satu hal dari dia, dia selalu mengontrol gue. Mengingatkan setiap waktu sholat untuk sholat, mengingatkan gue untuk jangan terlalu kebablasan saat gue hang-out sama temen-temen gue, dan gue kangen dengan semua nasihat-nasihatnya.
Dia pernah marah besar ke gue gara-gara gue punya habbit yang tidak sesuai dengan kebaikkan menurut pikiran dia. Itulah awal gue dan dia sama-sama menjauh. Terlalu banyak perbedaan antara gue dan dia.
Hal itu bikin gue mikir untuk menjauh dari dia. Hal itu yang membuat gue jadi dingin ke dia. Gue gak mau maksain semua perbedaan persepsi kita untuk menyatukan kita. Gue juga gak mau dia terus memaksakan untuk dapat mengikuti gue (contohnya awalnya dia bukan perokok, seiring waktu berjalan gue sama dia, dia menjadi perokok karena gue adalah seorang perokok).
Namun, saat ini gue harus mengakui betapa merindunya gue akan kehadiran dia. Gue kangen sama setiap kondisi “sweet” yang pernah kita lakukan dulu. Gue juga kangen berada di pelukannya.
Tapi, gue ragu akan hal itu bisa kembali terulang.

1 komentar:

  1. saling berbicara dengan terbuka mungkin bisa sedikit mengatasi perbedaan yang ada. Tidak untuk mencari jalan tengah, tetapi untuk saling memahami masing-masing kondisi. :)
    Keep moving forward ^^

    BalasHapus