Selasa, 28 Mei 2013

Idola Ku

Okay, pengalaman ini bener – bener baru aja gue analisis. Survey informal dari sebuah efek yang ditimbulkan dari adanya banyak ajang pencarian bakat di Indonesia. Ajang yang melahirkan para artis baru yang memiliki talenta handal dalam bernyanyi, menari, atau bakat – bakat luar biasa lainnya.
Berawal dari diadakannya sebuah ajang pencarian bakat bernyanyi yang mengadaptasi ajang pencarian bakat dari Amerika Serikat dan Inggris yang sudah sukses beberapa seasons dan melahirkan penyanyi – penyanyi pendatang baru yang terkenal seantero dunia. Ajang pencari bakat yang menjadikan penyanyi senior dan produser musik internasional bukan hanya sebagai juri, tapi juga merangkap sebagai mentor dari setiap finalist. Ajang pencari bakat yang pernah menjadikan Kylie Minogue, Simon Cowell, Demi Lovato, Nicole Scherzinger, Britney Spears, dan CJ sebagai juri sekaligus mentor dalam ajang pencari bakat tersebut.
Di Indonesia sendiri, ajang tersebut baru pertama kali diadakan. Memang sebelum adanya ajang tersebut ajang – ajang serupa sudah diadakan dan selalu mendapatkan rating tinggi dari pemirsa televisi di Indonesia. Namun, ajang yang kali ini diadakan sangat berbeda dengan ajang – ajang yang pernah diadakan sebelumnya. Juri merangkap sebagai mentor, dan ditambah dengan dijadikannya penyanyi Indonesia yang sudah Go International di benue Eropa menjadi salah salah satu mentor yang tentunya semakin menambah nilai tersendiri acara tersebut.
Singkat cerita, dari penanyangan episode demi episode dari proses audisi, tahap bootcamp, babak group, sampai dengan siaran langsung penampilan 13 finalis yang sudah terpilih oleh dewan juri sangat mendapatkan perhatian dan apresiasi masyarakat. Rating dan minat masyaraakat semakin tinggi terhadap acara tersebut. Bakat – bakat dan penampilan finalist yang memukau, perdebatan antar juri mentor, dan host yang sangat rupawan, adalah beberapa faktor yang membuat acara satu ini menjadi favorite bagi setiap penikmat acara dengan genre seperti itu.
Karakter dari setiap finalist begitu kuat untuk mendapatkan dukungan dan menjadi idola baru dalam industri musik Indonesia. Dari yang memiliki tekhnik vokal yang hebat, aura bintang muda yang akan bersinar kelak, karakter vokal yang berbeda dengan penyanyi – penyanyi yang sudah tenar sebelumnya, sampai dengan karakter kepribadian dari finalist.
Salah satu finalist yang paling mendapatkan sorotan dan perhatian dari masyarakat adalah seorang gadis belia yang masih berusia enambelas tahun, berkerudung, dan memiliki karakter vokal yang sangat khas. Pada tahap awal audisi, video-nya saat menyanyikan lagu Grenade (Bruno Mars) sampai di posting dalam web penyanyi dunia itu. Tingkah laku dan kepolosannya juga menjadikan gadis muda ini sangat disukai oleh banyak orang.
Tidak sedikit yang mendukung perjalanan gadis itu dalam ajang pencari bakat penyanyi pendatang baru yang selain memiliki kemampuan bernyanyi juga mengutamakan faktor X. Dia mendapatkan banyak perhatian bukan hanya dari masyarakat biasa, tapi sampai beberapa artis/penyanyi yang lebih dulu berkarier, produses musik, tokoh keagamaan dan pesantren, sampai tokoh masyarakat yang memiliki peran dalam masyarakat. Hal itu terlihat dari banyak tokoh yang mengomentarinya melalui social media dan juga pada saat gadis itu menerima surat dari beberapa tokoh agama yang meng-support perjalanan kariernya.
Dan sampai akhirnya gadis muda itu menjadi grand finalist dua besar dlaam ajang tersebut. Berbagai pesan bbm dari teman, saudara, dan kerabat mendadak mampir ke ponsel gue. Bukan broadcast lagi, tapi benar – benar personal message yang mengajak dan menyuruh gue untuk memberikan sms dukungan untuk gadis muda itu.
Gue sempet shock banget saat itu. Gak menyangka aja tante, om, dan saudara lainnya sampai fanatic sama ajang pencari bakat satu ini. Gue akhirnya membalas basa – basi mengiyakan untuk memberikan dukungan. Padahal sih yaa boro – boro gue minat sms, orang satu sms dukungan langsung dipotong pulsa Rp 2000,-.
Well, akhirnya gadis itu menang menjadi juara pertama dalam musim pertama ajang tersebut. Kemenangannya mendapatkan pro dan kontra dari masyarakat. Hal itu dapat kita lihat dari berbagai social media seperti twitter dan facebook. Efek yang sangat besar dan dirasakan sama hal nya dengan efek yang ditimbulkan dalam Pilkada atau Pemilu.
Cemoohan, pujian, support, dan makian menjadi warna –warni update setiap masyarakat yang memiliki akun twitter dalam setiap update yang mereka tweet. Sungguh efek yang dirasakan dan dapat dianalisa dari adanya ajang pencari bakat dan melahirkan idola baru.
Bahkan tidak sedikit orang yang mungkin sama dengan Om gue. Dia sampai membeli beberapa nomer perdana guna mendukung idolanya, gadis berhijab itu dalam ajang tersebut. Sms, dukungan, dan doa senantiasa dilakukan olehnya untuk kemenangan sang idola. Tentu saja karena pemilihan siapa yang mendapatkan juara itu diperoleh dari perolehan sms dukungan dari fans dan pemirsa.
Dan gue akhirnya menganalisa kalau ajang pencari bakat yang mengcetak idola baru tersebut menimbulkan efek psikologis dari komunikan media televisi. Rasa kedekatan secara emosional dengan idolanya, rasa harus mendukung idolanya dengan berbagai jalan, dan tentunya rasa kepuasan tersendiri kalau idolanya bisa menang dalam ajang pencetak idola baru yang mereka ikuti.
Hal ini tentu saja menjadi hal yang sudah sangat lumrah. Dan cenderung dinilai sebagai hal yang sudah biasa. Media televisi menjadi salah satu yang paling memiliki power influenced yang paling kuat dibandingkan dengan media – media lainnya.
Lalu apakah hal tersebut akan selalu terjadi dalam setiap ajang pencari bakat menyanyi dan mencetak idola baru kedepannya?

1 komentar:

  1. Faktor X kemarin kayanya adalah hasil dari rembukan penyelenggara deh, gak pure sms pemirsa. Tapi apapun hasilnya saya menikmati musik indonesia. hehe *langsung myamber*
    Salam kenal ^^,

    BalasHapus