Minggu, 09 Juni 2013

Apa Arti Kedewasaan?

Apa sih definisi dari sebuah kedewasaan? Apa cuma mengenai usia yang diatas 18 tahun? Atau lebih mengenai cara berperilaku dan berfikir lalu diserasikan dengan pertambahan usia? Atau kedewasaan hanyalah diukur dengan keadaan setelah menstruasi atau mimpi basah? Atau mungkin kedewasaan diukur dari bijaknya kita dalam menghadapi suatu masalah? Atau kedewasaan adalah bagian dari diri kita yang dapat berpikir jernih saat kita merasa kesal?

Di usia gue yang sudah kepala dua gue masih belum menemukan makna dibalik kedewasaan. Gue masih bingung. Apa mungkin kedewasaan itu diukur saat kita merasa dikecewakan sama orang lain dan harus tetap berbaik hati pada orang itu dan menahan emosi yang meledak – ledak? Jujur gue masih absurd mengenai arti sebuah kedewasaan itu sendiri.
Pernah ada yang mengatakan ke gue kalau sebuah kedewasaan itu diukur dari bisa atau tidaknya kita menahan emosi di social media. Ada juga yang mengatakan kedewasaan itu adalah saat kedewasaan diukur dari bisa atau tidaknya kita berpikiran jernih walaupun mendapat banyak cobaan dan masalah.
Gue merasa aneh dengan orang yang kadang menuntut kedewasaan dari orang lain. Mereka seolah – olah menasehati kita untuk tetap tabah dalam menghadapi berbagai masalah; entah itu dikecewakan orang lain; atau masalah – masalah yang dapat membawa kita larut dalam pikiran.
Apa dengan tuntutan untuk menjadi seorang yang dewasa kita tidak boleh menangis maksudnya? Atau maksud dari kita harus menjadi dewasa kita tidak boleh marah dengan keadaan apapun walaupun kita merasa kesal, merasa amat diremehkan, merasa sudah tidak tahan? Atau mungkin juga dengan tuntutan kedewasaan kita harus menahan diri dan tetap tersenyum dan berakting seolah baik – baik saja?
Kekecewaan membawa kita larut dalam emosi. Hasil dari berbagai emosi itu dapat nangis ataupun marah. Dan di era seperti sekarang ini, tangisan dan amarah seolah memiliki media baru untuk melepasnya; social media seperti twitter, facebook, atau lainnya. Banyak orang yang menyalurkan berbagai jenis emosinya pada media – media baru tersebut. Namun, apa reaksinya?
Apakah kita dianggap sebagai orang yang tidak dewasa setelah menyalurkannya melalui social media? Apakah kita dianggap terlalu kekanak – kanakkan saat kita melakukan hal tersebut? Walaupun, dalam dunia nyata kita berperilaku seperti identik dengan kedewasaan dan ditambah dengan usia yang diperhitungkan dewasa, setelah menyalurkan hal tersebut kita akan dianggap tidak dewasa?
Lalu apa itu definisi dari kedewasaan yang haqiqi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar