Rabu, 06 Februari 2013

The Dreamboy Is......

”Listen, I am alone at a crossroads
I'm not at home in my own home
And I've tried and tried to say what's on mind
You should have known
Oh, now I'm done believing you
You don't know what I'm feeling
I'm more than what you made of me
I followed the voice you gave to me
But now I've gotta find my own
I don't know where I belong
But I'll be moving on If you don't, if you won't”

Sepenggal lirik lagu Listen by Beyonce Knowles sangat menginspirasi perjalanan hidup gue. Dari mulai gue memiliki cita-cita, berusaha untuk menggapai segala impian gue, bahkan sampai gue hampir mencapai semua mimpi gue sekarang. Tidak bisa diungkiri setiap orang memiliki potensi (baik sadar maupun tidak sadar) dan bakat yang khas.

Tentunya dalam meningkatkan kapabilitas dan potensi tersebut kita butuh role model atau mentor untuk membantu mengembangkannya. Oke, sekarang gue mau sharing singkat mengenai perjalanan gue menemukan cita-cita sampai bekerja sesuai dengan passion gue. Passion gue yang pertama adalah MC, dan pekerjaan ini gue mulai sejak 6tahun lalu. Gue terinspirasi dari Sarah Sechan ketika dia jadi VJ MTV (dan gue masih TK – SD udah nonton doi). Untuk jadi MC sendiri gue beberapa kali (hampir sering) gak dibayar, Cuma dibayar dengan ucapan terimakasih, dan sampe akhirnya gue punya rates sendiri (walaupun masih murah masih aja lho ada yang nego eeerrrgghhhh).

Passion gue lainnya adalah ketertarikkan gue dalam Public Relations Industry (udah gue ceritain di postingan gue yang lama “Found the Public Relations in Mine”). Untuk nemuin passion itu gue dibantu sama seorang yang gue anggap sebagai mentor dan gue percaya setiap kata-kata dan pendapatnya. Untuk memperdalam mengenai PR gue dulu kekeh untuk bias magang di Consultant PR Agency, and lucky I am.jujur, gue dulu memang ngeluh banget karna emang jam kerja agency PR dan pressure nya kenceng.

Tapi sekarang gue bersyukur banget karena memang gue ngerasa pengalaman dan tekanan disana lah yang menggojrok mental dan meningkatkan kapabilitas gue. Dari detail mengenai media relations, as a consultant, and account executive.

Singkatnya setelah magang gue tidak pernah sekalipun merasa gue adalah orang yg expert, atau sok pintar depan teman-teman gue. Tapi rupanya banyak yang salah mengartikan ketika gue sharing, enggak teman, maupun orang yang gue anggap mentor. Memang kita butuh kritik dan saran, tapi kita juga harus bijak donk untuk selektif menerima saran dan kritik apa yang harus kita terima. Memang tanpa beliau gue tidak akan menjadi sekarang ini, tapi apabila gue selalu dipojokkan dan mendapat kritik terlalu pedas den cenderung menyinggung perasaan, wajar donk gue untuk melangkah sendiri. Sesuai dengan lyric lagu Listen, “And I've tried and tried to say what's on mind, You should have known. Now I'm done believing you. You don't know what I'm feeling. I'm more than what you made of me. I followed the voice you think gave to me. But now I've gotta find my own.”

Gue mengpersepsikan makna lyric lagu tersebut sebagai: “Kamu memang sudah membantu gue menemukan potensi dan membantu saya mengembangkan potensi gue. Tapi apabila gue terus dikontrol dan tidak bisa menjadi diri gue sendiri dan melakukan apapun dengan apa yang gue anggap benar, gue akan tetap pada persepsi dan pemikiran gue.” Gue berterimakasih banget sama role model atau mentor gue itu, tapi gue juga gak bisa mengungkiri (bukannya sok pintar), gue sering berbeda jalan pikiran dan persepsi. Gue sempet kehilangan kepercayaan diri karenanya juga. Tapi sampai sekarang orang itu tetap menjadi salah satu orang yang paling gue sayang dan paling berjasa dalam hidup gue.

Sampai akhirnya gue memutuskan saat ini gue akan tetap focus menjalani dan menggapai cita-cita gue sesuai dengan passion gue. Walaupun gue tau ada kontra dalam setiap langkah yang gue mau lakukan. Tapi gue tetep gak akan menyerah. Jatuh bangun sudah gue rasakan. Dan sekarang waktunya gue untuk membuktikan setiap mimpi dan cita-cita gue bakalan jadi kenyataan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar