Sabtu, 09 Februari 2013

Cerpen Cinta; Mia dan Kesendiriannya

Gue mau cerita dikit mengenai Mia.

Mia, 21 tahun, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Menarik, perfectionist, dan selalu bersemangat dalam menjalani aktifitasnya, begitu pendapat gue dan teman-teman lainnya. Tapi Mia juga anak yang manis dan humble dalam pergaulan, makanya Mia punya banyak teman dekat, bahkan punya banyak penggemar.

Beberapa bulan ini Mia yang aktif dalam organisasi di kampus dan mengikuti kompetisi-kompetisi lagi dibuat pusing dengan banyaknya masalah yang dia hadapin. Gak Cuma masalah tempatnya berorganisasi, masalah teman, tapi juga masalah percintaan (kayaknya ini yang cukup mendominasi pikiran Mia, maklum tills umurnya masih muda).

Cinta, ya kisah percintaannya. Mia kurang lebih udah dua tahun ini menjomblo karena diputusin sama mantannya dengan alasan yang cukup logis buat dia. Tapi dia tetap saja santai menjalaninya, karena Mia berpikir memang mantan pacarnya itu saja yang bodoh dan tidak bisa berpikir objective.

Tapi jangan sedih! Walaupun udah dua tahun lebih menjomblo, Mia banyak yang menyukai. Ada yang mengatakan langsung, ada yang menggunakan modus perkuliahan sebagai pendekatan-pendekatan, ada yang meng-update twitter dengan kode perasaannya kepada Mia, ada yang modus dengan menawarkan diri untuk bisa mengantar pulang Mia, dan berbagai cara lainnya. Bahkan ada beberapa orang yang sama-sama mendekati Mia padahal orang-orang itu berkawan dekat.

Mia tidak pernah merasa dirinya menjadi primadona. Mia tidak pernah mau memanfaatkan keadaan yang seperti ini. Mia juga tidak pernah memanfaatkan orang-orang itu untuk memenuhi kemauannya. Mia tetap pada pendiriannya untuk tetap menganggap mereka sebagai teman. Ya, hanya teman.

Salah satu diantara mereka sempat mengirimkan pesan via bbm, dengan tulisan, “Aku tidak meminta kamu untuk jadi pacar aku sekarang, tapi aku berharap kamu akan menjadi calon istri-ku kelak,” tentu Mia kaget membaca tulisan tersebut dan tidak bisa berkata apa-apa.

Ada juga yang selalu menuliskan update twitter-nya untuk Mia dengan tulisan-tulisan romantis dan menyentuh kalbu. Dengan berbagai hashtag yang memang disadari oleh teman-temannya Mia kalau update-update tersebut ditujukan kepada Mia. Mereka pernah membuat Mia sampai merasa “awkward”; pernah Mia merasa lucu sendiri, terkaget, bahkan Mia pernah merasa muak dengan perilaku orang-orang itu. Karena beberapa cara pendekatan mereka membuat Mia sempat menjadi bulan-bulanan di social media twitter. Mia sempat merasa muak, sangat muak dengan perilaku orang-orang yang menyukainya.

Perasaannya selalu dicurahkan kepada teman-teman dekatnya, “Gue udah muak! Gue harus punya pacar biar gak lagi-lagi kaya gini!” Namun, ada salah seorang dari mereka yang membuat Mia cukup tersentuh. Dia bernama Tian. Tian sosok cowok yang cukup perhatian pada Mia, selalu dapat membuat Mia tertawa dan merasa nyaman.

Tian pernah mengatakan langsung mengenai perasaannya kepada Mia, namun ketika Mia ingin menjawab perasaan itu Tian malah berkata, “Aku Gak Butuh Jawaban!” dan pergi dari hadapan Mia.

Memang Tian berbeda keyakinan dengan Mia. Mungkin ini juga yang menjadi keragu-raguan diantara mereka untuk mencoba memulai hubungan, apalagi Tian mengetahui banyak dari kawan-kawannya yang juga menyukai Mia dan melakukan pendekatan. Mia sempat resah dan sangat dibuat stress dengan apa yang dialaminya saat ini.

Namun, dia juga tidak dapat mengambil keputusan. Bagi Mia, dia tidak ingin menerima salah seorang diantara mereka kalau nantinya akan menyakiti dirinya sendiri. Mia juga tidak dapat dengan tegas terhadap mereka karena tidak mau menyakiti hati siapapun, dan Mia juga tidak dapat melakukan sebuah hubungan apabila menyakiti dan menambah masalah orang-orang disekitarnya. Mungkin bagi Mia, sendiri lebih baik. Walaupun kesepian dan keserahan selalu menghampirinya setiap saat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar